by

Hadiri Karya Pasupati Perarem, Wabup Patriana: Perarem menuju Krama Banjar Tentram dan Damai

KOPI, Jembrana – Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna menghadiri karya pasupati perarem Banjar Adat Waru Mekar Dauhwaru Kecamatan Jembrana, Senin (17/1/2022).

Perarem yang baru selesai tersebut, membuat awig awig (Peraturan) dan instrumen adat sebagai pedoman kehidupan adat di Banjar Waru Mekar Jembrana. Upacara penyucian perarem bertepatan dengan rahina purnama sasih kawulu.

Kegiatan tersebut, diawali dengan persembahyangan bersama, di padmasana banjar adat setempat, selain hal tersebut, bersama krama adat setempat, Wabup Patriana juga melakukan penanaman bibit alpukat kuba di wewidangan (Wilayah) Banjar Adat Waru Mekar.

Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna mewakili Bupati Tamba mengapresiasi semangat krama atas terselesaikannya dengan baik perarem banjar pekraman. “Penyusunan perarem ini tentu tidak mudah karena didasari dengan kesepakatan baik manah, bawos lan laksana (pikiran, perkataan dan perbuatan). Selain itu, pasupati perarem  juga berdasarkan desa mawa cara (situasi dan kondisi desa setempat,” ucap Wabup Patriana Krisna.

Mewakili Bupati Jembrana “Saya bahagia dan berbangga sekali kepada krama banjar atas terselesaikannya perarem banjar pekraman. Semoga bermanfaat dalam pelaksanaan tata laksana kehidupan krama di sini, serta mampu mengajegkan Bali di mulai dari banjar adat,” ujar Wabup Patriana Krisna.

Ke depan, perarem yang telah dipasupati ini senantiasa dapat digunakan dalam  perencanaan pembangunan di banjar adat menuju krama landuh. “Perarem yang menjadi dasar bagi krama adat ini, nantinya bisa dijadikan acuan dalam segala bentuk pembangunan di banjar adat dan digunakan untuk memecahkan berbagai macam persoalan untuk menuju  krama banjar tentram dan damai,” ujar Wabup Patriana Krisna.

Sementara Kelian Adat Banjar Waru Mekar, A.A Bagus Radnyana mengatakan bahwa perarem sudah berakhir masa berlakunya sejak tahun 2014. Untuk menyusun perarem yang baru, pihaknya telah membentuk tim yang beranggotakan sebelas krama. Selama 1 bulan tim bekerja, menyusun perarem serta melakukan sosialisasi, yang pada akhirnya bisa disahkan saat ini.”

“Melalui perarem ini akan mengatur jagat kerthi, dengan demikian sehingga ada keseimbangan jiwa baik hubungan kepada Ida Sang Hayang Widi Wasa, dengan sesama krama serta terhadap lingkungan,” ujar A.A Bagus Radnyana.

Terkait dengan digelarnya pasupati perarem, hal tersebut, dimaksudkan sebagai bentuk penguatan niskala sehingga perarem yang sudah disepakati krama ini bisa dilaksanakan dengan baik ke depannya, melalui perarem tersebut, diharapkan mampu menuntun kehidupan krama adat menuju kehidupan krama yang sagilik saguluk salunglung sabayantaka paras paros sarpayana (menjungjung tinggi nilai kegotong royongan, saling mebantu, saling menyayangi dan tolong menolong).”

“Upacara tersebut, agar perarem yang sudah disusun serta disepakati bersama mempunyai ‘taksu’, jadi ada rohnya, tidak hanya sekedar selembar kertas, tetapi harus ada komitmen dari seluruh krama untuk mentaati dan menjalankannya dengan baik, itu harapan kami,” pungkasnya. (AM) 

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA