by

Rahasia, Inilah Cara Saya Belajar Bahasa Jawa

KOPI, Jawa – Mengenai cara saya belajar bahasa jawa, saya punya trik dari pengalaman saya sendiri. Cara ini bisa saja tepat dan bisa juga kurang cocok dengan Anda. Tetapi saya menjamin apa yang akan saya sampaikan adalah sebuah pengalaman empiris.

Trik Belajar Bahasa Jawa

Belajar bahasa memiliki tantangan tersendiri. Terutama jika itu bahasa yang bukan bahasa ibu. Tahapan demi tahapan belajar akan terasa menyenangkan karena level kepuasan akan terus naik hingga menjadi andal. Berikut saya akan membagikan pengalaman saya sampai saya bisa fasih berbahasa Jawa.

Belajar Mendengar

Tips pertama yang cukup umum adalah mendengar. Biasanya, bagi Anda yang merantau ke daerah tertentu yang tradisi dan dialek bahasanya lain akan melakukan adaptasi kultur budaya dengan mengamati dan mendengar.

Awalnya Anda hanya mendengar sekilas diksi-diksi tertentu yang umum dan familiar, lama-lama Anda akan mengamati lebih rinci seperti tentang bagaimana kalimat permintaan terucap, bagaimana kata makian terlontar dan bagaimana nada keluhan terdengar.

Sadar tidak sadar, hal itu akan Anda lakukan sebagai langkah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan bahasa adalah alat paling jitu guna beradaptasi. Sastrawan masyhur Tanah Air, Pramoedya Ananta Toer bahkan pernah mengemukakan kalimat jemawa bahwa orang cukuplah belajar bahasa maka akan terkuasai dunia.

Kata-kata itu bukan sekedar persuasif belaka melainkan juga menyimpan rahasia kontemplatif di baliknya. Apabila seseorang telah berhasil menguasai suatu bahasa negara tertentu maka usaha pendekatan lebih akan mudah terlaksana.

Terlepas tujuan dari pendekatan tersebut apakah misi edukatif atau bahkan destruktif, bahasa menjadi gerbang pembuka menuju dunia baru dari bangsa lain yang hidup bersama dengan kita di bumi ini.

Pendatang, pelancong, turis atau apa pun semacamnya, pertama-tama akan mencari tahu daerah destinasi wisatanya tersebut, apakah menggunakan bahasa yang sama dengan yang menjadi bahasa kesehariannya. Jika tidak, maka ia akan berusaha mencatat kalimat penting atau belajar menghafal kata tertentu.

Ketika saya pertama kali datang lalu menetap di daerah yang kesehariannya menggunakan bahasa Jawa, awalnya saya hanya bisa mengangguk dan menggeleng sembari menebak apa yang maksud kalimat lawan bicara.

Lambat laun kalimat-kalimat tersebut menjadi familiar dan saya ketahui maknanya. Lalu saya bisa menjadi passive speaker. Mampu mendengar dan memahami namun belum cakap untuk membalas dengan bahasa yang sama. Untungnya, ada bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional Nusantara dan memudahkan cara saya belajar bahasa jawa.

Membalas Bicara

Jujur, saya banyak belajar di Kontenindo Jasa Penulis Artikel. Ketika sudah terbiasa mendengar kalimat-kalimat dan dialek bahasa Jawa, saya lambat laun mulai bisa membalas bicara. Tidak lagi hanya bergeleng dan mengangguk. Saya mulai bisa menjawab “nggih” untuk mengiakan dan “mboten” untuk menyanggah atau menolak suatu hal.

Dua kata itu merupakan kata awal yang berhasil saya kuasai. Itu pun juga karena bantuan gestur tubuh orang ketika mengatakannya. Kata “nggih” terucap sembari gestur mengangguk, menunduk dan dengan intonasi halus. Sementara kata “mboten” cenderung terdengar tegas meski pun tak jarang juga mendayu-dayu seperti malu-malu kucing.

Orang Jawa adalah orang yang naif dalam berbahasa, khususnya dalam hal berbasa-basi. Ciri khas ini hanya sesama orang Jawa yang akan mengerti. Kalau tidak percaya, ketika Anda kedapatan tamu orang Jawa, cobalah untuk tawari makan.

Awalnya, ia akan mengatakan “mboten” namun jika Anda terus menawari terlebih dengan nada sedikit ada penekanan lama-lama dengan tersipu malu kata tersebut menjelma kata “nggih”, baik secara implisit atau bahkan eksplisit.

Kemampuan atau tahap ini dapat Anda kuasai ketika telah terbiasa dan merasa tidak asing dengan bahasa baru. Bisa lama tapi bisa juga cepat. Tergantung bagaimana Anda membiasakan diri dan cepat belajar. Tetapi kalau cara saya belajar bahasa jawa, biasakan diri saja. Itu akan meningkatkan kemampuan linguistik secara signifikan.

Memulai Obrolan

Langkah berikutnya, setelah menjadi pendengar dan passive speaker, Anda bisa memulai obrolan sedikit demi sedikit. Awalnya, tetangga atau orang terdekat yang Anda ajak bicara, akan melihat keanehan dalam dialek bicara Anda. Namun lama-lama Anda akan mulai menyesuaikan dengan bahasa lingkungan Anda.

Tidak apa-apa. Itu adalah bagian dari proses belajar bahasa. Nikmati saja. Permulaan pasti agak kagok dan takut salah ngomong apalagi kalau bahasa Jawa cuku riskan jika salah meletakkan diksi dalam percakapan tertentu.

Bahasa jawa terdiri dari beberapa tingkatan. Yakni, jawa ngoko, krama alus dan krama inggil. Ketiganya bergantung kepada objek bicara. Apakah orang tersebut lebih tua atau lebih muda.

Jika Anda bicara dengan orang yang seumuran atau lebih muda, Anda bisa menggunakan bahasa Jawa Ngoko yang santai dan lebih lepas. Jika lawan bicara Anda seumuran, lebih tua sedikit atau memiliki jabatan yang sedikit berjarak dengan Anda, Anda bisa menggunakan bahasa Jawa Krama Alus.

Bahasa Jawa Krama Alus juga cocok untuk mengawali pembicaraan dengan orang baru. Khususnya jika orangnya lebih “sepuh” daripada kita.  Sementara, bahasa Jawa Krama Inggil untuk berbicara kepada orang yang lebih tua atau tokoh tertentu.

Anda mungkin akan lebih akrab dengan Jawa Ngoko sebab merupakan bahasa sehari-hari ketika sedang mengobrol dengan kawan kerja atau obrolan santai lainnya. Namun berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Jawa lebih kompleks karena tingkatannya tadi. Namun tidak perlu cemas, hanya perlu adaptasi lebih untuk menjadi hafal.

Kesalahan Belajar Bahasa Jawa

Selain cara saya belajar bahasa Jawa, saya juga akan mengingatkan Anda kesalahan yang kerap terjadi ketika belajar bahasa daerah satu ini. Di antara banyak kesalahan yang cukup sering saya jumpai adalah antusiasme berlebih sehingga lupa mawas diri. Kewaspadaan itu penting, termasuk dalam belajar bahasa.

Maksudnya adalah kita terlalu bersemangat ingin lekas bisa dan lancar berbahasa sehingga lupa berhati-hati dalam berbicara. Bentuk nyata dari kesalahan ini adalah seringnya orang baru percaya begitu saja ketika bertanya kepada orang Jawa tulen mengenai arti dari kata tertentu.

Mungkin Anda juga pernah mengalaminya, ketika mendengar kata “unik” yang terlontar dari seseorang kepada Anda kemudian Anda penasaran mengenai arti kata tersebut. Bertanyalah Anda kepada teman Anda, sayangnya teman Anda iseng dengan mengartikan kata tersebut, yang ternyata sebuah umpatan, menjadi kata pujian.

Nah, lho, tetap harus hati-hati ya. Bukannya cepat lancar berbahasa, bisa-bisa Anda jadi malu sendiri dan jangan sampai malah trauma belajar bahasa Jawa. Itu yang cukup berbahaya. Penting untuk menjaga semangat belajar bahasa agar lekas terbiasa dan menjadi fasih berbahasa.

Begitulah cara saya belajar bahasa Jawa. Terdengar normatif mungkin, tetapi kiat-kiat di atas adalah teknis-teknis yang cukup fundamental dalam belajar bahasa Jawa. Tahapan-tahapan tersebut akan Anda lalui, baik Anda sadari atau tidak. Yang lebih penting adalah untuk tidak mudah menyerah ketika belajar bahasa.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA