by

Pemkab Jembrana Gelar Ritual Pecaruan dan Tawur Kesanga, Bupati Tamba: Jaga Toleransi

KOPI, Jembrana – Pemkab Jembrana bersama seluruh umat Hindu Kabupaten Jembrana menggelar upacara ritual pecaruan dan Upacara Tawur Kesanga yang di pusatkan di Catus Pata Kantor Bupati Jembrana, Simpang Empat, Jalan Jenderal Sudirman, Negara, Bali, Rabu (2/3/2022). Upacara ritual pecaruan dan Tawur Kesanga tersebut dilaksanakan sehari menjelang Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1944, bertujuan untuk membersihkan buana agung dan buana alit serta menetralisir unsur-unsur negatif (bhuta) menjadi unsur-unsur positif (dewa).

Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Tamba berserta istri, Nyonya Gusti Ayu Ketut Candrawati Tamba; Wabup Patriana Krisna beserta istri, Nyonya Inda Swari Dewi Krisna; Sekda Kabupaten Jembrana, I Made Budiasa beserta istri; Ketua DPRD Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi; Kapolres Jembrana, I Dewa Gde Juliana dan unsur Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) serta jajaran lainnya.

Pelaksanaan upacara ritual pecaruan dan Tawur  Kesanga tersebut dipuput (dipimpin) oleh lima sulinggih, yaitu:

  1. Ida Pandita Mpu Nabe Rastra Guna Wibawa dari Griya Amerta Kusuma, Banjar Ceking
  2. Ida Bujangga Rsi Dharma Santika dari Griya Gumbrih
  3. Ida Sri Begawan Dharma Yoga dari Griya Dharma Sunya
  4. Ida Sri Mpu Gede Karuna Putra dari Griya Budeng
  5. Ida Pedanda Manu Bawa Manuaba dari Griya Megati.

Usai melaksanakan persembahyangan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan bahwa, setiap Hari Raya Nyepi, Pemerintah Kabupaten Jembrana selalu melakukan pecaruan, mulai dari tingkat banjar (dusun), kecamatan sampai tingkat kabupaten. “Makna dari Ritual Pecaruan dan Catur Brata Penyepian ini, agar kita mulat sarira (instrospeksi diri), dan kita renungkan setelah satu tahun melakukan pekerjaan, sehingga kita dapat melakukan yang terbaik buat keluarga dan Kabupaten Jembrana.”

“Selain hal tersebut, manfaat Hari Raya Nyepi ini, juga dapat memutus mata rantai Covid-19, karena kita dilarang bepergian, keluar rumah (amati lelungaan). Oleh karena itu laksanakan Catur Brata Penyepian ini dengan baik,” ucap Bupati Tamba.

Lebih lanjut, Bupati Tamba meminta agar seluruh semeton umat hindu sedharma dan umat lainnya, untuk lebih meningkatkan toleransi dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi. “Mari kita berama-sama menjaga toleransi antar umat yang sudah berjalan baik selama ini di Jembrana untuk kesempurnaan dari pelaksanaan Catur Brata Penyepian. Harapan kita di dalam pelaksanaannya jangan sampai ada masalah, Astungkara (Mudah-mudahan) semuanya bisa berjalan dengan baik,” ujar Bupati Tamba.

Sementara itu Ketua PHDI Jembrana I Komang Arsana mengatakan bahwa, jenis upacara yang digunakan dalam Tawur Kesanga memasuki Tahun Caka 1944 ini adalah Bebangkit Caru Panca Klud Tawur Agung Maulam Kebo. “Adapun tujuannya adalah untuk mengharmonisasi hubungan manusia dengan alam, sekaligus sebagai momen instropeksi diri dan mengendalikan diri dari hal-hal negatif menuju kebahagian hidup di masa yang akan datang,” pungkasnya. (AM)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA