KOPI, Jakarta – Indonesia memiliki banyak sekali gejera Protestan dan Katolik, bahkan beberapa di antaranya lahir sebelum kemerdekaan. Gereja-gereja ini memiliki nilai historis sebagai saksi perkembangan agama Kristen di Indonesia.
Dibangun pada masa kolonial Belanda, gereja-gereja berikut memiliki nilai arsitektur yang megah layaknya bangunan di Eropa. Namun ada juga yang dipadukan dengan unsur tradisional Nusantara.
Apa saja gereja tertua di Indonesia yang memiliki arsitektur khas Belanda? Dilansir dari Bersamakristus.org, berikut adalah gereja-gereja tertua di Indonesia.
1. Gereja Sion
Bangunan gereja ini terletak di Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat ini selesai dibangun pada 1695. Memiliki arsitekrut megah khas Belanda, gereja ini juga sohor dengan nama Gereja Portugis.
Pasalnya, gereja ini didirikan sebagai tempat ibadah para tawanan VOC berkebangsaan Portugis. Arsitek dari Rotterdam, E. Ewout Verhagen merancang bangunan dengan pondasi 10.000 kayu balok bundar dan gereja ini mampu menampung hingga 1.000 jemaat.
Di dalam kawasan gereja tertua di Indonesia ini ada makam Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Zwaardecroon. Zwaardecroon diketahui menyumbang taman untuk pendirian Gereja Sion.
2. Gereja Ebenhaezer
Gereja ini terletak di Nusa Laut, Maluku. Merupakan gereja tertua di Indonesia dan di kepulauan Ambon serta Lease yang dibangun pada tahun 1715-1719. Bukti arkeologis yang membuktikan hal tersebut adalah keberadaan prasasti pada dinding gereja.
Prasasti tersebut menghadap ke jalan di sebelah pintu masuk pada arah timur. Prasasti tersebut masih dalam keadaan utuh, berbentuk segitiga dengan motif ukiran bunga cengkih.
Dalam prasasti tersebut, bertuliskan: “Djouw Louwis Pati Sila Pounja WactouIni Jgeresia Souda Moulai Badiri Akan Kapada 28 Hari Boulang Mart Taon 1715 : Berhabis Akan Kapada Hari Boulang Taon 1719”.
3. Gereja Tua Sikka
Gereja ini terletak di Nusa Tenggara Timur. Diprakarsai oleh pastor Belanda yang bertugas di Maumere, Yohanes Engbers, SJ sekitar awal tahun 1890-an.
Engbers mengusulkan didirikan gereja yang layak dan kokoh dari bahan berkualitas baik. Untuk gambar rancangannya, ia meminta bantuan Antonius Dijkmans, SJ di Batavia (Jakarta). Djikmans merupakan arsitek Gereja Katedral di Jakarta pada 1895.
Bahan-bahan kayu terbaik dari Jakarta kemudian didatangkan untuk membuat gereja ini. Pembangunan gereja ini baru dimulai pada 1897 setelah Bruder Leeuwenberg tiba dari Larantuka. Gereja ini memiliki panjang 47 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 6 meter.
Demikian sejumlah gereja tua di Indonesia yang memiliki arsitektur khas Belanda. Semoga informasi ini bermanfaat untuk semuanya.
Comment