Sementara, Ketua Tim Unit Khusus FAO di Bidang Kesehatan Hewan (FAO ECTAD) Indonesia, James McGrane mengatakan bahwa SIZE 2.0 menjawab kebutuhan akan sistem informasi pengawasan terintegrasi lintas sektoral. “SIZE 2.0 menekankan pada peran petugas lapangan dari tiga sektor yang berbeda. Platform ini juga memfasilitasi kolaborasi lintas sektoral dan koordinasi dari petugas lapangan hingga pengambil keputusan, untuk berbagi data guna menghasilkan informasi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit infeksi dari hewan ke manusia atau zoonosis,” ungkap McGrane.
James menerangkan bahwa SIZE 2.0 masih dalam tahap penyempurnaan dan sedang diujicobakan di empat kabupaten percontohan One Health di Indonesia, yaitu Minahasa di Sulawesi Utara, Ketapang di Kalimantan Barat, Boyolali di Jawa Tengah, dan Bengkalis di Riau.
Salah satu pengguna SIZE 2.0, yakni Afiani Rifdania, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali menyampaikan bahwa dengan adanya SIZE 2.0, maka berbagi data dan informasi sekarang menjadi lebih mudah. “Satu klik dan kita bisa melihat kasus-kasus yang terjadi di sektor lain,” ujar Rifdania.
Afiani menaruh harapan bahwa ke depan SIZE 2.0 yang masih dalam proses penyempurnaan ini dapat digunakan di seluruh Indonesia, sehingga Pemerintah selalu siap untuk mencegah dan mengendalikan penyakit infeksi baru/berulang yang sebagian besar menular dari hewan ke manusia. (PHB/Red)
Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org
Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini
Comment