by

In Memoriam Sujiatmi Notomiharjo: Wanita Sederhana yang Kuyup Doa

Sujiatmi, istri Notomiharjo, sejak awal mendidik anak-anaknya dengan kederhanaan. Meski keluarga besar Sujiatmi dan Notomiharjo cukup berada, sejak mereka menikah, pasangan ini berusaha hidup mandiri. Pantang bagi pasangan Sujiatmi-Notomiharjo, meminta bantuan keluarga besar untuk menghidupi anak-anaknya.

Pak Noto bekerja keras sebagai tukang serut kayu dan Bu Noto sebagai pedagang bambu berusaha menghidupi keempat anaknya. Saking sederhananya, pasangan ini sering berpindah-pindah “kontrakan” di Solo. Anehnya mereka selalu memilih “rumah” di pinggir kali. Ternyata alasannya sederhana: kontrakan di pinggir kali (Girli) lebih murah ketimbaang di tengah kota.

Karena tinggal di Girli, Mulyono kecil sering sakit-sakitan. Bunda Sujiatmi pun cemas. “Kenapa Mulyono sering sakit?” tukas batinnya.

“Apakah karena rumah kontrakannya di pinggir kali yang lembab sehingga membuatnya sakit-sakitan?” ucap Sujiatmi pada diri sendiri.

Jika itu penyebabnya, jelas sulit diatasi. Karena penghasilan Pak Noto, tak cukup untuk mengontrak rumah di daratan yang jauh dari sungai. Rumah kontrakan di Girli adalah solusi terbaik agar keluarga Pak Noto survive. Biaya kontraknya murah — meski sewaktu-waktu harus pindah tanpa pemberitahuan sang pemilik rumah kontrakan. Kenapa? Karena ada pengontrak lain yang mau bayar lebih mahal.

Mulyono kecil yang sakit-sakitan membuat Sujiatmi gundah. Apakah Mulyono kecil harus berobat ke dokter? Dari mana uangnya? Biaya rumah sakit yang mahal, saat itu, tak tersentuh keluarga Pak Noto yang miskin.

Tapi untunglah Pak Noto dan Bunda Sujiatmi adalah orang Jawa muslim yang sumeleh. Percaya kepada pertolongan Allah. Dan percaya pada mitos-mitos Kejawen. Salah satunya, jika seorang anak sakit-sakitan, supaya sembuh, namanya harus diganti. Sebab nama dalam itung-itungan Jawa mempunyai makna. Mungkin ruh anak Girli itu tidak pas dengan nama Mulyono. Keputusan mitologis pun diambil: nama Mulyono diganti dengan Joko Widodo.

Ajaib! Setelah Mulyono berganti nama menjadi Joko Widodo, anak Girli itu tidak sakit-sakitan lagi. Ia tumbuh menjadi anak lanang yang sehat dan lincah.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA