KOPI, Bantul – Data dan informasi adalah dua hal penting maka harus dikelola dengan baik. Pembangunan nasional maupun di daerah mesti didukung ketersediaan data. Salah satunya data geospasial yang apabila diolah akan menghasilkan informasi geospasial.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bantul, Ir. Fenty Yusdayati, MT, saat membuka kegiatan Workshop Penyelenggaraan Informasi Geospasial, Rabu (17/11/2021). Kegiatan digelar oleh Sekretariat Daerah bertempat di Hotel Grand Dafam, Banguntapan, Bantul, DIY.
“Pergerakan maupun proses pembangunan di Bantul berlangsung begitu cepat. Karena itu, data akurat pun sangat dibutuhkan. Ada dua data yang digunakan untuk membantu mewujudkan visi misi bapak Bupati yaitu data statistik dan data geospasial,” ujar Fenty.
Menurut Fenty, informasi geospasial diperlukan sebagai implementasi kebijakan guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Informasi geospasial diatur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional.
“Informasi geospasial bisa menjadi pondasi perencanaan pembangunan dan telah tertuang pula dalam Kebijakan Satu Peta,” katanya di hadapan walidata pendukung organisasi perangkat daerah (OPD) dan kapanewon (kecamatan) se-Kabupaten Bantul,.
Di tempat sama, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Sugeng Ariyanto, MSi memaparkan setiap lembaga akan selalu menghasilkan data. Data tersebar dimana-mana tetapi masih terjadi perbedaan publikasi atau penyajian data sehingga terkesan meragukan.
“Perlu sinkronisasi supaya tidak terjadi kebingungan para pengguna datanya. Portal Satu Data Indonesia yag saat ini berjalan sudah mengakomodir hal itu,” jelas Sugeng.
Narasumber ketiga, Seto Baruno, ST, MSc dari Badan Informasi Geospasial (BIG) mengenalkan Berbagi Pakai Data dan Informasi Geospasial melalui Ina-Geoportal. Aplikasi tersebut menjadi etalase data dan informasi geospasial seluruh Kementerian/Lembaga, Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang secara sistem terhubung ke Ina-Geoportal.
BIG juga mengembangkan “Palapa”, sebuah aplikasi berbasis open source. Aplikasi dapat digunakan oleh simpul-simpul jaringan di daerah, terutama yang belum memiliki simpul jaringan sendiri sehingga akan mendukung terwujudnya Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN).
“Informasi geospasial merupakan dasar untuk menyajikan hampir segala informasi terkait keruangan. Masyarakat lebih mengenalnya sebagai peta,” ungkap Seto.
Praktek pembuatan informasi geospasial mengakhiri rangkaian kegiatan workshop. Seluruh peserta dibimbing bagaimana cara membuat data. Kemudian melakukan konversi dari data tabular ke data geospasial hingga menjadi informasi geospasial.*
Comment