by

Gelegar Suara Suku Moni, Meriahkan Semarak Sumpah Pemuda di Intan Jaya Papua

KOPI, Intan Jaya – Lain dulu, lain sekarang. Hadirnya prajurit Kostrad dari Karawang di Intan Jaya, telah menghapus label Intan Jaya sebagai sarang KST, Jumat (28/10/22). Kemeriahan Semarak Sumpah Pemuda di Intan Jaya, yang dipusatkan di Pos Kodim Persiapan (Koper) Satgas YPR 305/Tengkorak di luar perkiraan kebanyakan orang.

Seluruh aparat TNI-POLRI yang dikomandoi oleh Letkol Inf Ardiansyah, si Raja Aibon Kogila melebur dengan masyarakat Intan Jaya, meneriakkan tiga butir Sumpah Pemuda. Orang tua, pemuda, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat dan anak-anak sekolah, memenuhi area percontohan program Ketahanan Pangan yang disiapkan oleh para Ksatria Tengkorak.

Bukan hanya orang di sekitar Pos Koper yang hadir, namun hampir semua perwakilan Kampung di Intan Jaya, datang memeriahkan acara peringatan “Hari Sumpah Pemuda”. “Ini di luar perkiraan kami. Mereka datang dari Kampung Pesiga, Puyagiya, Bilogai, Wandoga, Jalai, Bulapa, Galunggama, Mimitapa, Yokatapa, Holomama dan Mamba,” terang Raja Aibon Kogila.

Raja Aibon melanjutkan, “Saat lihat tenda penuh, kursi di luar tenda juga penuh, kami malah takut makanan nggak cukup. Soalnya kami hanya menyediakan makan siang untuk 250 orang.”

Serda Nursalim memandu acara didampingi oleh Ham Sondegau sebagai transfer dari bahasa Indonesia ke bahasa Moni. Ham Sondegau, pemuda Kampung Wandoga siswa kelas 3 SMU Sugapa menerjemahkan setiap ucapan Nursalim maupun Raja Aibon Kogila ke bahasa Moni agar semua yang disampaikan dimengerti.

Semua yang hadir mengikuti acara dengan tertib. Sesekali, setelah Ham Sondegau mengulangi ucapan Raja Aibon, semua yang duduk di tenda dan luar tenda bertepuk tangan. Terpancar dari wajah warga Intan Jaya rasa tenang dan nyaman saat berada bersama-sama prajurit TNI dan Polri.

“Hari ini, kita semuanya muda. Dari anak-anak sampai dengan orang tua, hari ini semuanya berumur 20 tahun, karena hari ini adalah harinya pemuda,” teriak Raja Aibon diikuti oleh tepuk tangan dan tawa semua yang hadir.

Ketika Ham Sondegau mengulangi lagi kalimat Raja Aibon dengan bahasa Moni, kembali semuanya tertawa riuh. “Kami semua, TNI-POLRI datang ke sini, Intan Jaya, untuk membantu masyarakat. Agar Intan Jaya damai, aman, tidak ada kacau-kacau. Ini saya Raja Aibon Kogila. Kalau ada yang mau buat kacau-kacau, lapor Raja Aibon. Dari ujung Titigi sampai Bilogai, semua harus aman. Biar Bapa-Bapa bisa tenang, bisa berkebun, bercocok tanam, Mama-mama bisa berjualan, anak-anak bisa bersekolah. Setuju…?” teriak Raja Aibon disambut teriakan “Setujuuuu” oleh semua orang.

Sebelum pengucapan Sumpah Pemuda yang dipimpin oleh Ham Sondegau, semua yang berada di tenda diminta untuk keluar tenda, berdiri di sekitar tambak dan di lahan kebun yang akan ditanami jagung.

“Saya tidak hafal Bapa,” bisik Ham Sondegau kepada Raja Aibon.

“Itu kan anak tinggal baca toh. Itu tulisan besar-besar di depan. Anak baca teriak, nanti semua ikut teriak. Jangan lupa berhenti sebentar di koma koma,” kata Raja Aibon kepada Ham Sondegau.

Pengucapan Sumpah Pemuda oleh masyarakat Intan Jaya bersama dengan TNI dan Polri berlangsung hikmat, meriah dan menggelegar. Semua yang hadir berteriak keras-keras mengikuti setiap ucapan Ham Sondegau.

“Tepuk tangan semua,” perintah Ham Sondegau setelah ketiga butir Sumpah Pemuda selesai diucapkan.

“Luar biasa bang. Kalau seperti ini terus, bisa-bisa makin ramai Intan Jaya. Sekarang, semenjak abang di sini, kelihatan banget perubahannya,” kata AKBP Christian Kadang, Dansatgas Brimob Damai Cartenz kepada Raja Aibon saat berbincang bersama Wakapolres, Kabakops dan beberapa Perwira TNI-POLRI lainnya.

Acara kemudian diakhiri dengan makan siang, putar kopi, makan pinang sirih dan bakar rokok. Sebelumnya, Dansatgas YPR 305/Tengkorak menyampaikan bahwa jika ada anak-anak Intan Jaya yang sekolah SMA dan mau jadi Tentara Polisi, dipersilahkan untuk datang ke Pos-pos.

“Nanti, di Pos kita latihan sama-sama, diperiksa oleh dokter, dilatih oleh Bapa-Bapa biar siap nanti tesnya,” terang Letkol Inf Ardiansyah kepada masyarakat yang kemudian disampaikan kembali dengan bahasa Moni oleh Ham Sondegau.

Semua gembira. Semua bahagia. Intan Jaya sekarang bukan yang dulu lagi. Semuanya bersatu, bertekad bersama menjaga keutuhan NKRI. (DJ/Penerangan YPR 305)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA