Agri Writing Competition 2020
Kementerian Pertanian RI - Republika
Oleh: Neneng JK, A.Md., S.H.
Jurnalis PPWI
(Persatuan Pewarta Warga Indonesia)
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: Crop Cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising).(2)
Pengertian pertanian secara luas juga mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ektraksi semata, seperti penangkapan ikan atau ekploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian. Namun pertanian hanya menyumbang 4 % dari PDB (Produk Domestik Bruto) dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44.3 % penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17.3 % dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terkait dengan ruang dan waktu. Ilmu-ilmu pendukung, seperti Ilmu Tanah, Metereologi, Teknik Pertanian, Biokimia, dan Statistik juga dipelajari dalam pertanian.
Usaha tani (Farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. “Petani” adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “Petani Tembakau” atau “Petani Ikan”. Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut “Peternak”.
Adapun sejarah asal mula pertanian adalah pertanian merupakan bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban.(3)
Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kawasan ‘Hilal Subur’ di Asia Barat, serta Mesir dan India merupakan lokasi awal pembudidayaan tanaman untuk mendapatkan hasilnya, sebelum aktivitas ini dimulai, manusia terbiasa mencari sumber makanan di alam liar.
Pertanian berkembang secara independen di berbagai tempat di dunia yaitu di China, Afrika, Papua, India dan Amerika. Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.(2)
Setiap bagian di dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda, sehingga garis waktu perkembangan pertanian bervariasi di setiap tempat. Di beberapa bagian di Afrika dan Asia Tengah masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan.
Perkembangan pertanian berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik “Bulan Sabit yang subur” di Mesopotamia sekitar 8000 SM (Sebelum Masehi). Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau dari pada keadaan sekarang.
Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah ini juga menjadi satu dari ‘Pusat Keanekaragaman Tanaman Budidaya (Center of Origin) menurut Nikolai Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali dibudidayakan disini adalah gandum, Jelai (Barley), tunas (pea), Kacang Arab (Chickpea), dan Flax (Linum usitatissimum).
Di Tiongkok, Padi (oryza sativa) dan Jewawut (dalam pengertian umum sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Karena jenis tanaman tersebut sesuai dengan topografi dan iklim di Tiongkok.
Padi (oryza glaberrima) dan Sorgum dikembangkan di daerah Sahel, Afrika 5000 SM. Beberapa tanaman lokal lainnya juga telah dibudidayakan secara tersendiri di Afrika Barat, Eutiopia, Papua dan Amerika (yaitu Amerika Tengah, Peru – Bolivia, dan hulu Amazon) mulai membudidayakan Jagung, Labu, Kentang, dan Bunga Matahari.
Kondisi Tropika di Afrika dan Asia Tropik, termasuk Indonesia, cenderung mengembangkan masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya memperoleh bahan pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke wilayah kepulauan Indonesia membawa serta teknologi budidaya Padi sawah serta perladangan.
Beberapa cakupan usaha Pertanian diantaranya sebagai berikut:
- Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan).
- Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah).
- Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semuan non-vebrata air).(2)
Suatu usaha pertanian dapat melibatkan subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua kegiatan Pertanian identik dengan kegiatan Ekonomi, sehingga para Petani harus dibekali dengan pengetahuan tentang:
- Pengelolaan tempat usaha
- Pemilihan bibit/benih
- Metode budaya
- Pengumpulan hasil
- Distribusi produk
- Pengolahan hasil produk
- Pengemasan produk
- Pemasaran produk.
Apabila seorang Petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (Intensive Farming). Usaha pertanian yang dilakukan dengan cara ini dikenal dengan agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai Intensifikasi. Karena pertanian industri selalu menerapkan intensif, keduanya seringkali disamakan.
Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian berkelanjutan (Sustainable Agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau perma kultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil lebih rendah daripada pertanian Industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub “Ideologi” pertanian yang disebut di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk Pertanian Ekstensif (Pertanian Masukan Rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan terbentuk Pertanian Subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif dan bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Ciri penting yang dimiliki oleh usaha pertanian adalah:
- Selalu melibatkan barang dalam volume besar
- Proses produksi memiliki resiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan mahluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu, serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern yang saat ini sedang digalakkan adalah budidaya alga dan hidroponik.
Negara Indonesia memiliki tanah subur yang melimpah. Ada beberapa sektor dan komoditas pertanian di Indonesia yang dominan dan merupakan penghasil utama dari berbagai produk pertanian tropis yaitu meliputi minyak sawit, karet alam, kakao, teh, singkong, beras dan rempah-rempah tropis.
Selain itu, masih ada beberapa hasil pertanian yang merupakan sumber bahan baku yaitu: Kapas, Kain goni, Gula, Tembakau, Cengkih, buah-buahan (Durian, Rambutan, Mangga, Manggis, Avokad) dan sayuran (Buncis, Wortel, Bawang, Kol, dan lain-lain).(3)
Sektor pertanian dan perkebunan merupakan salah satu sektor kunci perekonomian di Indonesia. Meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto nasional telah menurun secara signifikan dalam setengah abad terakhir, saat ini sektor pertanian masih memberikan pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga Indonesia.(1)
Pada tahun 2013,sektor pertanian menyumbang 14.43 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) nasional, sedikit mengalami penurunan dibandingkan satu dekade sebelumnya (2003) yang mencapai 15,19 persen. Pada tahun 2012, sektor ini menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 49 juta orang Indonesia, yang mewakili 41 persen dari total angkatan kerja di negara ini.
Saat ini sekitar 30 persen lahan Indonesia digunakan untuk pertanian. Sektor pertanian Indonesia ditinjau dan diatur oleh Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari dua jenis berdasarkan skala per 1 meter, yaitu: (2)
Perkebunan Besar baik milik Negara maupun Perusahaan Swasta. Perkebunan Besar cenderung fokus pada komoditas ekspor, seperti: minyak sawit dan karet.
Produksi Petani Kecil, kebanyakan rumah tangga yang melakukan pertanian tradisional. Petani skala kecil fokus pada komoditas holtikultura untuk memasok konsumsi makanan rakyat lokal dan regional, seperti: beras, kedelai, jagung, buah-buahan dan sayuran.
Saat ini Indonesia merupakan penghasil terbesar di dunia diantaranya:
Minyak sawit, Cengkih, Kayu manis, Pala, karet alam, Singkong, Vanili dan Minyak kelapa, Beras dan kakao (Cokelat), Kopi, Tembakau, Teh, dan lain-lain.
Berikut adalah uraian tentang produk pertanian tropis yang telah menjadi komoditas ekspor, yaitu diantaranya:
Minyak Sawit adalah bahan memasak yang umum di negara tropis di Afrika, Asia Tenggara, dan sebagian Brazil. Penggunaannya dalam Industri makanan komersial di belahan Negara lain didorong oleh biaya produksinya yang rendah dan kestabilan oksidatifnya ketika digunakan untuk menggoreng.
Disisi lain, maraknya perkebunan sawit telah mengundang kekhawatiran aktivis lingkungan karena besarnya penghancuran hutan untuk melakukan pertanian monokultur kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit menyebabkan hilangnya habitat orang utan di Indonesia, yang merupakan spesies yang terancam punah.
Karet (karet alam) adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah Para atau Heven Brasilliensis (Suku Euphorbiacaea).
Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota Suku Ara-araan (misalnya beringin), Sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion.
Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari Para. Sekarang getah perca dipakai dalam kedokteran (gutta-percha). Sedangkan lateks sawo biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam Industri Perkaretan.
Kakao (Theobroma Cacao L.) adalah pohon budidaya di perkebunan yang berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang ditanam di berbagai kawasan tropika. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai Cokelat.
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (Parennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10 meter. Meskipun demikian, dalam budidaya tanaman ini dibuat tidak lebih dari 5 meter, tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.
Habitat alam tanaman kakao berada di hutan beriklim tropis, kakao merupakan tanaman tropis yang suka akan naungan (shade long plant dengan potensi hasil bervariasi 50-120 buah/pohon/tahun).
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah dishangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua verietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea Canephora) dan Kopi Arabika (Coffea Arabica). Negara asal Yaman diperkenalkan abad ke-15, warna Hitam, Coklat Tua, Coklat Muda, Krem.
Indonesia mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton Kopi per tahunnya. Konsumsi kopi rata-rata adalah 1/3 dari air keran di Amerika Utara dan Eropa. Di seluruh dunia 67 juta metrik ton kopi diproduksi setiap tahun 1998-2000, dan prediksinya adalah kenaikan menjadi tujuh juta metrik ton per tahun pada 2010.
Brazil tetap menjadi negara pengekspor kopi yang terbesar, namun Vietnam meningkatkan tiga kali lipat ekspornya antara tahun 1995 dan 1999 dan menjadi produsen utama biji robusta.
Indonesia adalah pengekspor kopi ketiga terbesar secara keseluruhan dan produsen terbesar Kopi Arabika yang telah dicuci. Kopi Honduras organik adalah komoditas yang berkembang pesat karena iklim dan tanah Honduras yang subur.
Pada tahun 2013, The Seattle Times melaporkan bahwa harga kopi global turun lebih dari 50 persen dari tahun ke tahun. Di Thailand, biji kopi gading hitam diberikan ke Gajah untuk dimakan yang enzim pencernaannya mengurangi rasa pahit dari biji yang dikumpulkan kembali dari kotoran. Biji-biji kopi ini dijual sampai $ 1100 per kilogram, dan menjadi kopi termahal di dunia sekitar tiga kali lebih mahal dari biji yang dipanen dari kotoran musang kelapa asia.
Di Indonesia, menurut Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) pada 2014 kebutuhan kopi di Indonesia diperkirakan mencapai 260.000 kilogram. Naik 280.00 kilogram pada 2015, pada tahun 2016 diperkirakan kebutuhan kopi dalam negeri mencapai 300.000 kilogram. Begitu pula konsumsi kopi per kapita, pada 2014 angkanya adalah 1.03 kilogram per kapita per tahun, kemudian naik 1.09 kilogram pada 2015.
Menurut lembaga riset pasar Euromonitor, kedai kopi speciality dan kafe waralaba di Indonesia bertumbuh cepat sejak 5 tahun terakhir. Kini jumlahnya di Indonesia sekitar 1.083 kedai. Sebagian besar ada di Jakarta. Lebih lanjut menurut Euromonitor, pertumbuhan penjualan kopi untuk konsumsi pribadi mencapai pertumbuhan 7 persen per tahun. Nilai perdagangannya diperkirakan bisa mencapai Rp. 11,9 triliun pada 2020.
Sejak tahun 1970-an, kopi telah diprediksi dan digambarkan oleh banyak orang dan salah satu Sejarawan Mark Pendergrast, sebagai “Komoditas kedua yang paling diperdagangkan secara besar” di dunia. Sebaliknya, “Kopi adalah komoditas kedua yang paling berharga yang diekspor oleh negara-negara berkembang,” dari tahun 1970-2000.
Fakta ini berasal dari Buku Tahunan Komoditas dari Konferensi PBB mengenai perdagangan dan pembangunan yang menunjukkan ekspor komoditas “Dunia Ketiga” menurut nilai pada periode 1970-1998, dan Minyak Mentah pada urutan pertama, Kopi diurutan kedua, diikuti Gula, Kapas, dan lain-lain.
Kopi tetap menjadi komoditas ekspor penting bagi negara-negara berkembang, tetapi angka yang lebih baru tidak sesuai karena pergeseran dan alam yang dipolitisasi dari kategori negara berkembang. Hari Kopi Internasional, yang diklaim berasal dari Jepang pada tahun 1983 dengan sebuah acara yang diselenggarakan oleh All Japan Coffe Association, berlangsung pada tanggal 29 September di beberapa negara.
Tembakau adalah hasil bumi yang diproses dari daun tanaman yang juga dinamai ‘Sama’. Tanaman tembakau terutama adalah Nicotiana Tabacum dan Nicotiana Rustica, meskipun beberapa anggota Nicotiana lainnya juga dipakai dalam tingkat sangat terbatas.
Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan komoditas pangan, melainkan komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi sebagai pengisi waktu luang atau “hiburan” yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau juga dapat dikunyah. Kandungan metabolik sekunder yang kaya juga bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku obat.
Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara mempopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian Selatan meningkat.
Setelah perang saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan perkembangan Industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan abad ke-20.
Perkembangan tembakau di Indonesia dimulai dari percobaan penanaman tembakau dilakukan Belanda tahun 1830 oleh Van Den Bosch di Semarang, Jawa Tengah. Namun, ketika itu mengalami kegagalan. Lantas tahun 1856, Belanda mencoba menanam tembakau di Besuki, Jawa Timur. Pada waktu itu juga dibangun Balai Penelitian yakni Besoekisch Profstation tahun 1910.
Dalam sejarahnya komoditas tembakau menjadi perdagangan Internasional dari Indonesia ke Eropa. Dari dulu sampai kini tembakau Indonesia masih menjadi komoditas tembakau Cerutu peringkat atas (Deli Tabak) atau yang terbaik di pasaran Internasional. Hal ini membuktikan tanaman tembakau memiliki agroekosistem sebab berkolerasi dengan kualitas tembakau yang dihasilkan.
Tak berlebihan kontribusi penerimaan negara di sektor ini, tercatat signifikan tahun 2011 sebesar 73,25 trilyun; tahun 2012 sebesar 90,55 trilyun; tahun 2013 sebesar 103,56 trilyun; tahun 2014 sebesar 112,54 trilyun; tahun 2015 sebesar 123,2 trilyun; tahun 2016 sebesar 123,93 trilyun; tahun 2017 sebesar 145,48 trilyun; dan terakhir 2018 destimasi sebesar 148,2 trilyun.
Teh merupakan minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat dengan menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia Sinensis dengan air panas. Teh merupakan sumber alami kafeina, teofilin, dan anti oksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Cita rasa yang sedikit pahit dari teh merupakan kenikmatan tersendiri.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun, masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia. Walaupun Indonesia merupakan negara terbesar nomor lima di dunia.
Selain itu perkembangan pertanian di Indonesia semakin maju yaitu dengan ada sistem Pertanian Modern. Pertanian modern yaitu merupakan teknologi atau inovasi di bidang Pertanian yang lebih maju dari segi mesin, pengendalian hama penyakit sampai panen dan pasca panen. Hal yang membedakan pertanian modern dengan pertanian tradisional adalah perlakuan dan cara perawatan dalam proses budidayanya.(10)
Teknologi pertanian yang berkembang di Indonesia semakin kearah yang lebih maju, tergolong cepat pertanian Indonesia sudah mengimbangi dengan negara lain. Pertanian modern yang saat ini berjalan memberikan dampak atau respon pada Petani dan peternak untuk mereka gunakan sebagai pekerjaan mereka.
Pada dasarnya kita bisa melihat dari beberapa hal yang dapat dinilai dari pertanian modern. Faktor yang mendukung pertanian modern adalah Sumber Daya Manusia (SDM), benih berkualitas tinggi, hasil pertanian, perikanan, dan peternakan yang berkualitas serta mekanisme berteknologi tinggi.
Tujuan pertanian modern di Indonesia yaitu:
a. Merupakan jalan menuju keberhasilan modernitas di Indonesia. Jika hasil dari panen semakin banyak maka dianggap maju.
b. Optimalisasi hasil PertanianKonsep pertanian modern tidak hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia dalam pemuliaan spesies pertanian, akan tetapi sudah lebih kearah optimalisasi usaha tani untuk menghasilkan bahan pangan bermutu. Yang sangat diperhatikan dari hasil panen adalah baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
c. Penggabungan konsep yang sudah ada
Peningkatan teknologi pertanian agar pertanian berjalan efektif dan efisien sedang diusahakan. Dan saat ini perkembangan konsep pertanian yang digunakan adalah dengan menggabungkan dari dua konsep awal yang terkesan berjalan sendiri-sendiri.
Contoh pengembangan pertanian modern di Indonesia, antara lain:
- Hidroponik
Hidroponik baru-baru ini banyak digunakan di Indonesia, konsep dasar dari hidroponik sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Hidroponik digunakan oleh para ilmuan untuk meneliti tanaman yang berdasar dari air, namun berbeda lagi jika dibicarakan jaman sekarang, pertanian hidroponik tergolong modern itu sudah tidak asing lagi untuk saat ini yaitu penggantian media tanam dari tanah menjadi air, menghasilkan hasil tanaman yang sama dengan media tanah bahkan lebih baik lagi. - Integrasi Automasi Pertanian
Meski tergolong masih asing namun konsep ini sudah ada di Indonesia yaitu penanaman sensor-sensor tertentu seperti sensor kelembaban suhu tanah, sensor ph dan banyak lainnya di lahan pertanian yang luas kemudian dilengkapi dengan wireless transmitter jarak jauh yang memancarkan sinyal ke arah station utama untuk mendapatkan data atau langsung terhubung ke mesin pompa air dan sejenisnya, hal ini dapat menghemat banyak sekali waktu dan biaya. - Pertanian Holtikultura
Pengertian holtikultur (Holticulture) berasal dari bahasa latin hortus, yang berarti tanaman kebun dan Cultura/Colere, berarti budidaya, sehingga dapat diartikan budidaya tanaman kebun. Istilah holtikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Bidang kerja holtikultura meliputi:
- Pembenihan
- Pembibitan
- Kultur jaringan
- Produksi tanaman
- Hama dan penyakit
- Panen
- Pengemasan
- Distribusi
Holtikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek pertanian holtikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memperbaiki dan menangani komoditas holtikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenengan pribadi.
- UAV Agriculture
Dalam teknologi pertanian modern UAV (Unnamed Aerial Vehicle) melakukan peranan penting yaitu:
- Inspeksi kesehatan tanaman
Drone/UAV secara otomatis dilakukan dengan kamera dengan lensa/sensor NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) yang bekerja dengan cara didasarkan pada premis bahwa tanaman hijau hidup menyerap energy matahari dan memancarkan kembali sebagai energy near-infrared. Dengan adanya NDVI analytic ini akan membantu Petani modern dalam mengalokasikan pupuk/melakukan perencanaan lebih baik terutama untuk lahan yang luas. - Sprayer cairan pestisida dan herbisida
Akhir-akhir ini drone sprayer sangat diminati oleh perusahaan sektor pertanian modern untuk mengoptimalkan hasil pertanian dengan efektifitas cost tinggi, pasalnya drone sprayer mampu menggantikan tangan manusia dalam melakukan pemupukan (cairan) hingga perawatan tanaman dengan otomatis. Setiap drone sprayer dapat membawa beban hingga 18 liter dalam sekali penerbangan dan mampu menyemprot 2 hektar dalam 10 jam saja.
Dari beberapa ulasan di atas, maka sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam seluruh kehidupan ekonomi sebuah negara. Bahkan pertanian dapat dikatakan sebagai tulang punggung sistem ekonomi negara. Hal ini dikarenakan selain menyediakan makanan dan bahan baku, sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja paling banyak di Indonesia. berikut beberapa ulasan pentingnya sektor pertanian ada di Indonesia.(1)
- Sumber mata pencaharian
Sumber mata pencaharian utama banyak orang adalah pertanian sekitar 70 persen dari orang-orang secara langsung menggantungkan sumber pendapatannya pada sektor pertanian. Persentase yang tinggi ini adalah sebagai hasil karena tidak adanya pengembangan kegiatan non-pertanian yang mampu menyerap populasi di Indonesia yang tumbuh dengan cepat.
- Kontribusi terhadap Pendapatan Nasional
“Pertanian adalah sumber utama pendapatan nasional” bagi sebagian besar negara berkembang. Salah satunya Indonesia.
- Pasokan makanan manusia dan hewan
Sektor pertanian menyediakan makanan pokok bagi manusia dan juga pakan untuk hewan peliharaan. Seperti, ternak sapi yang bisa menghasilkan susu “untuk dimanfaatkan sebagai makanan pelindung”. Selain itu, daging sapi juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia.
- Mendukung perdagangan internasional
Produk pertanian seperti gula, teh, beras, rempah-rempah, tembakau, kopi, dan sebagainya merupakan barang ekspor utama negara-negara yang mengandalkan pertanian. Jika ada praktik pembangunan pertanian yang lancar, maka proses impor dapat ditekan sementara proses ekspor dapat meningkat pesat.
Ini membantu mengurangi neraca pembayaran negara yang tidak menguntungkan serta menghemat devisa. Jumlah ini dapat digunakan dengan baik untuk mengimpor input penting lainnya. Permesinan, bahan baku, dan infrastruktur yang dapat mendukung pembangunan ekonomi negara.
- Hasil surplus yang menguntungkan
Pertumbuhan sektor pertanian berkontribusi terhadap hasil surplus yang dapat menghasilkan keuntungan. Banyak negara maju yang terlibat dalam manufaktur, pertambangan, dan sektor non- pertanian. Meskipun begitu, semua individu di negara maju tetap bergantung pada produk makanan, karena makanan masih menjadi kebutuhan pokok.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka mereka hanya bisa menemukannya dari hasil surplus negara lain yang dipasarkan kepada mereka. Dan, seiring perkembangan sektor pertanian hasil produksi pun dapat meningkat sehingga menyebabkan terjadinya surplus hasil produksi seperti di Indonesia. Yang kemudian, dapat diekspor ke negara lain dan menghasilkan keuntungan.
- Sumber bahan baku
Sektor pertanian merupakan sumber utama bahan baku untuk industri-industri besar seperti kapas, kain goni, gula, tembakau, dan minyak nabati. Selain itu, banyak industri lain seperti pengolahan buah-buahan serta sayuran dan sekam padi mendapatkan bahan baku dari pertanian.
Itulah beberapa alasan pentingnya sektor pertanian. Oleh karena sektor pertanian sangatlah penting, maka penting juga bagi kita baik masyarakat ataupun Pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan para Petani. Hal ini dikarenakan hingga saat ini, para Petani Indonesia masih menemukan berbagai kendala dan kendala ini sebagai penghalang dari kesejahteraan dan produktivitas para Petani di Indonesia.
Salah satu kendala terberat yang paling sering dikeluhkan oleh para Petani tersebut adalah soal permodalan. Maka kita berharap Pemerintah agar memperhatikan nasib para Petani dan memberikan solusi terhadap apa yang dialami oleh Petani.
Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Pemerintah agar sektor pertanian dapat berjalan lancar dan hasil melimpah sesuai yang diharapkan sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat, yaitu: (11)
Pemerintah menetapkan pembangunan wilayah perbatasan sebagai salah satu agenda prioritas di sektor pertanian. Sektor ini dinilai dapat menghasilkan nilai tambah tinggi dan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan berbagai strategi dengan membangun sistem pertanian modern terpadu dan berkelanjutan melalui pendekatan kawasan. Komoditas yang akan dikembangkan disetiap kawasan akan disesuaikan dengan kondisi wilayah dan aksesibilitas lokasi serta ketersediaan sumber daya lahan dan air.
Meningkatkan produktivitas dan indeks pertamanan. Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain:
- Perbaikan jaringan irigasi
- Pemanfaatan varietas unggul
- Peningkatan penggunaan pupuk organik
- Pengendalian hama terpadu
- Kementan juga berupaya untuk meningkat kompetensi SDM dengan penguatan kelembagaan Petani dan meningkatkan intensitas penyuluhan pertanian.
- Kementan akan memfokuskan pembangunan lumbung pangan di lima wilayah perbatasan yaitu Kepulauan Riau, Entikong Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Meuroke. Kelima wilayah perbatasan tersebut dipersiapkan menjadi pintu gerbang ekspor ke negara-negara tetangga.
- Kementan mendorong pembukaan lahan baru, misalnya Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, telah melakukan cetak sawah seluas 5.000 ha. Sementara di Entikong, Kalimantan Barat, Kementan menargetkan cetak sawah seluas 50.000 ha.
- Kemantan juga bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain, seperti Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, misalnya turut menfasilitasi pembangunan bendungan hingga irigasi sebagai pengairan lahan pertanian.
Beberapa pendapat pakar dan ahli menyebut bahwa pertanian adalah sektor yang paling menjanjikan pasca pandemi Covid-19, adapun ulasannya sebagai berikut:
Pakar Ekonomi dari Universitas Padjajaran (Unpad) yang juga ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cab. Bandung, Aldrin Herwany mengatakan bidang pertanian akan menjadi sektor menjanjikan dari segi ekonomi pasca pandemi Covid-19 berlalu.
“Kalau ditanya sektor apa yang paling menjanjikan pasca Covid-19 mereda menurut saya, sektor pertanian,” kata Aldrin.
Menurutnya, sektor pertanian khususnya pangan akan meningkat karena masyarakat sudah sadar bahwa yang terpenting saat ini dan dimasa yang dating adalah urusan pangan.
“Jadi yang terjadi saat ini ditengah pandemi Covid-19 ialah orang-orang hanya butuh pangan, tidak bisa bertani secara mandiri untuk keperluan sendiri,” ujar Aldrin.
Oleh karena itu, kata dia, investasi juga akan beralih pada pertanian pangan dan investor akan mencari lahan untuk bertani, termasuk investor dari luar negeri yang di Negara asalnya tidak memiliki lahan bertani.(4)
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, prospek pertanian Indonesia masih sangat cerah dan perlu terus dikembangkan oleh para Petani muda guna memenuhi ketersediaan pangan nasional.
“Prospek pertanian Indonesia ke depan masih sangat cerah, dan semua tergantung pada kita untuk mengembangkannya,” kata Menteri saat membuka penataran kader Petani muda se Jawa Barat di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Senin (2/7)
Menteri menyebutkan, untuk mengembangkan pertanian di Indonesia, kuncinya adalah penguasaan ilmu dan teknologi. Peran Petani muda menjadi penentu pengembangan pertama Indonesia ke depan. Pemerintah juga terus berupaya untuk memperbaiki sistem pertanian melalui berbagai program yang melibatkan seluruh unsur.
Salah satu upayanya dengan menjalin kerjasama antara TNI dan Kementan dalam bidang ketahanan pangan yang dilakukan pada April 2011. Implementasi kerjasama tersebut tercipta program ‘Pestani atau Pesta Petani’ yang diselenggarakan oleh Pemerintah Jawa Barat, dengan Kodam III/Siliwangi dan IPB.
Program tersebut telah berjalan dan memasuki tahun kedua dimana sebanyak 400 Petani muda kembali dilatih dan dibina dalam bidang pengembangan pertanian dan peternakan di masyarakat.
Menurutnya, sektor pertanian memegang peranan sangat strategis dalam penyediaan pangan, bahan baku industri dan peningkatan ekonomi Petani. Jumlah populasi penduduk Indonesia yang terus meningkat menuntut ketersediaan pangan yang mengcukupi.(5)
Pakar Ekonomi Rizal Ramli mengatakan, sektor pertanian memiliki nilai ekonomi yang dapat membuat Indonesia bertahan dari ancaman krisis global, termasuk krisis yang diakibatkan wabah corona saat ini. Hal tersebut karena sektor pertanian selalu menjadi kebutuhan sehari-hari, dan pengerjaannya tidak terlalu sulit yaitu hanya memakan waktu tanam selam 3 bulan.
Rizal mengatakan, jika produksi pertanian mampu meningkat tajam selama 3 kuartal maka bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara pengekspor bahan pangan terbesar.(12)
Begitu pun dengan tokoh masyarakat berpendapat bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Tapi para petani masih terkendala dengan beberapa masalah yang dihadapi pada masa pandemi Covid-19 saat ini.
Berikut ulasannya:
Salah satu tokoh masyarakat, Henry Saragih selaku Ketua Umum Serikat Pertanian Indonesia (SPI) menjelaskan bahwa ada beberapa masalah yang dihadapi petani saat ini di tengah pandemi Covid-19 adalah:
Anjloknya harga produksi petani, baik tanaman pangan, holtikultura, juga perkebunan.
Pengangguran meningkat akibat PHK dan pekerja musiman tidak bisa ke kota dan balik ke desa karena penerapan PSBB.
Harga pangan dan holtikultura sampai di konsumen cenderung naik. Karena itu memang perlu agar Pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif sesegera mungkin.
Untuk itu Henry menyampaikan, Pemerintah harus memperluas subsidi pertanian yang sebelumnya hanya di sektor input hingga merata ke sektor output.
Henry menyarankan agar pemerintah lakukan penguatan kelembagaan koperasi Petani untuk membeli produk Petani dengan harga yang ditetapkan dan menguntungkan Petani, serta menyalurkan pangan ke lembaga-lembaga Pemerintah.
Lebih lanjut, ia menyarankan Pemerintah seharusnya membantu Petani, mengkonversi dari tanaman komoditas ekspor ke tanaman pangan yang dibutuhkan dalam negeri.
“SPI disini mengapresiasi langkah Pemerintah melalui Kementan yang melakukan diversifikasi bahan pangan, jadi tak terbatas pada beras, seperti umbi kayu, singkong, jagung. Ini sudah sesuai dengan prinsip kedaulatan pangan, jadi misalnya masyarakat Indonesia timur yang sudah terbiasa makan sagu tidak harus dipaksakan makan beras,’ tambahnya.
Henry menambahkan langkah selanjutnya adalah agar Pemerintah menampung buruh-buruh yang terkena PHK atau dampak krisis untuk kembali ke desa dan diberikan penguasaan tanah untuk memproduksi pangan melalui program reforma agrarian.
“Ini juga sesuai dengan program ‘Mari Menanam’ dari Kementan. Disinilah peran perintah untuk menyediakan ketersediaan lahan untuk menanamnya melalui ‘Program Reforma Agraria Jokowi’ dan terwujudnya kedaulatan pangan,” pungkas Henry.(6)
Walaupun masih terdapat beberapa kendala, tetapi Pemerintah melalui Kementan telah melakukan program-program yang mendukung sektor pertanian sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Salah satu nya di Kabupaten Karawang.(7)
Kabupaten Karawang sudah terkenal sebagai salah satu lumbung padi nasional. Namun, wilayah ini memiliki potensi lainnya yang perlu dikembangkan seperti menjadi sentra produk hortikultura.
Menurut Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, mengatakan, Jawa Barat merupakan wilayah potensial untuk Hortikultura. Karena itu, wilayah ini menjadi penyangga pasokan buah dan sayuran pun sangat banyak di provinsi ini.
“Jadi, sesuai arahan Pak Mentri, kami terus bantu tingkatkan produksinya,” ujar Suwandi, saat menghadiri acara 12 ribu Petani, Santri dan penyuluhan di Desa Pacing, Kecamatan Jatisari, Karawang, Jabar, Selasa (26/3) lalu.
Saat ini karawang sedang didorong untuk menjadi Sentra Produk Hortikultura. Karenanya, Kementan menyiapkan fasilitasnya. Diantaranya, benih cabai, bawang, sayur, terong, tomat, selada, kangkung, sayuran lain juga bibit durian dan mangga untuk para petani.
Dengan begitu, lanjutnya, ke depan Karawang tak hanya jadi sentra padi tetapi jadi wilayah lumbung sayuran juga. Sehingga, kesejahteraan petaninya bisa meningkat. Sebab, bisa memiliki keuntungan dari menanam padi sekaligus menanam sayuran.
Sedangkan menurut Dirjen Perkebunan Kementan, Kasdi Subagiyono, menambahkan instansinya berkomitmen menjadikan Karawang sebagai Sentra Produksi Kelapa. Karena itu, Kementan menyalurkan bantuan bibit unggul sebanyak 5.000 batang. Dengan ini, diharapkan produktivitas kelapa bisa meningkat 2,5 ton per hektarnya.
“Biasanya, produksi kelapa di masyarakat hanya satu ton per hektar. Kini, kita dorong jadi 2,5 ton per hektarnya,” ujar Kasdi.
Menurut Kasdi, budidaya kelapa tidak hanya di lahan khusus. Tetapi, bisa juga di lahan pekarangan. Pendapatan dari budidaya tidak hanya dari buahnya. Melainkan, bisa dari produk hilirnya. Sehingga, pendapatan petani jauh lebih besar.
Misalnya, sabut kelapa bisa digunakan berbagai hal, untuk sapu. Lalu, tempurungnya bisa dijadikan sebagai bahan arang aktif yang memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Lidinya bisa dijadikan sapu lidi. Juga, buahnya bisa diolah menjadi minyak dan menjadi bahan pelengkap makanan.
Hal tersebut disambut baik oleh Pemerintah Daerah kabupaten Karawang. Dan mengapresiasi program-program yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementan. Sehingga sektor pertanian di Karawang lebih meningkat.
Untuk lebih meningkatkan hasil di sektor pertanian Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang juga memberi sinyal hijau untuk investor yang mau menanamkan modalnya di sektor pertanian. Kepala Bappeda Karawang, Eka Sanatha, mengatakan, luas baku lahan di Karawang ini untuk persawahan lebih dari 97 ribu hektar.
Akan tetapi, menurut Eka, sebagai wilayah lumbung padi, sampai saat ini belum ada investor yang melirik sektor ini. “Padahal, pertanian ini cukuplah potensial. Namun, sampai saat ini belum ada investor yang melirik usaha berbahan baku produk pertanian,” ujar Eka.
Karena itu, lanjut Eka, pihaknya memberikan peluang kepada investor untuk bersama-sama membangun pertanian yang ada di Karawang, “Supaya kesejahteraan Petani diharapkan bisa meningkat lagi,” kata Eka.
Selain di Daerah Karawang, Pemerintah juga mendukung sektor perkebunan yang ada di Gayo, Aceh Tengah, yaitu Perkebunan Kopi. Kopi Arabica dan Robusta adalah salah satu bahan pokok yang sangat diminati oleh masyarakat baik nasional dan internasional.Kopi yang berasal dari Gayo merupakan jenis Kopi Arabica dan Robusta yang berkualitas sangat baik.(8)
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh mendorong peningkatan produktivitas Kopi Arabica Aceh, pada tahun 2017 Aceh mendapatkan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanda Negara) yang digunakan untuk penanganan dan pengolahan Kopi di Bener Meriah dan Aceh Tengah. Pemerintah Aceh juga mengembangkan pelatihan bagi Petani terkait sistem pengembangan Kopi di wilayah ini.
Sementara di tahun 2018, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh merehabilitasi tanaman Kopi seluas 230 hektar di Aceh Tengah dan 175 hektar di Bener Meriah. Selain itu, ada pula peremajaan areal seluas 250 hektar di tiga Kabupaten Tanah Gayo itu.
Tahun 2019 ini, Pemerintah Aceh juga melakukan pengembangan Kopi Arabica rakyat di Aceh Tengah seluas 300 hektar dan pemeliharaan tanaman Kopi rakyat di wilayah yang sama di areal seluas 680 hektar. Program yang sama juga dilaksanakan di Bener Meriah pada areal seluas 1.255 hektar dan di Gayo Lues seluas 400 hektar.
Lebih lanjut, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur, Nova Iriansyah menyampaikan bahwa popularitas Kopi Gayo akan berimbas pada tingginya permintaan. Situasi ini juga menjadi tantangan yang harus mampu dijawab oleh para pelaku usaha Kopi di tiga kabupaten penghasil. Bukan semata ketersediaan barang, menjaga kualitas adalah keharusan yang tidak bisa ditawar, sehingga cita rasa Kopi Gayo tetap terjaga dalam setiap seruputnya.
Pesan tersebut disampaikan oleh Plt Gubernur Aceh, saat membuka secara resmi Pertemuan Forum Kopi Arabika Aceh, di Aula Meuligoe Wakil Gubernur Aceh, Jumat (27/6/19) setahun lalu.
“Kopi Gayo sudah sangat dikenal luas di dunia Internasional. Hal ini menjadi tantangan semua pihak terkait. Bukan hanya untuk mengimbangi ketersediaan barang atas permintaan, para pelaku usaha Kopi dari hulu hingga hilir juga dituntut untuk menjaga kualitas Kopi yang dipasarkan,” ujar Nova.
Ia juga menambahkan, tantangan terkait penyediaan barang dan menjaga kualitas Kopi Gayo tidak semata dating dari teknik menanam dan cara pengolahan, perubahan iklim dewasa ini juga menjadi tantangan besar para Petani Kopi.
Untuk itu, Plt Gubernur Aceh mengingatkan pentingnya melakukan penelitian terus menerus terkait Kopi Gayo. Oleh karena itu, Nova mengimbau pihak terkait, termasuk perbankan dan pihak swasta lainnya untuk ambil bagian dalam upaya melestarikan dan menjaga kualitas Kopi Gayo di tengah tingginya permintaan pasar dan tantangan perubahan iklim dunia.
“Saya imbau Institusi swasta seperti Perbankan, Kadin, dan Institusi lainnya turut terlibat. Dalam banyak kesempatan saya selalu menegaskan pentingnya kolaborasi dalam seluruh aspek pembangunan. Nah, upaya pelestarian Kopi juga demikian, masyarakat Petani tentu memiliki pengalaman turun temurun. Namun mereka tentu tidak memiliki fasilitas, disinilah privatesektor harus mengambil peran,” imbau Nova.
Selama ini, Kopi Arabica Gayo adalah penyumbang terbesar di Indonesia, mencapai 40 persen dari produksi Kopi Arabica nasional setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, lebih dari 80 persen kebun Kopi di Tanah Gayo dikelola oleh masyarakat.
“Jadi, keberhasilan Aceh mengembangkan Kopi Arabica adalah bentuk keberhasilan rakyat dalam upaya mengoptimalkan sumber daya yang disediakan Allah SWT di Tanah gayo. Oleh karena itu, saya mengimbau sektor swasta untuk bergabung bersama Pemerintah dalam upaya melestarikan Kopi Gayo sesuai dengan bidang dan fungsi masing-masing.”
Untuk diketahui bersama jumlah masyarakat Petani yang terlibat dalam usaha Kopi gayo di tiga Kabupaten, yaitu Bener Meriah, Aceh tengah, dan Gayo Lues mencapai 78,624 KK, dengan lahan 101.473 Hektar. Total produksi Kopi Arabica Aceh ini mencapai 61,761 ton per tahun, dengan rata-rata produksivitas 773 ton per tahun.
Selain Arabica, Kopi Jenis Robusta juga ditanam di Tanah Gayo, khususnya di kawasan yang suhunya relatif hangat. Luas kebun Kopi Robusta di Gayo berkisar 22,276 Hektar. Meski jumlahnya relatif kecil disbanding Kopi Arabica, namun daya tarik Kopi Robusta Gayo juga tidak bisa dipandang enteng. Kombinasi kedua Kopi ini membuat Gayo semakin terkenal dengan Kopinya.
“Kelestarian Kopi Gayo akan turut membantu Pemerintah dalam upaya menekan tingginya jumlah pengangguran dan menanggulangi kemiskinan. Kopi Gayo adalah harta karun yang harus terus kita jaga kelestariannya,” imbau mantan Anggota DPRD RI Periode 2009-2014 itu.
Dengan berbagai program, kolaborasi dan sinergi semua pihak, Plt Gubernur, Nova Iriansyah, optimis produksi Kopi Gayo akan lebih meningkat dan mampu memenuhi permintaan pasar dimasa mendatang. Meski demikian, Nova juga mengingat ketatnya persaingan pasar Kopi dunia karena beberapa negara penghasil Kopi, seperti Brazil, Jamaica, Chili, Afrika, juga menyasar pasar yang sama.
“Forum ini diselenggarakan untuk membahas langkah-langkah yang perlu kita rancang guna meningkatkan kualitas, produktivitas dan pasar Kopi Arabica. Rekomendasi yang kita hasilkan hari ini akan segera ditindak lanjuti dan menjadi program bersama dalam rangka meningkatkan kualitas, produktivitas, dan pasar Kopi Arabica Aceh ke depan,” pungkas Nova.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, setiap tahunnya Tanah Gayo mampu mengekspor biji Kopi ke 18 Negara, antara lain, Korea, China, Jepang, Hongkong, Malaysia, Singapura, Amerika dan Australia.
Dari beberapa ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian sebuah bangsa. Hal ini akan tercapai jika para Petani terutama generasi muda menyadari bahwa ketahanan pangan itu sangat penting.
Kesadaran generasi muda akan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan tidak lepas dari peran Pemerintah untuk mengajak dan memberi pelatihan khusus bidang pertanian dan menyediakan lahan dan fasilitas untuk memulai usaha di bidang pertanian.
Selain Indonesia merupakan Negara agraris, dan juga pernah mendapat penghargaan dari FAO atas keberhasilannya dalam swasembada beras. Semua masyarakat Indonesia tahu dan sadar bahwa bangsa Indonesia mempunyai potensi besar dalam sektor pertanian.(9)
Hal tersebut dapat dilihat dari mata pencaharian utama masyarakat Indonesia adalah bertani. atau dapat dikatakan pula bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor agraris ini. Baik itu bercocok tanam, beternak, ataupun yang lainnya.
Sektor pertanian berperan sebagai penggerak perekonomian Indonesia, diantaranya:
- Mensejahterakan Petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat Petani. Dengan menumbuh kembangkan partisipasi Petani dan mampu meningkatkan keadaan social ekonomi Petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.
- Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia saat ini yang maju dengan pesat.
Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang tergolong relatif murah, telah memungkinkan biaya hidup di Indonesia tergolong rendah di dunia. dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu daya saing nasional dalam keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil memiliki peran yang besar dalam penciptaan ketahanan pangan nasional (Food Security) yang berkaitan dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
- Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengisi kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah.
Sebagai contoh, mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di perkotaan adapun masyarakat mayoritas berdomisili di pedesaan yang merupakan sektor pertanian, maka pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi kemsyarakatan.
- Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri.
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.
Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor ini mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu melanjutkan proses Industrialisasi.
- Menghasilkan Devisa.
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia. Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak saeit. Lebih dari 50 persen total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US $ 4 milyar per tahun.
Catatan Kaki:
- https://blog.crowde.co/
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/pertanian-dan-perkebunan-di-indonesia
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/sejarah-pertanian
- www.antaranews.com/berita/1475409/pakar-sebut-pertanian-sektor-paling-menjanjikan-pasca-covid-19
- https://investor.id/
- https://inisiatifnews.com/nasional/2020/04/29/68077/harapan-petani-perluas-subsidi-perkuat-kelembagaan-pangan-sediakan-lahan-untuk-menanam/
- https://republika.co.id/berita/poytpy370/kementan-dorong-karawang-jadi-sentra-hortikultura
- https://setda.acehprov.go.id/index.php/news/read/2019/06/29/487/menjaga-kualitas-kopi-gayo.html
- http://w3carg0.com/peranan-pertanian-dalam-perekonomian-indonesia
- www.fulldronesolution.com
- www.pertanian.go.id
- www.kompas.com
Comment