by

Hikmah Berpuasa di Tengah Pandemi Corona

Cerpen esai oleh Fany Ramadhani

KOPI, Jakarta – Suasana Ramadhan ditahun ini sangat berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya. Ditengah wabah pandemi corona yang meluas diberbagai belahan bumi membuat setiap orang membatasi diri melakukan berbagai aktivitas. Begitu pula dengan umat muslim diseluruh dunia yang membatasi ibadah dimesjid.

Setelah adanya larangan untuk melaksanakan shalat Jum’at dimesjid, pemerintah segera memberlakukan kebijakan untuk tidak beribadah diluar rumah masing-masing saat Ramadhan.

Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menghambat penyebaran corona ditengah masyarakat. Menjaga jarak antara diri sendiri dengan orang lain adalah salah satu cara untuk mencegah penularan virus tersebut.

Begitu juga dengan penggunaan masker yang akan menghambat seorang yang terinfeksi menularkannya pada orang disekelilingnya. Penggunaan masker dan pembersih tangan nampaknya akan menjadi hal yang wajib dilakukan mengingat penularan corona di Indonesia semakin meluas.

Social distancing adalah salah satu upaya pencegahan penyebaran corona yang semakin meluas yang dilakukan oleh pemerintah. Himbauan untuk melakukan social distancing memang sedikit terlambat jika dibandingkan dengan negara lain yang telah terlebih dahulu melakukannya. Social distancing yang baru dilakukan setelah adanya korban sedikit sulit untuk menghambat penyebaran virus.

Dibulan Ramadhan kali ini akan menjadi Ramadhan yang berbeda untukku dan keluarga, dimana kami akan menjalani Ramadhan dengan mandiri.

Penerapan social distancing membuatku dan keluarga harus melaksanakan shalat tarawih dirumah. Kebiasaan shalat berjamaah dimesjid tidak kami rasakan pada tahun ini.

Dengan diterapkannya social distancing, segala bentuk pekerjaan akan dilakukan dari rumah. Begitu juga dengan larangan berkunjung ketempat keramaian. Belajar dari rumah mengharuskan siswa mempersiapkan segala bentuk kebutuhan selama diterapkannya isolasi mandiri guna mencegah penyebaran corona.

Aku yang berada dipulau yang berbeda dengan keluargaku tentu hal ini menjadi hal yang sulit bagiku ditengah wabah ini. Ibukota tempat aku tinggal sekarang menjadi daerah dengan tingkat penyebaran corona tertinggi di Indonesia.

Dengan angka kematian yang meningkat setiap harinya membuatku dibayang-bayangi oleh ketakutan yang tak berujung. Banyaknya angka yang terinfeksi membuatku lebih menjaga diri untuk membatasi interaksi dengan orang lain.

Aku sebagai perantau untuk berkuliah di Ibukota membuatku sedikit kesulitan dengan adanya wabah ini. Bagaimana tidak? Aku melakukan segalanya sendiri hingga beribadah pun aku lakukan sendiri. Ketakutan akan wabah yang semakin meluas tentu saja membuatku semakin khawatir berada disini.

Wabah yang melanda saat sekarang ini memanglah bukan satu-satunya wabah yang pernah terjadi dalam sejarah peradaban manusia. Bahkan sebelumnya pernah terjadi wabah penyakit yang juga meluas keseluruh dunia dan menelan korban yang tidak sedikit.

Banyak wabah yang terjadi sebelumnya, namun bisa diatasi seiring berjalannya waktu. Wabah sampar yang melanda Perancis pada 1720 menewaskan lebih dari seratus ribu warga dalam kota pelabuhan Perancis Selatan. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan jumlah penduduk kota saat itu yakni 25 tahun.

Pada tahun 1820, muncul wabah kolera yang berasal dari India dan dengan cepat menyebar ke negara-negara dikawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Wabah kolera menelan korban diberbagai negara yang terkena dampak yaitu negara-negara yang berdekatan dengan India. Informasi yang beredar menyatakan ribuan orang tewas akibat wabah ini diseluruh dunia.

Selanjutnya pada tahun 1920 terjadi wabah flu Spanyol yang menjadi wabah paling mematikan yang pernah tercatat sepanjang sejarah. Wabah ini menginfeksi lebih dari 500 juta orang diseluruh dunia. Korban dengan angka yang jauh lebih besar dibandingkan dengan korban yang diakibatkan dari perang dunia.

Dan diawal tahun 2020, tepatnya akhir 2019 wabah corona muncul di China dan dengan cepat menular keseluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat. Wabah yang tengah melanda saat sekarang ini menimbulkan penerapan berbagai kebijakan dimasing-masing wilayah untuk mengatasi penyebaran corona.

Dengan kenaikan angka penyebaran corona yang begitu signifikan terjadi di Indonesia memaksa pemerintah menerapkan kebijakan lockdown. Kebijakan lockdown adalah sebuah larangan bagi seseorang untuk keluar atau masuk ke suatu wilayah yang terpapar virus. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir kejadian tak terduga yang akan ditimbulkan.

Hal itu juga berpengaruh bagi kehidupan umat muslim diseluruh dunia dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan kali ini. Tradisi melakukan shalat tarawih dimesjid ditiadakan mengingat social distancing yang diterapkan.

Dari semua perubahan yang terjadi pada Ramadhan kali ini, ada baiknya aku mengambil hikmah dari semuanya. Begitu banyak hikmah yang bisa kudapat dari menjalani ibadah puasa ditengah pandemi corona ini.

Menjalani Ramadhan ditengah pandemi corona ini bukanlah menjadi hal yang membawa keburukan. Akan tetapi, banyak hal positif yang bisa kita dapatkan dari situasi saat sekarang ini.

Menerima kenyataan dan bersabar adalah hal yang utama yang didapat dari kejadian ini. Kasus yang melanda dunia saat ini membuat seluruh umat muslim didunia tak dapat melakukan ibadah seperti biasanya. Buka puasa bersama dan shalat tarawih di mesjid adalah hal yang biasa dilakukan umat Islam dalam menjalani Ramadhan. Akan tetapi, semuanya bisa digantikan dengan kegiatan yang bermanfaat yang bisa dilakukan dirumah saat larangan mengunjungi keramaian diberlakukan.

Selain itu, meningkatkan kebersamaan bersama keluarga juga menjadi salah satu hikmah berpuasa ditengah pandemi ini. Walaupun aku sekarang ini tidak bersama dengan keluarga, kebersamaan itu akan muncul jika melakukan ibadah bersama-sama dirumah. Larangan shalat tarawih dimesjid tidak akan menjadi penghalang untuk tetap melakukannya dirumah bersama keluarga. Shalat tarawih bisa dilakukan berjamaah dengan keluarga dirumah.

Ibadah-ibadah lain yang bisa dilakukan dirumah antara lain adalah dengan membaca Al-Qur’an dan mendengarkan tausiyah Ramadhan yang dapat menambah wawasan dan keimanan kita kepada Allah SWT.

Aku selalu berfikir bahwa apa yang tengah terjadi sekarang ini merupakan teguran dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Begitu banyak dosa yang telah diperbuat dimuka bumi bahkan merusak bumi.

Dengan adanya pandemi corona ini mengajarkanku bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT. Bahkan makhluk yang menyerang manusia sekarang ini tentunya adalah makhluk Allah SWT. Karena tidak ada satupun makhluk dilangit dan dibumi ini selain milik Allah SWT.

Kekuasaan, jabatan, harta, dan kekuatan tidak ada gunanya dihadapan Allah SWT. Begitu Dia berkehendak, maka akan terjadilah. Tidak ada satupun makhluk yang bisa lari dari takdir yang telah ditentukan Allah SWT.

Siapapun yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk terkena wabah ini, maka akan terjadi tanpa memandang siapapun dia. Karena kekuasaan Allah tak memandang siapa yang berkuasa dimuka bumi. Sesungguhnya seluruh umat manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan-Nya.

Tidak ada perbedaan yang dipandang oleh Allah SWT kecuali kadar keimanan seseorang. Keimanan yang dipupuk selagi hidup didunia dengan senantiasa melakukan apa yang telah diperintahkan dan segala larangan-Nya.

Salah satu cara untuk membenahi diri dan menyadarkan diri bahwa kita hanyalah makhluk lemah dihadapan Allah SWT adalah dengan melakukan ibadah dibulan suci Ramadhan ini. Bulan penuh berkah yang Insya Allah bisa mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT.

Catatan kaki:

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/24/124434465/wabah-penyakit-menular-terjadi-setiap-100-tahun?page=2

https://www.alodokter.com/pentingnya-menerapkan-social-distancing-demi-mencegah-covid-19

https://www.google.com/amp/s/topcareer.id/read/2020/04/24/31553/ini-hikmah-bulan-ramadan-di-tengah-pandemi-corona/amp/

https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/news/2020/03/18/105643/arti-lockdown-social-distancing-dan-istilah-corona-lainnya

https://www.google.com/amp/s/jogja.tribunnews.com/amp/2020/05/04/update-terkini-virus-corona-di-indonesia-senin-4-mei-2020-rincian-sebaran-kasus-di-34-provinsi

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA