by

Ritual Demo Kamisan di Sebrang Istana

Maka, Denny pun untuk pertama kali, membuat film animasi puisi esai tersebut. Panjangnya hampir satu jam. Cukup lama. Film animasi puisi yang merujuk sejarah tragedi Indonesia 1998 tersebut, memang masih relevan. Karena pengusutan peristiwa itu, meski usianya sudah 22 tahun, belum tuntas hingga kini.

Betul, 22 tahun adalah waktu yang cukup panjang. Untuk mencari siapa dalang di balik penembakan mahasiswa dan penculikan aktivis tersebut. Tapi faktanya?

Dari satu rejim ke rejim lain di era reformasi, pengusutan itu terus terhalang. Kompleksitas politik yang menyertai tragedi pembunuhan dan penculikan itu tampaknya sulit dibedah. Entah mengapa? Demo Kamisan di sebrang istana – seperti kisah di film animasi TKCTAKSI — adalah salah satu tuntutan keluarga korban terhadap pemerintah untuk segera menyelesaikan peristiwa di atas.

Film TKCTAKSI – merujuk peristiwa Mei 1998 – mengisahkan tokoh Lina yang suaminya – Kang Mas — hilang di Jakarta. Ia menunggu suaminya kembali. Terus…terus …. sampai kapan?

Lina bagai menunggu godot. Sampai suatu ketika ada seorang aktivis di Jakarta, Shinta, yang mengajaknya berdemo di hari Kamis di sebrang Istana Merdeka. Demo di hari Kamis itu terus berulang tiap pekan. Bagaikan ritual Kamisan. Dan, ternyata sampai Kamis ke-400, suami Lina belum juga datang.

Anehnya, Lina yakin Kang Mas masih hidup. Ia menyatakan kepada anaknya, Rambu, yang ditinggal “hilang” ayahnya sejak dalam kandungan – bahwa tiap malam bapak mencium keningnya ketika ia tertidur. Bapak masih ada di Jakarta. Belum pulang – kata Lina kepada Rambu kecil yang selalu menanyakan dimana ayahnya.

Sudah 400 Kamis Lina menunggu kedatangan suaminya. Ia pun mengeluh kepada Tuhan. Tuhan, berapa kamis yang KAU punya? Empat ratus Kamis sudah kulalui – keluh Lina. Tapi, aku tak kunjung menjumpainya.

Puisi dalam film animasi ini benar-benar mengadu-aduk perasaan. Kisah Lina dan keluarganya penuh tragedi yang menyayat hati. Jika Lina suaminya hilang, ayah Lina eksistensi pribadinya hilang. KTP-nya bertanda khusus. Karena ia dianggap antek PKI dan dibuang ke Pulau Buru.

Bawang Tunggal Madu (https://www.tokopedia.com/madubaduy)
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA