by

CoV dari Perspektif Regulasi Ruh

Kisah mitologis dan legenda kampret adalah salah satu contoh yang patut kita renungkan. Kampret adalah makhluk ril. Ia hidup dalam kegelapan. Matanya tajam hanya dalam dunia yang petang.

Legenda dan mitologi mengungkap, kampret sering bertransformasi menjadi vampir. Dan kini terbukti secara ilmiah, kampret menjadi reservoir virus corona.

Dari perspektif ini, kita melihat di sana ada indikasi keterkaitan antara legenda, mitologi, dan reinkarnasi. Dan kaitan itu nyata. Tapi sayang manusia banyak yang mengingkarinya. Ini karena pengetahuan manusia tentang ruh — kata Tuhan — sangat sedikit. Qulirruuhu min amri robbii, wa maa uutiitum min ‘ilmi Illa qoliilaa.

Dalam konteks inilah, doa berperan. Karena cara terbaik manusia berkomunikasi dengan Tuhan adalah melalui doa. Termasuk minta jalan untuk menghalau corona.

“Tuhan itu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia,” tulis EF Schumacher dalam buku fenomenalnya Life is Beautiful. Inilah kredo Schumacher yang amat terkenal: Manusia hidup tak hanya butuh roti. Tapi juga butuh sabda Ilahi. Ini artinya, setelah manusia berusaha menghalau corona dengan pendekatan roti (sains), manusia tetap butuh pendekatan ilahi (spiritual).

Dalam Quran ada frase kalimat menakjubkan: “Berdoalah kepadaKu, AKU akan mengabulkannya.” So, doa itu vital. Sevital sains. Jadi, tunggu apa lagi? Berusahalah dan berdoalah agar corona menjauh dari kita!

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA