by

Secuil Catatan dari Reuni Keluarga Transmigrasi SulSelBar

Oleh: Ir. H. Tamzil Tajuddin, M.Si

KOPI, Mamuju – Makassar 19 Desember 2020 adalah moment yang melahirkan kebahagian dan sejarah bagi kita semua, bagi saya, anda dan kita yang pernah terlibat dan melibatkan diri bagi penyelenggaraan transmigrasi di Sulsel dan Sulbar. Hari itu kita merakit sebuah rumah yang namanya Paguyuban Transmigrasi Sulselbar dimana kita semua masuk dan menjadi penghuni rumah ini.

Rumah ini kita bangun bukan melalui proses yang instan, tetapi melalui proses yang panjang dan juga melelahkan, kadang dgn tawa canda yang renyah tapi tidak jarang juga dengan sedikit emosi sesaat, tapi semuanya dilandasi dgn satu tekad utk membangun rumah bersama ini, perlahan-lahan satu demi satu teman-teman yang sudah berpencar ke seantero negeri setelah berpisah selama puluhan tahun mulai dilacak keberadaanya, sedikit demi sedikit pula yg bergabung dalam group WA ini.

Dari obrolan WA (yg kadang ngalor ngidul.. haahaaa) akhirnya disepakati utk menyelenggaralan reuni yg diawaki oleh Panitia yg dikomandani oleh Pak Idham Hasib.

Dedikasi yg luar biasa dari Panitia yg dikomandoi oleh Pak Idham Hasib, dibantu oleh teman-teman lainya, Ibu Endang, ibu Sumiaty Chalik, Pak S.Kamal, Ibu Ida Supeni, Pak Hasyim, Pak Yani, Pak Panca, dan yg lainnya (mohon maaf kalau saya tdk sempat sebut namanya, insya Allah Tuhan yg balas). Anda telah menorehkan hasil yang luar biasa.

Atas nama teman- teman semua, baik yg ada dlm Grup WA ini maupun yg masih ada diluar sana menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada Panitia yg telah mengatur acara kemarin dgn apik sesuai Protokol Kesehatan.

Saya dan juga Pak Arifin yg “didaulat” menjadi Ketua dan Wakil Ketua sesungguhnya menjadi terharu dan juga surprise atas amanah dan tanggungjawab ini.

Tapi *Demi Allah* kalau bukan karena saya merasa lahir dan dilahirkan oleh transmigrasi, berat utuk menerima amanah ini.

Saya takut untuk menjadi anak durhaka, kasiaaaan.

Tapi satu hal yg membanggakan dan saya mengucapkan Bismillah untuk amanah ini, karena saya melihat ekspresi yg terbersit dari raut wajah teman-teman yang hadir semuanya memancarkan harapan bahwa kita semua ingin menjadikan rumah (baca: paguyuban) ini sebagai rumah kita bersama.

Artinya kita semua harus menjaga, merawat, dan bertanggungjawab akan kelestarian rumah ini.

Saya dan Pak Arifin hanya simbol administratif saja.
Bahwa rumah ini akan menjadi awet kokoh nyaman ataukah cepat rapuh, semuanya ada dalam genggaman kita bersama.

Mari kita bangun dan memasuki rumah kita ini dengan memegang ajaran leluhur di tanah bugis makassar mandar dan toraja *padaidi padaelo sipatuo sipatokkong… mali siparappe malilu sipakainge.

Sekali lagi terima kasih kepada Pak Idham and his crew yg telah merancang acara ini dgn sukses dan baik sekali, begitu pula kepada teman-teman yang berkesempatan hadir maupun yg tdk hadir tapi tetap mensupport acara kita.

Saya dan Pak Arifin senantiasa terbuka untuk menerima saran, pendapat, dan juga kritikan dari teman2 semuanya..(tojeng-tojeng ka’ ini nah).

Sudahmi dulu…. nanti OKT yg sempurnakan, karena kita bukan ki’ pewarta atau jurnalis kodong…
Salama ki tapada salama.Amin ***

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA