by

Lanjutkan Kunker ke Surabaya, Ketua DPD RI Berziarah ke Makam Gus Dur

KOPI, Jombang – Rangkaian kunjungan kerja Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, di DIY berakhir. Dengan menempuh jalur darat, LaNyalla bersama rombongan senator DPD RI melanjutkan kunjungan ke Surabaya, Jawa Timur.

Dalam perjalanan, LaNyalla yang ditemani Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Bustami Zainudin (Wakil Ketua Komite II), dan Evi Apita Maya (Wakil Ketua Komite III), menyempatkan diri berziarah ke makam Presiden Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, di komplek Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (7/6/2021).

Kedatangan LaNyalla dan rombongan disambut Gus Irfan Yusuf, yang juga keturunan pendiri NU KH Hasyim Asyari. Tanpa membuang waktu, rombongan langsung menuju makam Gus Dur untuk berdoa.

Selain makam Gus Dur, di komplek pemakaman Ponpes Tebu Ireng juga terdapat Makam KH Hasyim Asy’ari dan KH Solahudin Wahid, adik Gus Dur.

Sebelum ke Pondok Pesantren Tebu Ireng, LaNyalla terlebih dahulu mengunjungi Habib Abubakar Assegaf di Pondok Pesantren Sabilil Mutaqien, Nganjuk, Jawa Timur. Bagi LaNyalla, kunjungan ini adalah yang kesekian kalinya.

Habib Abubakar Assegaf dikenal sebagai Waliyullah asal Gresik yang sekarang tinggal di Pondok Pesantren tersebut.

LaNyalla mempunyai kesan tersendiri terhadap ulama majdub ini. Sehingga setiap kunjungan ke Jawa Timur selalu menyempatkan diri untuk bersilaturahmi.

“Saya pernah dikasih sobekan sarung, bentuknya seperti selendang gitu. Sudah sepuluh tahunan lalu dan sampai sekarang masih wangi,” ujar LaNyalla.

Habib Abubakar Assegaf termasuk Wali Allah bermaqam majdub. Beliau tidak tampak seperti ulama, habib atau kyai yang lain. Penampilannya nyeleneh. Tidak pakai baju, hanya memakai sarung atau kain lainnya. Satu hari bisa menghabiskan puluhan batang rokok.

Meski nyeleneh namun banyak kesaksian mengenai karomah beliau. Banyak yang menyebut air kencing Habib Abu Bakar Assegaf wangi.

“Beliau pernah masuk sumur dan Iangsung hilang, hanya tinggal sarungnya. Tapi tahu-tahu diketahui berada di makam kakeknya sedang memeluk nisan,” ujar Gus Muhajir, pengasuh Ponpes Sabilil Muttaqien.(*)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA