KOPI, Karawang – Komandan Sektor (Dansektor) 19, KoloneI Chb Widodo, bersama jajaran Satgas Citarum Harum Sektor 19 menggelar ‘Sosialisasi Program Citarum Harum TA 2021’, Rabu (24/3/2021), di Kantor Desa Dawuan Barat, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang.
Hadir dalam Sosialisasi PLH Kepala Desa Dawuan Barat, Hafidz Nurzaman S.S; Babinsa, Serda Dwi Danaya; Babinkamtibmas, Aiptu Sahidi; dan 50 orang warga masyarakat setempat.
Dansektor 19, KoloneI Chb Widodo saat sosialisasi di Desa Dawuan Barat, Kabupaten Karawang, memaparkan perkembangan program Citarum Harum yang telah berlangsung hampir tiga tahun. Sudah sejak lama muara sungai Citarum sangat kotor, bahkan di tahun 2017 ada orang Prancis bernama Gary Bencheghib yang menyusuri sungai Citarum yang saat itu dipenuhi sampah, maka kala itu sungai Citarum dikenal sebagai sungai terkotor di dunia.
“Akhirnya pada 14 Maret 2018, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum,” ungkap KoloneI Chb Widodo.
Lanjutnya, “Sungai Citarum sendiri memiliki panjang aliran 297 Km mulai dari hulu Situ Cisanti hingga hilirnya di Muara Gembong-Bekasi. Sebanyak 35 juta orang hidupnya bergantung kepada Sungai Citarum, bahkan 80 persen penduduk DKI Jakarta mengonsumsi air dari Sungai Citarum,” papar Widodo.
Ketika Sungai Citarum kotor dan mengalami kerusakan, masyarakat akan mengalami kerugian 197 triliun rupiah per tahun dikarenakan harus membeli air bersih. Selain itu, sektor energi mengalami kerugian sebesar 240 triliun rupiah per tahun, sektor perikanan rugi 10 triliun rupiah per tahun, sektor pertanian rugi 20 triliun rupiah per tahun dan hal ini sudah terjadi.
Kemudian untuk permasalahan di Sektor 19 diantaranya masalah sampah, “Oleh karena itu saya selaku Komandan Sektor 19 terus melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat agar jangan membuang sampah ke sungai,” tegas KoloneI Chb Widodo.
Sedangkan PLH Kepala Desa Dawuan Barat Hafidz Nurzaman S.S., mengatakan, bahwa kesadaran warga terhadap kondisi sungai di sekitar lingkungannya sangat penting. “Segala sesuatu harus dimulai dari tingkat terkecil dalam hal ini adalah keluarga, saya berharap keluarga di wilayah Desa Dawuan Barat dapat menjaga kondisi lingkungan di wilayahnya,” ujar Hafidz.
Harapannya, mudah-mudahan target-target pemerintah terkait program Citarum Harum tercapai, kondisi sungai menjadi lebih baik serta pola hidup masyarakat juga menjadi lebih positif. (Dede N-KOPI)
Comment