by

Pilar Meyakinkan Bahwa Tangerang Selatan Akan Menjadi Lebih Baik

KOPI, Tangerang Selatan – Calon Wakil Walikota (Cawawalkot) Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, mendapat sindiran mengenai ketimpangan pembangunan dari para Cawawalkot lainnya, pada giat diskusi terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Dalam diskusi yang diadakan oleh Komunitas Tangsel Club, kedua Cawawalkot yakni Ruhama Ben dari Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2, dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dari Paslon nomor urut 1, mengatakan pembangunan yang dilakukan pemimpin saat ini tidak merata ke seluruh wilayah di Kota Tangsel.

Namun, selaku keponakan dari Walikota Tangsel saat ini, Airin Rachmi Diany, dan juga merupakan pasangan dari Calon Walikota Benyamin Davnie, yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Walikota Tangsel, Pilar memberikan tanggapan secara logis.

“Menurut saya pembangunan Tangsel sudah sangat luar biasa, kita memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk tingkat kota ini tertinggi di Indonesia, dan saya berkewajiban untuk melanjutkan serta mempertahankan keberhasilan ini,” ujarnya, usai giat tersebut, di Resto Remaja Kuring, Jalan Raya Buaran-Viktor, Serpong, Minggu (4/10/2020).

“Bicara ketimpangan pembangunan, sambung Pilar, sesungguhnya ini bicara proses, ya tentu saja dalam 12 tahun ini kan proses, kota baru yang tentu saja terus berkembang, dan kita akan terus melakukan ekspansi pembangunan, sampai itu nantinya menjadi merata, jadi ketimpangan itu sebenarnya hanyalah bicara proses, dan saat ini pembangunan masih terus berproses,” imbuh Pilar.

Sementara itu, pada sambutan politiknya, menurut Ruhama Ben kualitas pembangunan yang telah dilakukan oleh kepemimpinan sepuluh tahun ini, masih terdapat ketimpangan antar wilayah. Dia juga mengatakan, kurangnya kualitas pelayanan akibat dari kurang singkronnya antara kebijakan dan implementasi.

“Jadi setelah saya keliling-keliling ke seluruh Tangsel, saya melihat memang ada gap yang luar biasa dari kualitas pembangunan yang dilakukan pengembang dengan pembangunan yang dilakukan oleh bukan pengembang. Dari kualitas pelayanannya pun saya melihat, antara kebijakan dan implementasi belum seluruhnya singkron, bagus diatas kadang-kadang di implementasi masih ada kendala,” ungkapnya.

Senada, ditempat yang sama, Rahayu Saraswati mengatakan, selain adanya ketimpangan sosial, terdapat pula ketimpangan pembangunan. Dikatakannya, memang ada beberapa jalan yang sudah bagus, tetapi ketika memasuki daerah perkampungan, masih ada jalan-jalan yang berlubang.

“Seperti tadi pagi saya keliling naik sepeda, itu memang ada jalan-jalan yang bagus seperti tadi disebut oleh pak Ruhama. Tapi ada juga jalan-jalan yang masih berlubang-lubang luar biasa kalo kita mulai masuk ke dalam perkampungan. Jadi ini masih banyak sekali pekerjaan rumah kita, baik dari segi infrastruktur dan dari segi ketimpangan sosial,” pungkasnya.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA