by

KATURA Destinasi Wisata dan Tempat Belajar Batik di Kota Cirebon, Jawa Barat

KOPI, Cirebon – Kawasan Batik Trusmi merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Kota Cirebon, Jawa Barat. Tempat ini merupakan sentra batik terbesar di Cirebon, terdapat berbagai jenis motif atau pola batik yang diperlihatkan. Banyak wisatawan yang datang ke kawasan ini untuk sekedar melihat, membeli atau belajar membatik.

Di kawasan ini terdapat pusat perbelanjaan yang sangat terkenal yaitu BT Batik Trusmi. Tempat ini tidak terlalu jauh dari gapura besar yang menandakan bahwa wisatawan sudah berada di kawasan Batik Trusmi. Pusat perbelanjaan ini besar, menjual aneka ragam motif batik dan aneka ragam kain, baju, mainan hingga aksesoris. Motif yang ada disni yaitu Mega Mendung karena motif ini menjadi ciri khas batik dari Cirebon.

Kawasan Batik Trusmi sangat ramai wisatawan hampir di setiap toko yang ada di sana ramai pengunjung. Namun, sejak pandemi Covid 19 datang wilayah ini jadi sepi wisatawan karena peraturan dari pemerintah untuk tidak beraktivitas di luar rumah dan untuk tidak mendekatkan diri pada kerumunan.

Selama Covid 19 sangat memberikan dampak bagi warga sekitar seperti toko-toko yang awalnya ramai pengunjung jadi tidak ada pengunjung bahkan banyak toko yang akhirnya gulung tikar. Bukan hanya toko batik saja tapi pasar juga sepi. Warga sekitar hanya bisa berharap bahwa kampung yang mereka tinggali bisa ramai wisatawan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Apabila wisatawan ingin mengeksplorasi lebih dalam dari kawasan ini maka akan menemukan banyaknya rumah industri pembuatan batik. Ketika ingin mengeksplorasi kawasan, wisatawan tidak perlu bingung dengan sarana transportasinya, karena bisa diakses menggunakan mobil, motor ataupun becak, wisatawan juga harus berhati-hati karena terdapat jalanan yang rusak. Berhati-hati supaya wisatawan ataupun warga setempat tetap selamat.

Ketika wisatawan datang ke Batik Trusmi, warga setempat akan menyambut dengan baik, ramah, tidak lupa dengan senyuman. Apabila wisatawan tidak tahu ingin mengunjungi rumah industri karena banyak, warga setempat dengan baiknya memberikan informasi bahkan memberikan rekomendasi kepada wisatawan harus mengunjungi rumah industri atau toko yang mana.

Rekomendasi dari salah satu warga setempat yaitu rumah industri Katura.

Nama rumah industri Katura diambil dari nama pendiri tempat ini yakni Bapak Katura. Pak Katura mengatakan bahwa nama dari rumah industri Katura juga memiliki makna.

“Kebetulan saja orang tua kasih nama Katura dan teman-teman tanya ‘apa sih Katura?’. K artinya kerajinan, A artinya asri, T artinya Trusmi, U artinya untuk, RA artinya rakyat. Jadi KATURA artinya kerajinan asri Trusmi untuk rakyat,” ujar Katura.

Katura memberitahu bahwa di rumah industrinya waktu itu ada tiga puluh orang pengrajin namun sekarang meminimalkan menjadi dua puluh orang saja, karena efek pandemi Covid 19. Pengrajin di rumah industri ini didominasi oleh kalangan ibu-ibu. Ketika ditanya kenapa tidak ada remaja. Katura menjelaskan bahwa “Remaja mah ada, kalau mau,” ujarnya.

“Belajar membatik itu saya tidak mencari orang yang berbakat tapi pengennya orang yang berminat. Batik itu kan ilmu kelihatan yang bisa dipelajari, asal berminat semua pasti bisa. Kalau cari yang berbakat tapi malas kan sama saja,” ujar Katura.

Katura menjelaskan bahwa ada dua gambar motif batik yang biasa digunakan yaitu motif pesisiran dan motif keraton. Batik dengan gambar pesisiran biasanya digunakan untuk wilayah yang berdekatan dengan pesisiran (wilayah pesisir), batik dengan gambar keraton biasanya digunakan untuk wilayah yang memiliki keraton/kerajaan.

Rumah industri Katura ini tidak hanya dikunjungi untuk melihat prestasi yang ada atau belajar membatik tetapi disini juga bisa mendengarkan cerita atau mendapatkan ilmu dari pemilik rumah industri ini. Rumah industri Katura mempunyai konsumen tetap dari Negara Jepang. Rumah industri ini juga sudah beberapa kali memamerkan hasil karyanya atau mengikuti lomba.

Katura mengatakan bahwa pada masa pandemi rumah industrinya berpotensi bubar. Tetapi Katura masih memikirkan nasib pengrajin apabila rumah industri ini tutup. Katura memiliki hati yang baik kepada sesama.

Pengrajin batik yang bekerja di Katura sangat berterima kasih kepada pemilik rumah industri karena masih memberikan mereka pekerjaan pada masa pandemi seperti sekarang. Apabila Katura bubar para pengrajin tidak tahu untuk bekerja dimana, karena seperti yang diketahui bahwa masa pandemi mencari kerja itu susah bahkan pegawai kantoran juga merasakannya. (Devi)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA