by

Saat LaNyalla Wujudkan Mimpi Tetua Kampung di Muna

KOPI, MUNA – Kedatangan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, di Upemuna, Tongkuno, Kabupaten Muna, Jumat (19/11/2021), ibarat mimpi yang terwujud. Pasalnya, sosok LaNyalla sudah lama dimimpikan oleh tetua kampung di Muna.

Hal itu terungkap saat Ketua DPD RI dan rombongan senator menghadiri doa Haroa atau syukuran penemuan mata air di Upemuna, Tongkuno.

Penemuan mata air itu memang diiringi dengan mimpi tetua kampung bernama Lantohe. Mimpi itu sudah terjadi 5 tahun lalu. Namun baru-baru ini diceritakan kepada Bupati Muna, La Ode Muhammad Rusman Emba.

“Saya bermimpi ditemui orang seperti Pak Soekarno. Dia minta saya mengibarkan bendera pusaka. Saya tanya, mana tiangnya. Lalu saya diberi tiang, yang seperti diberikannya di lokasi ini, di tempat ketemunya mata air,” ujar Lantohe.

Lantohe berpikir pasti akan ada sesuatu di sini. Rupanya benar, akhirnya beberapa tahun kemudian ditemukan mata air pertama.

“Tapi yang kemudian jadi pertanyaan. Orang yang memberi tiang adalah pemimpin bangsa. Tapi saya pikir, Pak Karno kan sudah tidak ada. Artinya ada pemimpin bangsa lainnya yang akan hadir di sini. Rupanya Pak LaNyalla, Ketua DPD RI yang hadir,” katanya.

Dalam acara tasyakuran itu LaNyalla hadir didampingi senator Amirul Tamim, Wa Ode Rabia Al Adawiya, Andi Nirwana (ketiganya asal Sultra), Andi M Ihsan dan Lily Amelia Salurapa (Sulsel), Fachrul Razi (Aceh), Sekjen DPD RI Rahman Hadi dan Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin.

“Dengan adanya air tanah yang sangat dinanti ratusan tahun, harapan kita semua membawa berkah bagi kehidupan masyarakat dan membawa kemajuan secara ekonomi,” ujar LaNyalla.

Ditambahkan LaNyalla, dirinya meminta masyarakat selalu mendukung program pemerintah daerah. Pemkab juga diminta selalu melibatkan masyarakat untuk mewujudkan pembangunan Muna.

Bupati Muna, La Ode Muhammad Rusman Emba yang hadir dalam acara itu menjelaskan bahwa mata air yang ditemukan merupakan mata air pertama di daerah tersebut.

“Ditemukan secara tidak sengaja saat pekerja menggali tanah untuk tiang listrik. Dari sebanyak 213 tiang yang ditanam ada 1 tiang yang lubangnya mengeluarkan air,” ujar Bupati.

Mata air tersebut, lanjut Bupati, kemudian dibor hingga sedalam 133 meter dan terus mengeluarkan air tanpa henti.

“Desa Upemuna ini merupakan daerah peradaban kerajaan Muna. Sejak dulu kesulitan air bersih. Dengan adanya mata air ini, kami meyakini akan membawa keberkahan. Akan membawa kemajuan bagi masyarakat. Jadi kalau di Makkah ada air zam-zam di Muna ada air Sangia Nowite,” ujar Bupati.

Ke depan, Bupati berencana air tidak hanya untuk minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya, tapi airnya digunakan untuk pertanian juga.

“Kami di Pemkab sedang mengembangkan pertanian jagung. Air ini nanti akan dipakai juga untuk perkebunan jagung tersebut. Petani hanya siapkan lahan, bibit dan lainnya dari Pemkab Muna,” katanya lagi.

Sementara itu prosesi Haroa atau tasyakuran penemuan mata air itu dilakukan dengan acara doa oleh Dewan Syara Masjid Tua Kerajaan Muna, perangkat kerajaan yang mengurusi soal agama. (AM/Tim)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA