KOPI, Yogyakarta – Berwisata ke Desa Brayut merupakan pilihan yang cukup menarik. Hamparan sawah yang luas dan menghijau dan mengeksplorasi kearifan lokalnya menjadi sebuah daya tarik tersendiri dari desa ini. Desa Brayut juga sangat cocok sebagai tujuan wisata budaya dan edukasi. Wilayah ini memiliki luas sekitar 35 hektar.
Sudarmadi selaku pengelola dan ketua pemuda desa wisata Brayut menceritakan asal-usul keberadaan desa wisata budaya dan edukasi ini. Brayut berdiri sebagai desa wisata bermula dari ide Bapak Budi yang merupakan tokoh masyarakat setempat dan staf pengajar di salah satu universitas di Kota Yogyakarta.
Salah satu mata kuliah yang diasuh oleh Budi adalah kunjungan lapangan mahasiswa untuk mempelajari tentang kearifan lokal masyarakat pedesaan. Kunjungan lapangan itu, terang Sudarmadi, dilakukan di Desa Brayut. Di sini, para mahasiswa menggali potensi wisata budaya dan edukasi, antara lain kegiatan bercocok tanam, kegiatan tradisional Jatilan, dan kesenian gamelan. Selain itu, juga dipelajari terkait budaya membatik, budidaya jamu dan beternak tumpang sari.
Keunikan Desa Brayut inilah yang akhirnya diangkat sebagai tesis oleh salah satu mahasiswanya dan dikirimkan ke jurnal internasional. Dari sinilah kemudian berdiri Yayasan Ani Ani di Desa Brayut yang diprakarsai oleh LSM dari mancanegara dan Desa Brayut dicanangkan sebagai desa wisata.
Berbagai program kearifan lokal, edukasi dan budaya dipersembahkan kepada wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Program ini dikelola oleh penduduk setempat. Di sini wisatawan dapat menginap beberapa hari selama program berlangsung. Penginapan mereka adalah homestay di rumah-rumah penduduk yang disulap dengan sangat apik.
Semoga wisata edukasi dan budaya desa wisata Brayut semakin berkembang dan menjadi salah satu destinasi wisata bagi wisatawan dunia. (LAKSMI/Red)
Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org
Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini
Comment