by

Musi Rawas Baru Gelontorkan 4,5 M dari Rp 133,7 M yang Dianggarkan untuk Penanganan Covid-19

KOPI, Musi Rawas – Pemerintah Kabupaten Musi Rawas menganggarkan dana penanganan Virus Corona (Covid19) Rp 133, miliar. Hingga saat ini baru terealisasi Rp 4,5 miliar yang mencakup tiga instruksi presiden, yakni kesehatan, jaring sosial dan penanganan dampak ekonomi.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Mura, EC Priskodesi didampingi Asisten II Setda Mura, H Aidil Rusman kepada Musirawas Ekspres, Rabu (20/5/2020). Dikatakannya, rincian penggunaan anggaran Rp 4,5 miliar tersebut, belanja tak terduga seperti untuk bidang kesehatan Rp 2,02 miliar dengan pembelian alat kesehatan mulai dari Alat Pelindung Diri (APD) dan sebagainya.

Kemudian lanjut Asisten, Rp 2 Miliar di Dinas Sosial (Dinsos) untuk jaring sosial dan penanganan dampak ekonomi dengan penyaluran bantuan sosial (Bansos) di tahap pertama untuk 19.900 kepala keluarga (KK). “Selanjutnya untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rp200 juta untuk kegiatan desinfeksi di 14 kecamatan. Saat ini sudah dilakukan dua putaran. Kemudian untuk operasional posko dan petugas BPBD,” kata Asisten.

Sisanya Rp280 juta diperuntukan untuk 14 kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas, yang juga digunakan untuk pencegahan dini dalam penanggulangan Covid-19.

Terlepas dari  instruksi pemerintah pusat, tahap kedua telah disiapkan anggaran Rp 87,16 miliar yang nantinya akan digunakan untuk bansos Negeri, pembelian alat-alat kesehatan, pengadaan alat radiologi, biaya operasional RSUD dr Sobirin, menyiapkan RS Muara Beliti ketika akan dijadikan sebagai  RS darurat untuk ruang isolasi.

“Termasuk juga ventilator, ruang isolasi dan tempat tidur, kemudian penyiapan tempat karantina di Wisma Silampari dan Hotel Cozy untuk warga yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP), baik biaya hotel, biaya makan,” jelasnya.

Kemudian, tahap ketiga sambung Asisten, sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 41,7 miliar untuk belanja tidak terduga yang dicadangkan melihat perkembangan Covid19, baik untuk bidang kesehatan, jejaring sosial dan dampak ekonomi.

“Selain itu, kalau pemerintah pusat menggratiskan tagihan PLN, Pemkab Mura mengambil kebijakan untuk penggratisan tagihan PAM selama tiga bulan (April, Mei dan Juni) untuk 32.323 sambungan rumah (SR) dengan kategori rumah tidak mampu. Tagihan tersebut ditalangi oleh Pemkab Musi Rawas yang dibebankan dalam dana penanganan Covid19,” ungkapnya.

Ia menegaskan, dari anggaran Rp 133,7 miliar yang dianggarkan Pemkab Musi Rawas untuk penanganan Covid19, baru mengelontorkan anggaran Rp 4,5 miliar, sedangkan Rp 87,17 miliar masih dalam proses dan belum digunakan.

Tak hanya itu, Pemkab Musi Rawas juga memberikan informasi terkait dengan penanganan Covid19, terutama pemberian bantuan masyarakat, baik untuk bansos maupun penyediaan APD kesehatan dan lain-lain. Akan tetapi, untuk anggaran bansos ke masyarakat disediakan anggaran Rp38,6 miliar.

Anggaran tersebut digunakan untuk pemberian paket bantuan sembako sebanyak 130.436 paket yang terbagi dalam lima tahap. Tahap pertama 19.900 paket yang sudah dilaksanakan April 2020, berupa beras 199 ton.

Kemudian tahap kedua 27.634 KK terdiri dari 19.900 paket ke masyarakat dan selebihnya untuk guru ngaji, marbot, guru PAUD dan lain-lain yang sedang dilaksanakan.

“Tahap ketiga akan dilaksanakan pada Juni mendatang dengan jumlah penerima yang sama, begitu juga untuk tahap keempat hingga Agustus,” ucapnya.

Lebih lanjut Asisten menjelaskan, bantuan diberikan kedua sampai tahap lima dengan rincian beras 10Kg, ayam satu ekor, telur 15 butir, cabe 1 Kg, semangka 1 buah, ikan 2 Kg dan paket bantuan pangan yang meliputi kecap, gula dan minyak goreng.

Dalam satu gerakan bansos tersebut, ada dua sasaran, pertama membantu masyarakat terdampak Covid-19 yang membutuhkan bantuan untuk kebutuhan hidup, kedua membantu usaha petani yang terdampak Covid19.

“Seperti ayam, yang mengalami penurunan penjualan karena tidak adanya hajatan, kemudian telur juga sama tidak laku, panen cabe tidak ada yang membeli dalam skala besar termasuk semangka begitu juga ikan. Oleh karena itu, setiap bansos kita beli langsung dari petani, peternak dan pengusaha yang ada di Musi Rawas. Jadi bansos itu, dari masyarakat untuk masyarakat,” ujarnya.

Hanya saja masih katanya, isian bansos bisa saja berubah paketnya, karena organisasi perangkat daerah terkait terus melakukan inventarisir dan evaluasi yang akan datang. Dengan bantuan yang diberikan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19, walupun ia mengakui masih kurang.

“Oleh karena itu, ditengah pandemi Covid-19 yang terdampak seperti tukang ojek dan tukang becak, bisa saja satu orang itu bisa dapat dua kali atau lebih. Intinya seluruh bahan yang kita bantu diambil dari dalam petani asli Musi Rawas,” tutupnya. (*)

Sumber: liposonline.co.id

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA