Oleh: Satria Darma
KOPI, Surabaya – ika ada yang mengatakan kepada Anda bahwa sistem khilafah adalah ajaran Islam maka hanya ada dua kemungkinan: orang itu tidak paham apa itu ajaran Islam atau dia sedang berbohong dan berusaha menipu Anda.
Tidak peduli apakah yang mengatakan itu berstatus ustad, ulama, kyai, punya gelar doktor dari Mesir atau mana pun maka tetaplah ia jatuh pada dua kategori tersebut : tidak paham apa itu ajaran Islam atau sedang berbohong.
Begini kata mereka: “Khilafah adalah ajaran Islam… Perintah Allah… Jika Anda tidak setuju dengan khilafah ya berhadapan dengan Allah…”
Coba perhatikan baik-baik. Argumen ini khas sekali. Very typical. Pertama mereka akan berbohong (tepatnya membohongi umat Islam) dan yang kedua mereka akan menakut-nakuti dengan nama Tuhan. Tentu saja supaya umat Islam jadi keder lha wong kalian memang katrok suka ditakut-takuti, apalagi kalau sudah bawa-bawa nama Allah. Langsung grogi kalian sambil nyebut, “Naudzubilahi min dzalik… Ampun Gusti…!”
Kalimat pertama ‘Khilafah adalah ajaran Islam’ jelas adalah sebuah kebohongan. Coba pikir, apa sih yang disebut sebagai ‘AJARAN ISLAM’ itu? Menghormati orang tua adalah ajaran Islam, menjauhi zina adalah ajaran Islam, menutup aurat adalah ajaran Islam, menjalankan salat, puasa, zakat, berqurban, adalah ajaran Islam, bersikap adil dalam memutuskan perkara adalah ajaran Islam, membersihkan tubuh dan memakai wewangian adalah ajaran Islam. Tapi ‘khilafah’…?! Apa yang dimaksud dengan ‘khilafah’ di sini? Bagaimana bisa ‘khilafah’ tiba-tiba menjadi ajaran Islam? Tidak pernah ada ajaran khilafah baik di Alquran mau pun dalam hadist-hadist.
Tentu saja kalau kita sodok mereka dengan pertanyaan “Apa yang Anda maksud dengan khilafah sebagai ajaran Islam dan perintah Allah di sini?” maka mereka akan tergagap-gagap sendiri karena mereka sendiri juga tidak tahu apa yang dimaksud dengan kalimat tersebut. Kalimat tersebut sengaja mereka ciptakan untuk menggiring, membodohi, dan menipu umat Islam bahwa dagangan khilafah mereka seolah merupakan ajaran Islam.
Tapi bukankah sepeninggal Rasulullah berdiri kekhilafahan yang membentang sampai tahun 1924? Bukankah itu bukti bahwa kekhilafahan adalah ajaran Islam?
Jika itu argumennya, tolong sampaikan bahwa itu menunjukkan bahwa mereka semakin menunjukkan ketidakpahaman mereka pada apa yang disebut sebagai AJARAN ISLAM. Mereka bahkan tidak paham apa bedanya AJARAN dan SEJARAH. Jika mereka menganggap sejarah Islam adalah ajaran Islam maka itu sama dengan mereka menganggap pembunuhan Khalifah Usman, Khalifah Umar, Khalifah Ali, cucu-cucu Nabi Muhammad di tangan sesama muslim adalah ajaran Islam juga. Itu sama dengan menganggap pembunuhan dan pemberontakan dalam sejarah kekhilafahan adalah jaran Islam juga. Bukankah itu terjadi di zaman kekhalifahan yang mereka anggap sebagai ajaran? Apakah mereka akan tetap mengatakan bahwa SEJARAH ISLAM adalah AJARAN ISLAM?
Nabi Muhammad itu sehari-hari makan kurma dan pakai gamis. Tapi itu bukan AJARAN AGAMA. Nabi Muhammad itu ke mana-mana kalau tidak jalan kaki ya naik onta. Tapi jalan kaki dan naik onta itu bukan AJARAN AGAMA. Di Alquran ada doa jika kita hendak bepergian dengan naik kendaraan. Tapi tidak ada ajaran Islam yang mewajibkan kita harus naik onta. Di dalam Alquran ada dijelaskan tentang umat Islam yang berhaji dengan naik onta yang kurus tapi itu bukanlah AJARAN AGAMA. Lalu dari mana tiba-tiba timbul ide ngawur mereka soal khilafah adalah ajaran Islam?
Apakah Nabi Muhammad pernah menetapkan sebuah sistem kekuasaan politik (khilafah) yang dianggap ’syar’i’ oleh para penganut HT? Tidak pernah!
Rasulullah sama sekali tidak pernah berwasiat soal siapa yang harus menggantikan beliau sepeninggal beliau setelah wafat dan juga tidak pernah menyuruh siapa pun untuk mendirikan khilafah setelah beliau wafat. Kepemimpinan Islam dunia itu tidak pernah ada dan tidak pernah disampaikan oleh Nabi. Nabi Muhammad TIDAK diturunkan agar Islam menjadi KERAJAAN/EMPORIUM/KEPEMERINTAHAN DUNIA. Dalam Islam juga TIDAK ADA sistem kependetaan dimana semua diatur oleh SATU IMAM seperti di Roma.
Penegakan hukum Islam juga tidak memerlukan seorang Imam semacam Paus. Setiap negara mesti menegakkan hukumnya masng-masing. Jika ada yang berpendapat bahwa penegakan hukum Islam harus melalui kepemimpinan Islam dunia maka kepemimpinan Islam dunia adalah UTOPIA. Mereka yang menyatakan bahwa sistem khilafah tertentu mendapat legitimasi tertentu dari Rasulullah sungguh telah melakukan kebohongan yang nyata.
Jadi bagaimana sebaiknya untuk menjawab sodokan ancaman orang HTI seperti di atas? Kalau mau menjawab dengan agak gahar ya jawab saja begini: “Kamu berbohong, wahai Fulan…! Khilafah bukanlah ajaran Islam. Bahkan di Alquran tidak ada disebut tentang ‘khilafah’. Jadi jelas bahwa ‘khilafah’ bukanlah perintah Allah. Rasulullah juga tidak pernah menunjuk siapa pun sahabatnya untuk menjadi khalifah. Jadi menyatakan sistem khilafah adalah ajaran Islam adalah sebuah kebohongan untuk menipu umat Islam. Karena kamu telah berbohong soal ini maka kamulah yang akan berhadapan dengan Allah karena kebohonganmu tersebut. Nah, jika karena kebohonganmu ini telah membuat banyak orang tertipu lantas bagaimana kamu akan mempertanggungjawabkan kebohonganmu ini kelak di hadapan Allah? ”
“HTI selama ini baik-baik saja dan pendukungnya adalah orang-orang yang taat beragama,” demikian kata teman saya membela HTI. Tentu saja yang pertama-tama mudah ditipu oleh gerakan ini adalah orang-orang yang taat beragama karena memang bungkus yang digunakan adalah agama dengan menggunakan hadist dan ayat-ayat Alquran. HTI tidak akan mungkin didukung oleh non-muslim atau muslim yang tidak silau dengan atribut agama dan cukup melek sejarah dan informasi.
“HTI tidak pernah memberontak seperti PKI”, demikian katanya lagi. Memang belum tapi pasti suatu saat akan memberontak. Tidak mungkin tidak. Seperti juga PKI dulu mereka hanya menunggu kapan mereka siap melakukannya. Dan itu sudah dilakukannya di beberapa negara.
”Justru PKI yang pengkhianat bangsa dan bahaya laten,” elak mereka. Tentu saja PKI dan HTI itu setali tiga uang. Kalau PKI menggunakan ideologi komunisme, HTI menggunakan ideologi khilafahisme. Tapi mereka berdua sama-sama ingin mengganti Pancasila ideologi bangsa kita dengan ideologi politik mereka. Saat ini HTI justru lebih berbahaya karena era komunisme dunia telah selesai dan tak ada lagi yang tertarik. Sebaliknya, ide khilafahisme sedang marak dengan menunggangi agama Islam sebagai kedok dan senjata mereka. Jelas ide khilafahisme lebih menarik bagi umat Islam di mana pun ketimbang komunisme.
Tentu saja HTI itu pengkhianat bangsa. Bukan hanya HTI tapi semua organisasi Hizbut Tahrir di berbagai negara adalah pengkhianat bangsa. Itu sebabnya maka organisasi politik Hizbut Tahrir ini dilarang di banyak negara di mana mereka melakukan gerakannya. Selain isu anti-asing dan aseng mereka juga akan mengalihkan isu pengkhianatan mereka pada PKI. “HTI tidak pernah terlibat dalam makar dan kegiatannya adalah dakwah mengkritisi hal-hal yang batil,” kata yang lain.
Sudah jelas bahwa HTI akan melakukan makar di Indonesia sebagaimana yang dilakukan oleh organisasi Hizbut Tahrir di negara lain. Hizbut Tahrir melakukan makar itu sudah terjadi di negara-negara lain. Alhamdulillah HTI segera dilarang di Indonesia sebelum mereka melakukan makar. Seandainya organisasi ini tidak dilarang maka sangat jelas bahwa mereka akan melakukan makar ketika saatnya tiba. Orang yang membela HTI seperti ini sama dengan orang yang mengatakan bahwa PKI tidak akan melakukan makar ketika PKI belum melakukan makar.
Apakah kegiatan HTI itu melakukan dakwah? Tidak! Ini adalah kebohongan besar yang terus menerus dimasukkan ke benak umat Islam agar umat Islam tertipu dan bersimpati. Coba pikir sedikit saja. Mbok ya gunakan otak Anda untuk berpikir dan menganalisa secara sederhana saja. Ojok ya-yo, nggah-nggih saja. Berpikir kritislah dan tanyakan apa agenda dakwah HTI ini di mana saja di seluruh dunia. Apakah agenda HTI adalah agar umat Islam memperbaiki moral dan akhlaknya? Tidak! HTI sama sekali tidak pernah bicara soal bagaimana umat Islam memperbaiki moral dan akhlaknya. Apakah HTI berdakwah agar umat Islam meningkatkan sedekah dan kepekaan sosialnya dengan membangun lembaga atau badan amil zakat? Tidak sama sekali. Apakah dakwahnya HTI agar umat Islam meningkatkan kecerdasannya dengan membangun lembaga pendidikan macam sekolah-sekolah NU dan Muhammadiyah? Juga tidak sama sekali. Tak satu pun HTI mendirikan sekolah.
Lalu apa dong dakwah yang dilakukan oleh HTI selama ini? Ya memang tidak ada. HTI memang tidak melakukan dakwah tapi melakukan provokasi. HTI itu pekerjaannya adalah memprovokasi umat Islam untuk membenci pemerintah dan negaranya dengan mencari dan mengungkap segala keburukan yang terjadi di Indonesia ini. Tujuannya apa? Ya agar umat Islam benci pada pemerintah dan negaranya dan kemudian akan diajak menegakkan negara berdasarkan khilafah. Jadi tujuannya hanya satu, yaitu menegakkan khilafah utopis di bumi Indonesia dan sama sekali bukan untuk berdakwah mengajak kepada kebaikan dan perbaikan akhlak umat. Bukan itu tujuannya. Tujuannya cuma satu, yaitu menegakkan khilafah dengan cara merebut kekuasaan dan menggulingkan pemerintahan. Sama persis seperti yang sedang dilakukan oleh ISIS di Suriah saat ini.
Jadi marilah kita sebagai umat Islam itu benar-benar paham bagaimana liciknya HTI itu. Mereka akan menggunakan berbagai macam kebohongan dan penipuan untuk membohongi umat Islam.
Surabaya, 24 Agustus 2020
Satria Dharma
Comment