KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba melepas pengiriman biji kakao fermentasi ke perusahaan buyer, POD Cokelat Baturiti, Senin (24/2/2022). Dalam pelepasan tersebut, ditandai dengan pemecahan kendi oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho, bertempat di halaman rumah jabatan Bupati Jembrana.
Pelepasan biji kakao tersebut dihadiri Direktur Operasional PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, Ida Bagus Gede Setya Yasa; Sekda Kabupaten Jembrana, I Made Budiasa; Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Wayan Sutama; kepala BPD Cabang Negara, Ida Bagus Suriawan.
Bupati Tamba menjelaskan bahwa “Saat ini coklat fermentasi dari Jembrana mempunyai nilai sangat baik dan diakui di pasar dunia. Kita berkali-kali mengeksport biji coklat ke berbagai negara, tetapi itu masih parsial, bukan itu yang kita inginkan.”
“Kami Pemkab Jembrana berupaya ke depannya agar tidak berupa biji coklat saja yang kita eksport, melainkan berupa barang olahan dari biji coklat fermentasi yang kita kirim. Apabila prosesing itu bisa dilakukan, tentu bisa menambah pendapatan dan kesejahteraan petani,” ujar Bupati Tamba.
Lebih lanjut, Bupati Tamba mengatakan bahwa, secara perlahan upaya prosesing biji cokelat itu sudah dilakukan di Jembrana. Saat ini Pemkab Jembrana berupaya memberikan dukungan, melalui gerakan coklat morning untuk menjamu tamu Pemkab, yang disajikan tersebut merupakan hasil produk olahan cokelat karya UMKM Jembrana.
“Ini bentuk dukungan kita, agar produk olahan kakao Jembrana makin dikenal, tidak hanya biji kakao yang lebih dulu diakui di pasar ekspor,” tandas Bupati Tamba.
Bupati Tamba menambahkan bahwa, dengan hadirnya Perumda, diharapkan mampu membeli produk petani, mengolah dan mengeksport produksi petani. “Perumda ini salah satu sub sektor usahanya di bidang kakao. Sehingga Perumda berfungsi untuk membeli produk petani dengan sasaran pasar ekport, buyernya sudah ada, tinggal dimaksimalakan lagi,“ terang Bupati Tamba.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, bahwa Kabupaten Jembrana merupakan sentra produksi kakao di Indonesia dengan kualitas diakui dunia. Sebagai daerah yang sangat potensial, maka penanganannya memerlukan sinergitas dari semua komponen.
”Selama ini Jembrana sudah dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki produksi biji coklat bermutu tinggi. Tetapi untuk produksinya, tidak bisa ditangani sendiri-sendiri, perlu sinergitas baik pemerintah pengusaha, sektor perbankan dan petani itu sendiri,” ujar Trisno Nugroho.
Trisno Nugroho menjelaskan bahwa, sinergitas dalam penanganannya dimulai dari hulu sampai hilir. ”Di hulu, kita harus memahami petani kakao itu sendiri, apa yang mereka butuhkan dalam budidaya kakao itu dan apa bibitnya, bagaimana pupuknya termasuk penanggulangan hama dan penyakitnya. Dengan demikian tanaman mereka mampu berproduksi dengan maksimal,” terangnya.
Sedangkan di hilirnya “mulai saat ini petani tidak lagi pusing memikirkan pasarnya apalagi telah hadir Perumda di Jembrana. Cukup para petani tekun dan menghasilkan produksi kakao di desanya, sedangkan sektor hilir sudah ada yang membantu,” pungkasnya. (AM)
Comment