KOPI, Jembrana – Desa Candikusuma yang dikenal sebagai desa penghasil Kakao terus berinovasi agar produktivitas panen Kakao meningkat. Desa tersebut berada di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.
Kepala Desa (Perbekel-red) Candikusuma, I Wayan Suardana, mengucapkan terima kasih atas kunjungan kerja Bupati Tamba beserta rombongan SKPD ke Desa Candikusuma. Dalam kunjungan tersebut Bupati Tamba meresmikan ‘Dokter Kakao’ atau tim ahli pendamping komoditas, untuk mendukung pengembangan dan peningkatan produktivitas Kakao.
Saat ditemui awak media, Selasa (4/5/21), Kades Candikusuma menjelaskan bahwa di desa tersebut memiliki 7 Subak, salah satunya Subak Abian. “Adanya ‘Dokter Kakao’ diharapkan bisa membantu petani Kakao dalam pemeliharaan tanaman Kakao,” ujarnya.
Lanjutnya, program Bupati Tamba sangat bagus, dengan program tersebut dapat membantu petani bagaimana cara mengolah Kakao agar meningkatkan hasil panen Kakao yang lebih baik.
Selanjutnya, Kades Candikusuma mengatakan bahwa di desa tersebut terdapat pabrik pengolahan Kakao atau tempat untuk mempermentasikan biji Kakao untuk diekspor yang diberi nama ‘Rumah Kakao’.
Rumah Kakao dikelola Kelompok Wanita Tani (KWT) Kusuma Sari. Produknya berupa permen coklat, coklat batangan, akan tetapi pemasarannya masih kurang baik.
Suardana berharap kepada pihak terkait agar bisa membantu pemasarannya, sehingga masyarakat lebih bersemangat untuk bekerja sebagai petani Kakao. Adapun beberapa kendala yang dihadapi petani Kakao saat ini yaitu belum memiliki mesin pengering Kakao serta alat mesin pemangkas batang.
Oleh karena itu, kami berharap Pemkab Jembrana bisa memberikan bantuan kebutuhan peralatan bagi petani Kakao. “Untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil panen Kakao diharapkan Pemkab turut membantu dan memfasilitasi baik berupa bibit, peralatan, serta pupuk,” harap Suardana.
Selain itu, Suardana menambahkan, bahwa masih banyak kebun Kakao yang belum digarap secara maksimal serta masih banyak lahan yang bisa ditanami Kakao. Kemudian sisi lain dari Desa Candikusuma yaitu memiliki wisata pantai Balai Bengong, namun penataannya belum maksimal.
Karena terkendala anggaran dana, Desa Candikusuma belum bisa membiayai obyek wisata pantai tersebut. Terutama insfratruktur jalan yang sudah rusak serta tanggul senderan sebagai penahan gelombang yang kurang tinggi sehingga menimbulkan abrasi.
Besar harapan kami Pemkab Jembrana dapat memberikan perhatian khusus, sehingga pantai Balai Bengong bisa menjadi tempat wisata, baik untuk masyarakat lokal, domestik maupun mancanegara. (AM)
Comment