by

Lawan Pembodohan Publik, Media Berperan Pulihkan Kondisi Pandemi

Oleh: Yan Djuna

KOPI, Jakarta – Sebagai alat komunikasi, media memegang peranan penting untuk membangun peradaban dunia. Di Indonesia peranan media telah mengantarkan negeri ini kepada kemerdekaan sehingga seluruh dunia mengakui kedaulatannya.

Usianya seharusnya sudah berabad-abad lamanya tapi baru dihitung 76 tahun. Mengapa semua tahu usia republik ini 76 tahun? Ya karena pemberitaan dari media.

Indonesia adalah Negeri ‘gemah ripah loh jinawi’ yaitu Negeri yang tenteram dan makmur serta sangat subur tanahnya.

Di zaman yang seperti saat ini, dimana media massa berkembang begitu pesat, masyarakat harus cerdas menyaring informasi. Kita harus melawan pembodohan publik yaitu masyarakat harus bijaksana menyikapi dan mencari tahu terlebih dahulu fakta kebenaran suatu berita.

Harus diakui pemberitaan dari medialah yang membuat dunia seperti saat sekarang ini termasuk juga situasi pandemi karena Covid-19 ini. Pemberitaan dari media-media baik cetak, elektronik, selebaran dan online, nasional dan internasional menjadi penentu yang baik dan buruk, pencipta suasana tenang atau kacau suatu bangsa.

Media punya peranan sangat penting sejak awal mula diciptakan yaitu sebagai penyebar informasi. Hanya saja karena digitalisasi saat ini sulit menemukan pemberitaan media yang bertujuan membuat pembacanya semakin cerdas atau semakin bodoh.

Karena media, seseorang jadi tahu kegiatan orang lain dan karena media pula jadi tahu kehidupan di belahan dunia seperti apa dan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Namun yang pasti, berita yang disampaikan bertujuan menyesatkan dan hoax akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hal tersebut harus disadari betul oleh sang pembuat berita dan “content” yang memiliki nurani dan demi apa, demi rating, demi traffic, demi pesanan, demi visitor atau demi viral bahasa yang sering dipakai agar segala sesuatu dan tindakan menjadi “booming” dan terkenal secara instant.

Lawan pembodohan publik sekarang juga, termasuk dari penguasa dunia dan nasional sekarang juga melalui media. Lawan informasi media yang memiliki citra buruk. Tidak semua media bagus tapi juga tak semua buruk.

Dan pada akhirnya kembali ke cara masing-masing pribadi menyeleksi apakah pemberitaan itu pantas atau tidak, layak atau tidak mempengaruhi otak dan hidup. Harus diakui pemberitaan yang cerdas akan membuat pembacanya cerdas dan pemberitaan yang bodoh akan membuat pembacanya bodoh walau mereka sesungguhnya orang yang cerdas sekalipun.

Tapi karena pemberitaan yang tidak dipilah akan berpengaruh pada kebodohan. Kesimpulannya medialah yang mampu mengembalikan dan memulihkan keadaan saat sekarang ini seperti sedia kala.

Bersatulah semua media atas nama Tuhan dan atas nama cinta serta kasih sayang sesama makhluk dan alam di dunia. Jelang Hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia Ke-76 semoga semakin berjaya dan mulia karena seluruh medianya menyampaikan berita dan informasi yang benar dan memberitakan yang indah dan membuat masyarakat cerdas bukan bodoh. “Lawan pembodohan publik.”

Note:
Yan Djuna CEO & Founder Natamagazine.co dan Member of Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI)

Editor: NJK

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA