by

Jejak Karir Suharto, Kinerja Kepala Dinas Peraih OPD Terbaik Pemprov Bangka Belitung

KOPI, Pangkalpinang – Suharto namanya, mirip nama presiden kedua Republik Indonesia. Mungkin lantaran itu pula kedua orangtuanya menginginkan Suharto menjadi sosok pemimpin di kemudian hari.

Sejak 1989, ia telah mengawali karir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pada tahun 1997, Suharto mengabdi pada Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Perjalanan panjang menjadi abdi negara membawa pria kelahiran Yogyakarta, 1 Mei 1962 ini memegang tampuk pimpinan pada sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Provinsi Bangka Belitung.

Berawal sejak kepindahannya dari Pemkab Bangka pada 2007, Suharto SE MM diberi tanggung jawab mengepalai Bagian Rumah Tangga pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Babel.

“Saat itu, saya ke (pemerintah) provinsi tahun 2007 dari Kabupaten Bangka saat di bawah kepemimpinannya almarhum Gubernur Eko Maulana Ali,” kenangnya.

Setahun menjabat, Suharto pun dipercayai menjadi Kepala Biro Umum dan Perlengkapan. Di sinilah, ia mencatat kinerja yang dengan keberhasilannya menyelesaikan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terkait proyek gedung kantor gubernur. Menurutnya, temuan tersebut merupakan temuan tercepat yang dilakukan secara nasional.

Nasib baik terus menyertai perjalanan karir Suharto. Jabatan kepala dinas perindustrian dan perdagangan pun sempat dilakoninya selama enam bulan. Lagi-lagi, ia berhasil menunjukan kinerja, dengan menyelesaikan laporan tercepat terkait makanan sembako se-Indonesia.

Selanjutnya, ia memimpin Sekretariat DPRD Provinsi Babel selama 2,5 tahun. Perda inisiatif dewan yang sebelumnya memiliki rapor merah berhasil diubah Suharto dengan menjadi terbaik kedua nasional.

Pasca meninggalnya Eko Maulana Ali dan mengamanatkan Rustam Effendi sebagai wakil gubernur untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung, Suharto alih tugas menjadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Babel. Rancangan pengadaan videotron yang akan ditempatkan di sejumlah titik strategis sebagai media efekif penyebarluasan informasi dan program pemerintah daerah.

Baru setahun jadi Kadis Kominfo, ia kemudian dilantik menjadi kepala dinas kepemudaan olahraga. Hal itu lantaran ia dikenal sebagai mantan atlit nasional olahraga menembak.

“Saat diketahui bahwa saya merupakan mantan atlit nasional, Gubernur Erzaldi menugaskan saya untuk mengangkat olahraga di Babel, dengan tugas yang cukup berat yaitu untuk menghadirkan event bertaraf nasional dan dunia,” ungkapnya.

Di instansi ini, Suharto kerap kali menghadirkan berbagai event, baik lokal, nasional maupun internasional. Tercatat ajang kompetisi MXGP Motocross Word Champions 2018 berhasil memaksa mata dunia melihat Bangka Belitung sebagai tuan rumah penyelenggaraan event tersebut.

Tak hanya sampai di situ, Babel pun dipercaya menghelat kejuaraan dunia bulutangkis maupun bola basket Asean.

Begitu pula event kejuaraan tingkat nasional seperti cabor menembak, seleksi atletik, maupun seleksi Pra PON.

Keberhasilan tersebut mampu membuktikan capaian kinerja baik yang dilakukan Suharto di dinas kepemudaan olahraga. Tak heran, predikat OPD terbaik di lingkup Pemerintah Provinsi Bangka Belitung berhasil diraihnya.

Suharto, SE, MM

“Tahun 2021, Diskepora pun mengalami penggabungan dengan Disparbud (dinas pariwisata dan kebudayaan). Waktu itu masa pandemi Covid-19, cukup mengalami stagnansi karena adanya larangan dari pemerintah untuk mengadakan event nasional,” ujarnya.

Ketika penggabungan dua dinas menjadi satu, kata Suharto, pihaknya mengadakan lomba desa wisata tingkat nasional dan lomba lokal pembuatan film dan video desa wisata.

Sukses ajang tersebut menawarkan tantangan untuk mengikuti event serupa ke jenjang internasional.

“Saat ini saya sudah berkoordinasi dengan Bapak Menteri (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), saya harap pengganti saya bisa melanjutkan perjuangan ini,” pinta pemilik klub olahraga menembak ini.

Kini, di akhir pengabdiannya setelah berbakti selama 33 tahun sejak diangkat sebagai PNS pada Maret 1989, Suharto ingin meninggalkan kesan baik kepada bawahan dan instansi yang dipimpinnya. Kerja nyata, semangat dan jujur, selalu menjadi kalimat motivasi dalam pelaksanaan tugas.

Ia berpesan agar ASN Disparbudkepora Babel bekerja lebih cermat dan menghindari hal-hal yang berpotensi terjerat kasus hukum. Selain itu, imbuhnya, jangan pernah bersifat sombong saat diberikan amanah sebuah jabatan.

Di sisi lain, ia berharap kinerja para ASN semakin meningkat seiring inovasi yang dilakukan. Sehingga mampu melahirkan hal yang luar biasa.

“Jangan bekerja yang biasa-biasa saja, namun harus luar biasa,” pungkasnya. (khalimo, reza/*ism)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA