by

62 TAHUN LANYALLA: Dari Spritualitas hingga Dunia Realitas

Oleh: Muliansyah Abdurrahman Ways

KOPI, Jakarta – Satu tahun terakhir hampir semua kita mengenal sosok yang bernama AA Lanyalla Mahmud Mattalitti, nama yang terpampan di nomiklatur lembaga Negara sebagai Ketua DPD RI semenjak di lantik hingga kini 2021. Tak terasa hampir 2 tahun memimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI dengan visi dari Daerah untuk Indonesia, sebuah visi yang memberikan spirit bagi kalangan senator-senator dari Aceh hingga Papua.

DPD RI mulai terlihat dan terpandang di era LaNyalla sebagaimana tercatat dalam sejumlah riset, pandangan para ahli akademisi dan pengamat, antara lain LaNyalla mampu menjadi magnet pemersatu dalam lembaga DPD RI, LaNyalla telah mampu mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah dan LaNyalla tetah mampu mengakomodir berbagai aspirasi daerah untuk DPR RI dan Pemerintah RI.

Nama LaNyalla menjadi aikon sebutan dan panggilan di ruang publik, kiranya kita mengenal tak hanya nama dalam sebutan, tetapi mengenal LaNyalla dengan gagah dan sosok yang hadir bersama masyarakat Indonesia. Pria yang humble, simple dan tak menjadikan jabatan sebagai pembatas kehidupan ini selalu menoleh dalam membangun kehidupan dengan apa adanya, tak sibuk dengan pencitraan dan agenda-agenda yang tidak substansial.

LaNyalla bukan manusia baru yang tak mengenal Indonesia, Ia mengenal Indonesia semenjak lahir dan besar di ibu pertiwi bernama Indonesia, lahir dan besar di pulau Jawa mengalir darah Sulawesi yang menunjukkan dirinya sebagai anak bangsa yang bertipe manusia Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

62 tahun LaNyalla menghirup udara segar Indonesia, pertanda bahwa ia adalah simbol keindonesiaan dan keumatan bangsa Indonesia. 62 tahun ia di lahirkan kedua orang tua yang berprofesi sebagai akademisi dan intelektual islam, ayah yang juga bagian dari aktivis organisasi kemahasiswaan yakni HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) saat itu (Baca Buku: Hitam Putih LaNyalla) hingga menularkan virus aktivisme ke anak ketiga bernama LaNyalla.

10 Mei menjadi tanda baik lahir seorang LaNyalla, bulan yang bersejarah penuh dengan peristiwa bangsa Indonesia, dari mulai 1 Mei hingga 10 Mei dan 20 Mei sebagai hari kebangkitan nasional bangsa Indonesia. Menunjukkan bukti bahwa LaNyalla lahir di bulan kebangkitan nasional, LaNyalla lahir untuk kebangkitan Indonesia di masa akan datang.

Lebih Banyak Berbuat dari Berbicara

Membaca seorang LaNyalla tak sekedar melihat postur fisik dan cerita-cerita yang tak pada ranah hidupnya, tetapi seorang LaNyalla harus dilihat dari kurang berbicara dan banyak berbuat. Ia sangat unik kalau kita dekatin dan sangat fenomenal bila kita jauhinya, sehingga hampir yang mengenal dari luar pasti menyatakan “LaNyalla Seorang Preman dan Jahat” dan bila ada yang dekatin maka Ia akan katakan “LaNyalla Seorang Religius dan Baik”.

Narasi Preman dan Religius adalah kata-kata yang terlintas di benak manusia yang membaca LaNyalla, baik dari jauh maupun dekat, baik dari kiri maupun kanan, baik dari samping maupun atas, baik dari bawah hingga dari siapa saja. Cerita-cerita LaNyalla memang tak ada habisnya, 62 tahun adalah waktu yang sangat panjang untuk kita membaca LaNyalla, karena waktu hidup yang penuh lika-liku kehidupannya.

Peristiwalah yang akan selalu menjelaskan LaNyalla selama 62 tahun ini, ia adalah manusia biasa, ia adalah seorang yang lahir seperti orang-orang lain dan ia juga tak mampu menjelaskan dirinya siapa sesungguhnya, tetapi ia akan dijelaskan oleh siapa saja yang mengenalnya, baik dari jauh hingga dekat, termasuk penulis juga sekedar menjelaskan sosok LaNyala sebagai seorang Manusia yang hadir sebagai konsistensi spritualitas hingga dunia realitas yang lalu dan kini.

Cerita bisa saja dari siapa saja, tetapi dalam konteks ini penulis menulis dari hasil mendengar dan melihat langsung Sosok LaNyalla, ternyata LaNyalla bukan seperti yang kita lihat di tayang di berbagai media dan social media, ia adalah manusia yang tidak banyak berbicara, tetapi ia lebih banyak menyampaikan intinya apa yang ditanyakan, apa yang disolusikan dan apa yang dijelaskan sebagiamana inti dalam cerita itu.

LaNyalla dalam pandangan penulis adalah sosok yang banyak berbuat daripada berbicara, manusia yang banyak memberikan solusi hidup kepada banyak orang, ia tak sekedar peduli kasih dan berbaik sama siapa saja, tetapi ia juga konsisten mengingatkan spiritual setiap insan manusia siapa saja, tanpa ia membeda-bedakan pangkat, kelas, dan jabatannya.

Belajar dari Komitmen dan Konsisten LaNyalla

Dua kata ini menjadi teladan hidup bagi penulis, komitmen dan konsisten ada pada jejak dua tahun bersama LaNyalla, memikat perjalanan dalam mengelola kehidupan tak mampu kita menjelaskan setiap kita melangkah, hanya mata batin kehidupan yang akan menjelaskan hidup kita dalam insania kehidupan ilahia.

LaNyalla melahirkan teladan hidup bagi siapa saja, komitmen spritualitas menjadi konsistensi kehidupan setiap Ia melangkah, Ia adalah pejabat Negara, tetapi kemuliaan kepada orang lain tak sepertinya jabatan yang Ia pikul sepertinya tak bernyawa, justru Ia mejadi manusia egaliter yang sama di mata spritualitasnya.
Ritual berbagi kebaikan menjadi tradisi utamanya, tak hanya “barang” dan “materi lain”, tetapi mengingatkan kepada orang atas Ibadah Sholat Tahadjud di jam 02.00 malam dan Ibadah Sholat Duha di jam 09.00 pagi menjadi kewajiban utama dalam mengingatkanya.

Penulis menyaksikan seni kehidupan LaNyalla terkait spiritualnya, hidup di dunia nyata, belum lagi Ibadahnya Puasa Sunnah Nabi Daud menjadi wajib dalam hidupnya, terasa yang menjadi pijakan dan tauladan hidup sebagai seorang putra bangsa yang menghabiskan waktunya untuk spiritualnya.

Tak habis pikir kalau membaca LaNyalla, Ia selesai pada wilayah kehidupan spiritualnya, sehingga ritual dunia baginya biasa-biasa saja, tokoh yang sehari-hari di kenal sebagai pengusaha, politisi dan menghabiskan waktunya menjadi bagian dari organisasi kemasyarakatan dan keumatan.

Komitmen mengabdi untuk Indonesia semenjak Ia dewasa menjadi pengusaha, aktif di HIPMI, KADIN, Pemuda Pancasila, PSSI dan sejumlah organisaisi politik maupun sosial lainya serta kini di amanahkan sebagai Ketua DPD RI (Periode 2020-2024).

Sebagai Ketua DPD RI, LaNyalla konsisten hadir di seluruh tanah Air, kota, kabupaten maupun provinsi di Indonesia, 34 Provinsi hadir LaNyalla sebagai wakil dari daerah, perjuangan dan keberpihakan LaNyalla atas daerah terbukti, belum sampai 2 tahun menjabat Ketua DPD RI, LaNyalla sudah sampai seluruh daerah – daerah yang Ia pimpin wakil rakyat daerahnya.

Komitmen dan Konsisten LaNyalla mejadi teladan bangsa, tanpa citra dan kemasan dalam berbuat, tetapi niat tulus LaNyala mejadi teladan masa depan Indonesia. Semoga di umur 62 tahun ini, LaNyalla terus Nyallakan Api Keindonesiaan menjadi Bangsa yang Besar Dan Maju di mata dunia.

Penulis Adalah: Enterpreneur, Waketum KADIN Papua Barat dan Pegiat Demokrasi Indonesia

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA