by

Daya Tahan Tubuh dan Tetap Tangguh di Masa COVID-19

KOPI, Jakarta – Dunia, termasuk Indonesia sedang berjuang sejak awal Januari 2020 lalu. Kita semua sedang berjuang untuk menemukan vaksin dan obat COVID-19. Sayangnya para ahli memperkirakan paling cepat dunia bisa kembali normal 1 tahun atau lebih dari sekarang. Tentu itu amat berat, apalagi sebagaimana dilaporkan berbagai media, perekonomian dunia sudah terganggu. Indonesia pun begitu.

Aktivitas di luar rumah yang dibatasi dan situasi perekonomian yang makin memburuk hanya beberapa dari berbagai pendorong datangnya stres dan depresi di masyarakat. Itu tentu makin menurunkan produktivitas kita, bahkan juga menurunkan kecerdasan, kreativitas, inovasi, kemampuan memecahkan masalah dan yang paling penting di masa pandemi COVID-19 ini adalah menurunkan daya tahan tubuh kita. Padahal daya tahan tubuh adalah yang paling kita butuhkan sekarang ini.

Untuk menghadapi itu semua, pemerintah Indonesia sudah menunjuk Gugus Tugas COVID-19. Berbagai strategi sudah mereka jalankan. Setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu mereka melaporkan progres kegiatan yang mereka laksanakan. Mereka menyebutkan tentang adanya potensi stres dan depresi yang melanda masyarakat. Mereka juga menyebut soal bagaimana meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk itu mereka sudah mengundang para ahli dalam bidangnya untuk memberi berbagai solusi. Bukan hanya Gugus Tugas COVID-19 saja yang mencoba memberikan solusi bagi berbagai dampak dari COVID-19 ini, tetapi berbagai LSM, lembaga penelitian, termasuk juga perusahaan swasta dan lain-lain berusaha menyumbang berbagai bantuan dan solusi untuk mengurangi dampak dari COVID-19 ini.

Meski demikian nampaknya solusi yang diberikan masih kurang satu, yaitu solusi yang diberikan dari berbagai penelitian neuroscience atau positive psychology sepanjang lebih dari 2 dekade terakhir. Solusi dari neuroscience itu ditulis dalam sebuah buku yang terbit baru-baru ini berjudul: “Resilience, Tetap Tangguh di Masa Sulit”.

Buku ini ditulis oleh M. Jojo Rahardjo dan Desny Zacharias Rahardjo. Buku ini ditulis untuk memberi alternatif bagi mereka yang menginginkan tubuh, pikiran dan jiwanya tetap sehat di masa COVID-19, bahkan lebih kompetitif dibanding yang lainnya. Wawasan masyarakat nampaknya perlu lebih terbuka tentang strategi baru dalam menghadapi beberapa ancaman atau tantangan yang muncul di masa COVID-19.

Denny JA yang terkenal sebagai konsultan politik nomor 1 di Indonesia menyatakan dalam pengantar buku ini bahwa “Buku singkat ini juga memberikan tips bersandar pada riset tentang cara tangguh menghadapi era virus corona. Berdasarkan riset, betapa sikap hidup positif, meditasi, bersyukur, menolong orang lain, olah raga, hubungan sosial yang akrab itu dapat menambah kekebalan tubuh.”

Denny JA juga menambahkan informasi penting dalam kata pengantarnya tentang kelas online yang diselenggarakan oleh sebuah universitas terkenal di Amerika. Kelas online itu amat diminati masyarakat hingga pesertanya berjumlah 40 juta orang. Kelas online itu berisi materi tentang bagaimana tetap bahagia (tetap memiliki positivity) di masa pandemi COVID-19.

Kelas online seperti itu juga akan segera diselenggarakan tak beberapa lama lagi oleh komunitas Membangun Positivity.

M. Jojo Rahardjo

Bagi yang berminat mendownload gratis ebook “Resilience, Tetap Tangguh di Masa Sulit” silakan klik link ini: htttps://facebook.com/membangunpositivity

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA