by

LA NKRI Hadiri Forum Diskusi Kebangsaan

KOPI, Jakarta – Daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas ancaman guna mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh harus dibangun. Untuk itu dibutuhkan penanaman kesadaran bela negara sebagai bentuk revolusi mental sedini mungkin. “Upaya menumbuhkan rasa kecintaan terhadap tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada ideologi Pancasila, rela berkorban bagi bangsa dan negara serta memiliki kemampuan dasar bela negara harus sedini mungkin dapat menjadi spirit dan manifestasi bangkitnya kembali kesadaran masyarakat semesta untuk melakukan gerakan kebangsaan Indonesia. Untuk itu LA NKRI yang diwakilkan oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) John Miduk Sitorus, Sabtu, 13 November 2020 di Hotel Borobudur Jakarta.

Penanaman nilai-nilai kebangsaan melalui gerakan kebangsaan di Indonesia dewasa ini menjadi penting dan telah menjadi isu hangat dikalangan masyarakat dari berbagai kalangan dan dari berbagai latar belakang. Isu kebangsaan saat ini menjadi materi-materi dalam diskusi-diskusi menarik diperbincangkan diberbagai tempat dan dari berbagai diskusi-diskusi tersebut itulah muncul kesaamaan cara pandang dan kesamaan gagasan untuk menyatukan semangat tersebut kedalam sebuah kesepakatan bersama 

Untuk melahirkan serta memperjuangkan ide gerakan kebangsaan tersebut agar dapat menjadi gerakan masyarakat semesta serta leih jauh dapat menjadi kerangka acuan dalam memantapkan materi kurikulum mulai dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, sebab jika tidak dilakukan maka akan membawa dampak pudarnya rasa nasionalisme kebangsaan atau kecintaan warga terhadap negaranya. Karena kekuatan rakyat bukanlah kekuatan yang bersifat fisik/materiil semata, namun merupakan kekuatan jiwa yang sangat kuat didasarkan atas kecintaannya yang mendalam terhadap bangsa dan negaranya 

Marsudiyanto sebagai salah tokoh muda yang mendukung terbangunnya kembali gerakan kebangsaan menilai bahwa konsep kebangsaan yang perlu ditanam yakni keberagaman dan perbedaan dalam satu kesatuan atau Bhinneka Tunggal Ika, karena hal tersebut mencerminkan karakter bangsa yang diwujudkan dengan tujuan mempersatukan seluruh kemajemukan yang ada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. “ Melalui pemanfaatan gerakan kebangsaan, kita dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan menguatkan rasa Nasionalisme atau rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air,”katanya dengan semangat.

Selaras dengan konsep di atas, Johnson Silitonga yang juga aktif di dunia kepemudaan dan kemahasiswaan berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan semangat dan kesadaran baru akan gerakan kebangsaan.

“Forum seperti ini dapat menumbuh-suburkan nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati satu sama lain dan juga membangun karakter dan nilai ideologi bangsa dalam menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa,” tutur Johnson.

Kegiatan ini dikuti berbagai unsur yaitu tokoh keagamaan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh kemahasiswaan, praktisi, wartawan, partai politik, LSM dan masyarakat umum.

Edwin D Ahra yang juga merupakan tokoh masyarakat berpendapat bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman wawasan kebangsaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan juga meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap optimalisasi pengembangan nilai-nilai kebangsaan.

Sekjen LA NKRI John Miduk Sitorus mengatakan kepada pewarta media ini bahwa Forum Kebangsaan ini ibarat oase di tengah Padang gurun ketika bangsa ini dihadapkan dengan berbagai masalah.

“Forum Kebangsaan Indonesia ini ibarat oase di tengah Padang gurun ketika bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah horizontal seperti perbedaan suku, agama dan kelompok. Acara ini bisa menjadi pembeda yang melepas dahaga damai di tengah membaranya api intoleransi,” urainya dengan semangat.

John juga menambahkan bahwa pelangi tak indah jika warnanya hanya satu. “Sejarah itu perlu kita ingat, tanamkan dan budayakan. Pelangi tak indah jika warnanya hanya satu, bunga tak unik jika warnanya hanya merah, manusia tidak unik jika wajahnya sama. Melalui forum ini, kiranya gerakan nyata bisa menjadi solusi atas intoleransi yang terjadi, agar nilai-nilai Pancasila dapat kira bumikan sesuai amanah para pendiri bangsa,” imbuhnya dengan mimik serius.

Oleh karena itu senada dengan hal tersebut, Jahnis M selaku praktisi pendidikan juga berharap dengan terselenggaranya forum inisiasi gerakan kebangsaan Indonesia dapat menjadi penguatan demokra Pancasila sehingga sejalan dengan itu pula diharapkan dapat mendorong meningkatnya kesadaran hukum masyarakat yang adil agar arah perkembangan demokrasi tidak menuju anarki dan kleptokrasi. Sebab demokrasi tidak bisa menjadi tujuan pada dirinya sendiri, demokrasi adalah alat agar pembangunan demokrasi simultan dengan pembagunan ekonomi, sosial dan spiritual.

Dalam rangka membaca dan mengantisipasi perkembangan demokrasi Indonesia kedepan agar keluar dari rel demokrasi Pancasila, maka perlu pondasi kebangsaan yang kuat dan utuh. Lintas organisasi lainnya yang berasal dari organisasi keagamaan bung ridwan berpendapat bahwa Z selalu berubah, oleh karena itu perlu mengenal tanda-tanda zaman, memberi proyeksi masa depan untuk ditarik ke masa kini agar bisa diantisipasi elemen elemen negatifnya. 

Melihat latar belakang tersebut, kami yang bersepakat dalam menginisiasi gerakan kebangsaan Indonesia ini dan didukung oleh berbagai tokoh keagamaaan dan praktisi yang akan memberikan pandangankebangsaannya akan :

1. Bertukar pandangan masa depan gerakan kebangsaan Indonesia dari berbagai sudut pandang . 

2. Melihat elemen-elemen penghambat bagi gerakan kebangsaan dan demokrasi yang sehat. 

3. Mendeteksi dan melakukan evaluasi kedewasan di masyarakat dalam memahami dan menghayati makna nasionalisme kebangsaan dari perspektif demokrasi, agama, budaya dan politik.

4. Melakukan kajian data-data kontemporer indikasi tindak intoleransi dan hubunganya denganp perkembangan demokrasi pancasila.

5. Melihat dinamika perkembangan demokrasi dan pembangunan.

6. Melakukan kajian dari prespektif agama, sejarah, budaya, dan politik masa depan demokrasi Indonesia.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA