by

Aktivis dan Mahasiswa Sumatera Selatan di Jakarta Dorong Mabes Polri Evaluasi Polda Sumsel

KOPI, Jakarta- Sejumlah aktivis dan mahasiswa dari Sumatera Selatan yang ada di Jakarta menggelar konferensi pers terkait sumbangan fiktif Rp 2 triliun dari anak mendiang Akidi Tio, yakni Heryanty Tio. Konfrensi pers berlangsung di Cafe 1947 Matraman, Jakarta Timur, Minggu (8/8/2021).

Perwakilan aktivis dan mahasiswa Sumsel  Abaraham mengatakan sumbangan fiktif Rp 2 triliun dari almarhum Akidi Tio, melalui Heryanty yang disarahkan secara simbolis kepada Kapolda Jenderal Eko Indra Heri, tersebut membuat mahasiswa Sumsel yang ada di Jakarta, malu. Orang-orang luar Sumsel seringkali menanyakan sumbangan fiktif yang rencananya akan digunakan untuk membantu masyarakat Sumsel terdampak pandemi Covid-19.

“Ini sangat penting disikapi karena kami dari Sumsel yang tinggal di Jakarta. Tanah kalahiran kami dikotori, kami merasa malu terkait kegaduhan sumbangan ini,” ujar Abraham dalam konfrensi pers tersebut.

Menurut Abraham, aktivis dam Mahasiswa Sumsel yang di Jakarta sudah melakukan diskusi dan kajian secara mendalam sebelum menggelar konfrensi pers terkait sumbangan fiktif Rp 2 triliun tersebut.  “Ini harus dibuka apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.

Aktivis dan mahasiswa Sumsel – Jakarta  kemudian menyampaikan empat tuntutan dalam kesempatan itu.  Pertama, meminta Mabes Polri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot  Kapolda Sumsel Eko Indra Heri .

“Kedua, kami minta Mabes Polri, khususnya Kapolri untuk mengevaluasi Polda Sumsel karena sikap dan langkah yang dilakukan Kapolda blunder. Abang-abang kita di Mabes Polri sedang sibuk atasi covid. Sementara di Polda Sumsel malah bikin kegaduhan,” pungkas Abraham.

Ketiga meminta Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri harus menjelaskan motif sumbangan fiktif Rp 2 triliun tersebut.  “Harus dibuka itu. Apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.

Keempat , aktivis & mahasiswa Sumsel meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo membentuk tim investigasi gabungan untuk menyelidiki kasus sumbangan fiktif dari Akidi Tio tersebut.

“Kasus ini harus ditangani Mabes Polri karena dalam penyerahan simbolis Rp 2 Triliun itu ada beberapa pejabat yang hadir. Maka kami meminta yang hadir itu juga diperiksa. Yang terpenting kami semua ingin tahu, kenapa Kapolda bisa diprank. Jangan hanya menyampaikan uang itu tidak ada ,” tegasnya.

Jika tuntutan aktivis dan mahasiswa Sumsel ini tidak ditangapi dan dikabulkan Mabes Polri , maka aktivis dan mahasiswa Sumsel di Jakarta  akan melakukan langkah-langkah  sesuai jalur mahasiswa .

“Kami akan melakukan langkah-langkah apa yang harus kami lakukan. Sepakat kawan-kawan,” kata Abraham.  “Sepakat,” jawab mereka yang hadir dalam konferensi pers tersebut. “Semoga harapan dan tuntutan kami ini diakomodir karena kami cinta tanah kelahiran kami,” tutup Abraham mengakhiri pernyataannya.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA