by

Model Konstituensi Perwakilan dalam Demokrasi Singapura

-Berita-638 views

Daerah pemilihan (DAPIL) adalah wilayah yang ditentukan secara geografis di mana para pemilih memilih seorang wakil (atau wakil-wakil, dalam suatu daerah pemilihan dengan banyak anggota) ke badan legislatif seperti parlemen.

Konstituensi perwakilan kelompok (Group Representation Constituency – GRC) adalah jenis divisi elektoral atau daerah pemilihan di Singapura di mana tim kandidat, alih-alih kandidat individu, bersaing untuk dipilih menjadi anggota Parlemen sebagai Anggota Parlemen untuk konstituensi. Pemerintah menyatakan bahwa skema GRC terutama diterapkan untuk mengabadikan perwakilan minoritas di Parlemen: setidaknya salah satu anggota parlemen di GRC harus menjadi anggota komunitas Melayu, India, atau minoritas lain di Singapura. Selain itu, ekonomis bagi dewan kota, yang mengelola kawasan perumahan umum, untuk menangani konstituen yang lebih besar.

Skema GRC mulai berlaku pada 1 Juni 1988. Sebelum tanggal itu, semua daerah pemilihan adalah Konstituensi Anggota Tunggal (Single Member Constituencies – SMC). Sekarang, Undang-Undang Pemilihan Parlemen (Parliamentary Elections Act – PEA) menyatakan bahwa harus ada setidaknya delapan SMC, dan jumlah anggota parlemen yang akan dikembalikan oleh semua GRC tidak boleh kurang dari seperempat jumlah anggota parlemen. Dalam parameter tersebut, jumlah total SMC dan GRC di Singapura dan batas-batasnya tidak ditetapkan tetapi diputuskan oleh Kabinet, dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Komite Peninjau Batasan Pemilihan.

Sesuai Konstitusi dan PEA, harus ada antara tiga dan enam anggota parlemen di GRC. Jumlah anggota parlemen di setiap GRC diumumkan oleh Presiden atas arahan Kabinet sebelum pemilihan umum. Untuk keperluan pemilihan umum 2020, ada 14 SMC dan 17 GRC, masing-masing mengembalikan empat atau lima anggota parlemen.

Kritikus tidak setuju dengan pembenaran pemerintah untuk memperkenalkan skema GRC, mencatat bahwa proporsi anggota parlemen minoritas per GRC telah menurun dengan munculnya GRC lima anggota dan enam anggota. Dengan memiliki tim kandidat yang mencalonkan diri untuk pemilihan GRC yang dipimpin oleh politisi senior, Partai Aksi Rakyat yang berkuasa juga menggunakan GRC sebagai sarana untuk membawa kandidat pertama kali ke Parlemen. Selain itu, skema GRC juga dikatakan merugikan partai oposisi karena lebih sulit bagi mereka untuk menemukan kandidat yang cukup untuk memperebutkan GRC.

Lebih lanjut dikatakan bahwa skema GRC berarti bahwa pemilih memiliki hak suara yang tidak setara, melemahkan hubungan antara pemilih dan anggota parlemen, dan membudayakan rasialisme dalam politik Singapura.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA