by

Satu Dasawarsa Riza Falepi di Balai Nagari, Impiannya Bangun Masjid Agung Pupus Sudah

KOPI, Payakumbuh – Genderang kemenangan Idul Fitri 1 Syawal 1442 H sudah ditabuh, tapi hati Walikota Payakumbuh, Riza Falepi, ST, MT, justru terenyuh. Berubahnya kebiasaan berlebaran di tahun kedua sejak pandemik membuat Riza, demikian dia akrab disapa, galau dan gelisah. Pembatasan pergerakan warga dari satu tempat ke tempat lain, larangan berkumpul, bahkan peniadaan Sholat Ied berjamaah di masjid atau lapangan, membuat walikota dua periode ini prihatin.

Namun, ada hal yang paling membuatnya merasa miris dan sedih. Di penghujung masa jabatannya memimpin Kota Randang Payakumbuh ini, impiannya membangun Masjid Agung Payakumbuh harus buyar. Masjid yang digadang-gadang akan menjadi ‘mercusuar’ Kota Payakumbuh, yang diharapkan menjadi daya tarik warga untuk datang bersujud di rumah ibadah Masjid Agung Payakumbuh, belum dapat diwujudkan. Pandemi Covid-19, telah merusak segalanya, demikian Riza Falepi memulai cerita.

Seandaianya Masjid Agung yang megah itu telah berdiri tahun lalu, tentulah di bulan suci Ramadhan tahun ini sudah dimanfaatkan. Atau setidaknya tahun depan bisa dibangun, maka di tahun-tahun pasca kepemimpinannya tentulah Masjid Agung yang megah itu akan dimanfaatkan umat Islam di Kota Payakumbuh. Hatinya akan sangat bahagia ketika melihat dan mendengar dari kejauhan berita tentang Masjid Agung Payakumbuh yang dibangun dengan perjuangan yang teramat berat itu telah digunakan oleh saudara, sahabat, handai tolan dan masyarakat kota, bahkan warga tetangga lainya untuk beribadah.

Tentulah itu akan menajdi amal jahiriyah bagi yang memfasilitasi terwujudnya rumah ibadah tersebut, tidak terkecuali dirinya sebagai pemimpin negeri. Namun itu hanya angan-angan saja, ucap Riza dengan nada rendah. Nada suara yang amat jarang terdengar. Pewarta warga yang mendengar keluhan itu menjadi terenyuh, begitu cintanya pria berusia setengah abad ini pada negerinya. Dia sangat ingin membangun negeri dan meninggalkan jejak karyanya yang bermanfaat untuk kemaslahatan masyakarat Payakumbuh dan sekitarnya.

Lebih lanjut Riza menyatakan rasa kecewa dan kesedihan yang dalam. Rumah Allah yang dirancang megah itu tidak akan terwujud di masa kepemimpinannya. Untuk mengobati hati saat ini semua sektor yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil digiatkan. Peningkatan hasil pertanian, memajukan pasar tradisional, pembinaan UKM-UKM untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat menjadi kebanggaan tersendiri dalam mengangkat kerajinan rakyat.

Ada 2 sentra yang sudah mejadi icon kota Payakumbuh dan mampu menembus pasar nasional maupun internasional yaitu Sentra Rendang dan Sentra Tenun Balai Panjang. Kedua icon tersebut sudah menjadi pusat wisata local dan nasional. Hal ini telah menarik perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sehingga akhir. April 2021 lalu Bapak Sandiago Uno berkunjung ke Sentra Rendang Kota Payakumbuh, ungkap Riza.

Tidak hanya itu yang dibangun. Membangun sumber daya manusia yang lebih handal dan professional, memperbaiki kinerja ASN adalah hal paling penting. Tanpa SDM yang handal maka semua usaha dan perjuangan untuk membangun negeri hanya isapan jempol belaka. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana baik jalan, irigasi, perkantoran, sarana olah raga dan tempat rekreasi telah bisa dinikmati warga Kota Randang butuh tenaga-tenaga ASN dan pihak yang terampil, cekatan dan cerdas dalam menyikapi situasi dan kondisi. Tujuannya agar apa yang dibangun dan dikembangkan betul-betul bermanfaat dan tidak menimbulkan persoalan hukum dikemudian hari, tegas Riza dengan mata berapi-api.

Harapan Riza, impiannya membangun Mesjid Agung di lokasi yang sudah dipersiapkannya saat ini bisa diteruskan oleh penerusnya nanti. Jangan ada lagi yang mencari-cari sensasi atau kelemahan siapapun. Semua yang dilakukan dan dibangun, itu selalu diperjuangkan untuk mendapatkannya secara bersama-sama. Dalam membangun, jiwa yang ikhlas sangat diperlukan. Jiwa yang rela untuk berkorban demi orang banyak, rela tidak mendapatkan keuntungan pribadi dalam berkinerja, rela berbagi dan saling mengingatkan dalam kebaikan serta rela dihujat dan dicaci maki jika apa yang kita lakukan dan perjuangkan karena tidak mampu memenuhi semua keinginan orang secara personal.

Sebagai manusia siapapun dia dan apapun pangkat, jabatan dan kedudukannya maka akan selalu memiliki kelemahan dan kekurangan. Karena itu jangan suka mencontoh prillaku benalu dan suka mencari-cari kelemahan ataupun kesalahan yang belum tentu terjadi. Alangkah baik dan bermanfaatnya jika semua kelemahan dan kekurangan yang ada disampaikan secara baik-baik dan gentle. Selain tidak menimbulkan asumsi negative masyarakat juga membawa banyak kebaikan untuk perubahan dan perbaikan pembangunan negeri, ujar Riza.

Akhir bincang kami, Walikota energik dan penuh prestasi ini, memperlihatkan master plan Masjid Agung dari sebuah Handphone. Pewarta warga meyakini kelak jika berdiri maka Mesjid Agung itu akan menjadi Mercusuar Kota Payakumbuh dalam wisata religi. Tidak dipungkiri akan meningkatkan pundi-pundi masyarakat Kota Randang, yang dianggukkan oleh seorang Riza Falepi, Walikota yang penuh cita-cita di dadanya dan tidak semua orang memahaminya. (Aznizenti Enjoy-Pewarta Warga Indonesia).

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA