by

Perayaan Tumpek Wariga Dipusatkan di Jembrana, Bupati Tamba: Mari jaga Alam

KOPI, Jembrana – Perayaan Tumpek Wariga tingkat provinsi Bali dipusatkan di  Pokdarwis Mantu Cager Kawasan Alas Wayah Benel Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu (14/5/2022). Perayaan dengan upacara Wana Kerthi sebagai wujud syukur untuk memulikan tumbuh-tumbuhan atas berkah dan penghidupan yang diberikan demi kesejahteraan umat manusia. 

Peringatan tersebut dipimpin langsung Gubernur Bali, I Wayan Koster didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Dan hadir pula di lokasi, Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama; Kapolda Bali, Irjen. Pol. Putu Jayan Danu Putra; Sekda provinsi Bali, Dewa Made Indra serta Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi. 

Prosesi dipimpin oleh Ida Shrii Bhagawan Putra Natha Bawa Wangsa Pemayun, dirangkaiakan dengan persembahyangan bersama bertempat di Pura Pegubugan. Sebelumnya, gubernur bersama sama masyarakat kelompok tani hutan sempat menanam pohon durian, sawo serta cempaka di areal hutan Benel. Selain itu juga dilaksanakan penebaran ikan di sungai Benel. 

Lanjutnya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba, memberikan apresiasi atas dipilihnya kawasan benel Manistutu Jembrana dalam perayaan Hari Tumpek Wariga oleh Pemerintah Provinsi Bali kali ini. Bupati menyebut bahwa Pelaksanaan Tumpek Wariga ini digelar sesuai  dengan instruksi Gubernur Bali tentang tata-titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal sad kerthi dalam Bali era baru.

“Peringatan ini mengajak kita untuk lebih memuliakan tanaman beserta lingkungan hidupnya. Menjaga dengan baik, apa yang sudah alam berikan kepada kita. Kami mewakili Pemerintah Kabupaten Jembrana mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan tentunya kami sangat mengapresiasi program Bapak Gubernur Bali,” ujar Bupati Tamba.

Bupati Tamba mengajak Kelompok Tani (KTH), masyarakat Desa adat Manistutu, Desa Berambang dan Desa Kaliakah bersama sama merawat hutan Jembrana.

“Mari rawat hutan kita dengan mencegah  pembabatan hutan sembarangan. Manfaatkan lahan yang sudah disediakan pemerintah dengan tanaman buah yang produktif dan menghasilkan,“ ajak Bupati Tamba.

Lebih lanjut, Bupati Tamba mengharapkan perayaan Tumpek Wariga ini sebagai momentum untuk mencintai lingkungan. “Dihari yang suci ini kita mengucapkan syukur dan penghormatan pada Sang Hyang Sangkara manifestasi Tuhan sebagai Dewa tumbuh-tumbuhan,  sehingga melalui perayaan Tumpek Wariga ini memberi isyarat dan makna kepada kita semua untuk selalu mengasihi dan menyayangi alam serta lingkungan yang telah menopang hidup manusia,” harap Bupati Tamba.

Sementara Gubernur Bali I Wayan Koster, seusai menyerahkan tanaman bibit kepada kelompok tani hutan se-Jembrana mengatakan bahwa Tumpek Wariga merupakan salah satu hari suci yang dirayakan umat Hindu di Bali setiap 210 hari sekali. Menurut Gubernur I Wayan Koster, bahwa pelaksanaan upacara Tumpek Wariga ini merupakan salah satu bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap tumbuh-tumbuhan karena telah memberikan penghidupan kepada manusia. 

“Tumpek wariga ini warisan leluhur kita yang luar biasa untuk memuliakan tumbuh-tumbuhan secara sekala maupun niskala. Jangan sampai tumpek wariga ini tinggal nama dan tidak lagi dirayakan. Karena itu kita perkuat melalui instruksi Gubernur No. 6 tahun 2022. Sehingga tumpek wariga ini bisa diperingati secara serentak di masing-masing kabupaten, kecamatan dan kelurahan sampai kelompok organisasi kemasyarakatan,“ terang Gubernur I Wayan Koster. 

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan bahwa esensi peringatan tersebut, agar generasi penerus dapat bijak dalam hidup ini, tidak sembarangan. Sehingga dapat menyatu dengan alam beserta isinya, yang sudah memberikan sumber penghidupan.

“Saya merasa bahwa leluhur kita sebelumnya telah memberikan nilai hidup yang universal dan dibutuhkan sepanjang jaman. Sehingga penting bagi kita untuk mewarisi secara konsisten dengan cara merawat alam dengan isinya,“ tandasnya.

Gubernur I Wayan Koster mengatakan bahwa melalui peringatan ini diharapkan bisa menjadi laku hidup menuju keharmonisan alam Bali. Bagaimana menjaga nilai nilai kearifan lokal dipadukan dengan harmonisasi antara pengetahuan tradisi dan modern. 

“Kalau ini bisa dijalankan secara konsisten, maka alam Bali beserta segala isinya akan lestari, untuk mensejahterakan masyarakat Bali sebagai sumber penghidupan,“ ucap Gubernur I Wayan Koster.

Gubernur Bali I wayan Koster juga memuji pemilihan tempat di alas wayah Benel yang menurutnya sangat sesuai dengan spirit acara wana kerthi. “Tempat ini sangat bagus, karena berada di kawasan hutan dengan pohon-pohon besar dan berhawa sejuk, ditambah pula berada di aliran sungai dan dekat sumber mata air.” 

“Pak Bupati Jembrana pintar memilih tempat ini dan semoga apa yang kita selenggarakan hari ini bisa bermanfaat dalam menjaga warisan leluhur kesimbangan dan keharmonisan alam Bali, “ ujar Gubernur Bali I Wayan Koster. (AM)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA