by

Batako Ecobrick SMPN 23 Pekanbaru Solusi Penyelamatan Lingkungan

Batako Ecobrick SMPN 23 Pekanbaru Solusi Penyelamatan Lingkungan

PEKANBARU.Pewarta Indonesia-pemanfaatan limbah plastik menjadi barang-barang bermanfaat di SMPN 23 Pekanbaru telah mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Bahkan sudah dikunjungi pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan dalam waktu dekat Kementerian Lingkungan Hidup RI akan berkunjung dan melihat secara langsung keberhasilan pihak SMPN 23 dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi eco brick.

“Ya, sebenarnya bukan hanya batako ecobrick yang kita hasilkan, tetapi juga limbah plastik ini bisa disulap menjadi kursi, meja, pot bunga dan jenis-jenis lainnya,” ujar Kepala SMPN 23 Pekanbaru, Dr. Edi Suhendri, M.Si saat berbincang-bincang dengan media ini Selasa (20/9/2022) di kantornya.

Lebih jauh ia menjelaskan, ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological. Ecobrick ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

“Jadi, dengan ecobrick, sampah-sampah plastik ini akan tersimpan di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, atau pun ditimbun. Nah, untuk pembuatan batakonya sendiri, botol-botol yang sudah terisi plastik secara padat dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk silinder atau pun persegi kemudian dilapisi dengan adukan semen dan pasir (campuran mortar), ” ungkap Doktor bidang Lingkungan ini.

Ia menjamin kekuatan batako ecobrick yang digagasnya tidak kalah dengan batu bata konvensional. Bahkan, kekakuatan batako ekobrick ini bisa digunakan untuk bangunan hingga tiga lantai vertikal dan sudah diuji di laboratorius Dinas PUPR.

“Dan kekuatannya setara dengan baru bata kelas satu,” katanya.

“Batako ecobrick ini sudah diaplikasikan menjadi bangunan Gazebo dan Taman Literasi di SMPN 23 Pekanbaru. Nah, kita berharap ini bisa mengedukasi semua pihak, sekolah-sekolah lain di Indonesia, khususnya di Kota Pekanbaru,” ujar Edi yang juga selaku pemerhati lingkungan ini..

Beliau juga menjelaskan bahwa, program ecobrick ini sudah dijalankan selama 2 tahun yang lalu dan sudah dimuat didalam Kurikulum, yang termasuk dalam kompotensi ketrampilan tentang pemanfaat limbah plastik.

“Semua kegiatan ini dimotori oleh anak-anak OSIS. Jadi kita berharap anak-anak SMPN 23 Pekanbaru menjadi agen dan menjadi duta-duta lingkungan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sampah plastik ini kalau tidak di kelola dengan baik maka bisa mendatangkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan seperti menyebabkan kanker paru-paru, dll,” jelasnya.

Menurut beliau selaku pemerhati lingkungan, bata konvensional banyak menyebabkan kerusakan lingkungan seperti penggerusan top soil (pengikisan lapiran kesuburan tanah) degradasi hutan, dan pencemaran udara.

“Kedepannya batako ecobrick diharapkan dapat mengurangi penggunaan bata konvensional, atau paling tidak dapat mengurangi degradasi lingkungan yang diakibatkan bata konfensional,” ujarnya diakhir pembicaraan. (rls)(AS)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA