KOPI, Bitung – Aktivitas di salah satu pangkalan ojek di Kota Bitung, Sulawesi Utara, terlihat sepi, ketika awak media ini menyambangi, hanya ada tiga motor yang terparkir, para tukang ojek tampak lesu dan kurang bergairah.
Darimana Pak? Pertanyaan itu spontan keluar dari mereka. Setelah sedikit memberi penjelasan, merekapun kemudian mengerti, ternyata mereka berharap saya dari instansi terkait yang akan memberikan bantuan.
Roly Sadede, seorang tukang ojek ketika diwawancara Selasa, 12 Mei 2020, mengatakan, “sekarang kami sulit, banyak teman teman yang sudah berhenti jadi tukang ojek,” ketika ditanya mengenai penghasilan Roly mengatakan sehari dapat Rp. 30.000 sudah lumayan, padahal dulu kami bisa dapat sampai Rp. 150.000.
“Lokasi pangkalan ini strategis karena dekat Terminal Tangkoko dan STIE Petra,” jelas Roly.
Ketika ditanya apakah sudah pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, Roly mengatakan belum. “Kami mendengar bahwa tukang ojek menjadi prioritas untuk mendapat bantuan, tapi sampai sekarang kami tidak mendapatkannya,” ujar Roly.
Di tengah pandemik Covid-19 ini, pengguna jasa ojek jauh berkurang, selain ada ketakutan, juga banyak pengguna ojek yang sudah di rumahkan, dan Kampus diliburkan. Satu sisi kami tukang ojek sering merasa kuatir akan keselamatan diri kami, jangan sampai kami terjangkit dengan virus Corona ini, kata Roly.
Tukang ojek yang ada di pangkalan tersebut bersyukur mendapat bantuan sembako dari keluarga Ketua Yayasan di STIE Petra, baru ini kami mendapat bantuan, semoga Pemkot Bitung akang memperhatikan kami, kata para tukang ojek. (anto)
Comment