“Tidak semua kalangan elit bisa terima punya presiden seperti saya. Saya itu kan bukan siapa-siapa. Bukan anak kolong (baca: anak tentara); bukan orang kaya; dan tidak datang dari keluarga terpandang. Penghinaan itu ‘kan hanya bisa dilakukan oleh orang yang merasa lebih tinggi kepada mereka yang dianggapnya rendahan. Saya, yaaaa.. mungkin saja rendahan. Tapi jadi presiden memang untuk bekerja kepada negara, bukan menjadi penguasa segala-galanya. Kunci menghadapi kebencian dan penghinaan adalah merendahkan hati serendah-rendahnya, lalu memfokuskan perhatian untuk semakin banyak bekerja. Penghinaan apabila kita hadapi dengan rasa sombong sedikit saja, bisa membuat kita sakit.”
Itulah kerendahan hati Presiden Jokowi — buah teladan dan didikan Bunda Sujiatmi. Bunda mendidik dengan hati dan keteladanan. Dan hasilnya merasuk ke dalam nurani dan tindakan.
Sujiatmi Notomiharjo, 77 tahun, Rabu 25 Maret 2020, telah menghadap Sang Pencipta di Solo. Kepergiannya di saat Indonesia dilanda wabah virus corona, membuat bangsa Indonesia rindu akan doa-doanya. Doa-doa Bunda yang selalu tertuju untuk keselamatan bangsa Indonesia tercinta!
Semoga Tuhan Yang Maha Cinta akan memberikan limpahaan CintaNya kepada Bunda Sujiatmi di surga. Aaamiin!
Penulis: Syaefudin Simon, Relawan Jokowi Tanpa Pamrih
—————————————————————–
Tulisan di atas dicuplik dari buku karya saya, Jokowi The Inspiring President. Banyak kisah keluarga Jokowi yang menarik di buku. Jika berminat, buku tersebut saya jual murah untuk menghabiskan sisa. Cukup Rp. 40.000 gratis ongkir untuk Jabodetabek. Rp 50.000 utk Pulau Jawa. Monggo… WA ke 081287677035 yang berminat.
Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org
Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini
Comment