by

Setelah Jalani 5 Bulan Penjara, Wilson Lalengke Bebas Melalui Program Asimilasi

KOPI, Lampung – Setelah lima bulan menjalani masa hukuman penjara, Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A., bersama dua rekannya Edi Suryadi dan Sunarso, akhirnya bisa menghirup udara bebas. Kebebasan Wilson dari Rutan Kelas I Bandar Lampung tersebut diperoleh melalui program Asimilasi di Rumah (Asrum), Kamis (11/8/22) pagi.

Dalam jumpa pers di Kantor Sekretariat FPII beralamat di Jalan Pulo Tengah, Provinsi Lampung, Wilson Lalengke menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT, karena pada siang hari ini sudah bisa berkumpul kembali di tengah keluarga dan rekan-rekan semua. “Syukur alhamdulilah, pada hari ini Kamis (11/8/22), saya Wilson Lalengke Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) sudah berada di tengah keluarga dan kawan-kawan semua,” tuturnya.

Lanjutnya, hal ini patut disyukuri sebagai suatu anugerah dari Allah SWT kepada kita semua. “Pada hari ini saya bersama Pak Edi dan Pak Sunarso yang beberapa bulan lalu divonis oleh Pengadilan Negeri Sukadana karena kasus perobohan papan bunga di Polres Lampung Timur, saat ini telah dibebaskan,” jelasnya.

Untuk Pak Edi dan Pak Sunarso telah bebas pada Rabu (10/8/22) kemarin, setelah menjalani hukuman pas lima bulan, sehingga berstatus bebas murni. Namun berbeda dengan saya yang divonis 9 bulan oleh Hakim PN Sukadana, hari ini dibebaskan melalui asimilasi di rumah (Asrum).

Foto: Wilson Lalengke didampingi istri dan rekan-rekan saat bebas dari Rutan Way Hui Bandar Lampung

Wilson menyampaikan bahwa dalam program Asrum tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi di antaranya: telah menjalani hukuman lebih dari setengah masa putusan dan ada penjamin. Dalam hal ini, Wilson mengucapkan terima kasih kepada Aminuddin selaku Ketua Setwil Forum Pers Independen Indonesia Provinsi Lampung, yang telah bersedia menjamin dirinya sehingga bisa bebas pada hari ini.

“Terima kasih kepada Bang Aminuddin dan Bunda Kasihati dari FPII yang telah mendukung penuh selama proses hukum yang saya hadapi, semoga mendapat berkah dan limpahan rahmat dari Allah SWT,” ucap Wilson.

Lalu, lanjut Wilson, dia juga menyampaikan terima kasih untuk keluarga dan rekan-rekan PPWI di seluruh nusantara serta organisasi-organisasi wartawan dan pewarta warga yang mendukung maupun berseberangan agar tetap solid dalam menghadapi masalah yang dialami. “Saya menjalani semua ini dengan ikhlas dan sepenuh hati, karena saya ingin belajar banyak hal dari proses hukum baik kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan dan di tahanan,” sebutnya.

Wilson mengimbau kepada setiap wartawan dan pewarta warga di seluruh Indonesia untuk menjadikan hal ini sebagai resiko perjuangan dan sumber pembelajaran karena pers adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam proses berbangsa dan bernegara.

“Pers berfungsi sebagai penggerak peningkatan demokrasi, kebudayaan dan peradaban suatu bangsa. Maka saya mengimbau agar kita semua tetap semangat dalam membangun bangsa dan negara melalui kerja-kerja jurnalisme yang selama ini kita geluti,” tegasnya.

Menurutnya, apapun resikonya, inilah sebuah perjuangan untuk masyarakat. Maka jangan berkecil hati apalagi trauma dengan apa yang menimpa dirinya dan kawan-kawan.

“Dipenjara itu seperti kita sedang rekreasi. Penjara bukan tempat menakutkan, namun sebagai tempat pendidikan kehidupan bagi semua. Tetap jaga kekompakan dan solidaritas kita!” tandasnya. (DJ/NJK)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA