by

Ragu Badan (Body Doubt)

-Opini-3,622 views

Pandangan Imam Ghazali ini amat menarik. Mungkin sebagian orang ingin merevisinya dengan menyatakan bahwa kausalitas itu ada, tapi tidak rigid. Ada kejadian2 yang di dalamnya Allah mengintervensi sehingga hukum kausalitas batal terjadi.

Tapi apa pun juga, saya kira cara pandang Imam Ghazali – sebetulnya demikian pula pandangan umumnya kaum sufi – ini perlu dimiliki setiap orang beriman. Karena, jika kausalitas begitu rigid, lalu di mana peran Tuhan dalam kehidupan ini? Menganggur seperti pandangan kaum pandeis? Bukankah:”setiap saat Dia menyelenggarakan urusan” dan “(Dia) hidup, selalu awas, tidak mengantuk, dan tidak tidur? Karena, kalau Allah menganggur, bagaimana kita bisa selalu menghadirkan Dia dalam hati kita di setiap saat dan di setiap waktu?

Tanpa keyakinan akan peran Allah dalam setiap kejadian, kita akan lupa Allah, maka hilanglah keimanan di dalam diri kita, hilanglah keislaman – yakni kepasrahan – kepada Allah. Dan itu sama saja dengan hilangnya agama. Karena, bukankah agama itu keimanan dan kepasrahan?

Sayangnya, kita pada umumnya cenderung berpikir seperti kaum Mu’tazilah, bahkan lebih parah lagi. Meski banyak di antara kita mungkin belum mendengar apalagi mengetahui tentang pandangan kaum Mu’tazilah, kita terlalu percaya – dengan bantuan dokter atau yang lain – dapat mengetahui dan mengendalikan semua masalah kehidupan kita secara self-sufficient. Bahwa semua diatur oleh hukum kausalitas yang rigid, dan bahwa manusia mampu memahami, bahkan mengendalikannya.

Maka, dalam hal kesehatan tubuh, kita terlalu berlebihan percaya diri dan percaya kata dokter atau ahli dalam memelihara kesehatan kita. Akibatnya, justru kita menjadi terlalu tegang dan ketakutan sendiri akan bayangan kegagalan melakukan cara hidup sesuai dengan aturan dan pandangan ahli-ahli kesehatan itu. Kenapa? Karena kita yakin kalau kita melanggar, kita pasti akan jatuh sakit dan mungkin berumur pendek. Seolah pandangan ahli itu pasti benar, seolah semua operasi tubuh kita bisa diduga. Dan seolah tak ada Yang Maha Kuasa yang bisa mengintervensi itu.

Inilah gejala manusia modern. Obsessed dengan (aturan-aturan dan nasihat-nasehat) tentang kesehatan. Sehingga hidupnya malah tak nyaman dan penuh ketegangan.

Apakah dengan demikian kita tak boleh menjaga kesehatan. Tentu boleh, bahkan harus. Tapi, kalau pun kita berpandangan seperti kaum predeterninis (jabariyah), maka menjaga kesehatan adalah bagian dari akhlak kita kepada diri sendiri. Pun agama mengajarkan agar kita menjaga kesehatan. Apalagi jika kita ambil pandangan pertengahan. Bahwa sesungguhnya ada semacam kausalitas, tapi kausalitas tak serigid itu.

Bawang Tunggal Madu (https://www.tokopedia.com/madubaduy)
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA