by

Mengenal Topi Etnik Gayo Jembolang Buatan Paya Tumpi Baru

KOPI, Aceh – “Jembolang” merupakan bagian dari sejarah kebudayaan dan peradaban masyarakat Suku Gayo di Provinsi Aceh. Dalam kehidupan Sosial Budaya orang-orang jaman dulu, terutama kaum laki-laki dalam keseharian beraktivitas selalu menutupi kepala mereka dengan lilitan kain. Lilitan kain itu dalam bahasa Gayo disebut (bebulang/jema bebulang) yang diartikan oleh orang Gayo dengan nama “Jembolang”.

Lilitan kain dikepala, Jembolang bagi masyarakat Gayo sejarahnya hanya berupa kain sarung atau kain panjang biasa. Saat ini, Reje Kampung Paya Tumpi Baru bersama pengerajin di kampungnya, mencoba melakukan Inovasi terhadap Jembolang dengan bahan-bahan terkini.

Inovasi yang sangat penting dalam menciptakan Topi Etnik Gayo yakni Jembolang adalah menambahkan “Motif Kerawang Gayo” pada bagian-bagiannya. Karena dulunya Jembolang kain sarung tidak ada motif kerawang gayo hanya kain polos biasa.

Saat ini kombinasi motif kerawang gayo yang diterapkan pada topi “Jembolang Rebon” produksi Kampung Paya Tumpi Baru itu, semakin menambah kesan kemewahan dan Identitas bagi yang mengenakannya sebagai Topi Khas Etnik Suku Gayo sebagai sebuah daerah yang memiliki nilai budaya tinggi di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.

Jembolang Rebon ini lebih simpel dan tidak berat di kepala serta tidak lagi mengikat-ikat seperti Jembolang kain sarung. Jembolang model ini seluruh bahanya sudah dilakukan pembaharuan, menerapkan Perekat dibagian dan kancing di beberapa bagiannya sehingga pengguna dapat menyesuaikan sesuai ukuran masing-masing.

Pimpinan DPRK Kenakan Jembolang

Dalam acara memperingati HUT Kota Takengon ke 445 tahun, yang juga berbarengan dengan Sidang Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah pada Kamis 17 Februari 2022, para pimpinan dewan dan juga beberapa anggota dewan mengenakan Jembolang.

Hal itu tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kampung Paya Tumpi Baru. Inovasi yang dilakukan dalam menciptakan Jembolang berbahan baru ini sebagai bentuk upaya (Culture Revisit) memajukan Identitas Budaya Gayo serta memajukan ekonomi warga melalui pengembangan budaya.

Identitas Gayo Serumpun

Jembolang dimasing-masing gayo serumpun saat ini berbeda bentuk dan coraknya.

Dalam sejarah antropology dan sosiology, peradaban masyarakat gayo Aceh, kelompok Sosial masyarakat gayo berbeda-beda dalam Kesenian dan Budaya, namun masih dalam Serumpun (sebagai Suku Gayo). Termasuk bentuk penutup kepala yang dimiliki.

Bagi masyarakat suku Gayo yang mendiami Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang berhawa sejuk san dinggin, dinamai sebagai Suku Gayo Lut, (suku gayo laut) karena wilayah Aceh Tengah terdapat sebuah danau. Mungkin, orang gayo jaman dulu menamai gayo lut karena melihat ada daratan membentang seperti lautan berupa danau yang men-tafsirkan sebagai laut, sehingga disebut Gayo Lut.

Lain lagi dengan Gayo Deret (gayo luar) Gayo Lukup dan sebagainya yang umumnya mendiami bukit barisan di pedalaman Provinsi Aceh ini.
(Sumber: Meugah Gunama)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA