KOPI, Lubuklinggau – TP PKK Kota Lubuklinggau bekerjasama dengan Dinas PP dan KB, Dinas Kesehatan dan Dinas Dikbud Kota Lubuklinggau menggelar kegiatan Advokasi dan KIE Kesehatan Reproduksi Remaja Pusat Informasi Konseling-Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M) Tingkat Kota Lubukkinggau, 2020 di SMK Negeri 1 Lubuklinggau, Senin (10/02/2020).
Dalam materinya, Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana memaparkan dewasa ini ada pergeseran pandangan mengenai pola hidup (life style) seperti kurangnya bekal orang tua tentang agama, komunikasi kurang menyenangkan dengan orang tua, kurangnya nilai diri dan kemampuan berfikir kritis, kurangnya keterampilan dan pengetahuan untuk jaga diri, tidak bijak dalam menggunakan teknologi, tidak mampu memilih teman dan kurangnya persiapan akil baligh.
Yetti menghimbau kepada peserta agar membekali dan menjaga diri dari pergaulan bebas dan pornografi karena dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan terutama perkembangan otak.
Sama halnya rokok sambung dia, jauhi rokok sebab dapat menimbulkan efek kecanduan dan merusak otak. “Penjual rokok saja tidak mengkonsumsi rokok. Tidak beda dengan narkoba, sangatlah berbahaya orang pengguna narkoba susah untuk kembali normal,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan mengenai tanda-tanda akil baligh, salah satunya ditandai dengan mimpi basah. Ciri lain timbulnya jerawat yang banyak. Secara biologis perempuan masa terbaiknya pada umur 21 tahun dan laki-laki berumur 24 tahun.
Yetti kembali mengingatkan mengenai bahaya narkoba, penyakit menular seksual yang berkembang sangat pesat, penyimpangan orientasi seksual (homo seksual/LGBT dll), dan seks bebas . Hal ini adalah ancaman bagi kita semua sekaligus sangat mengkhawatirkan bagi generasi penerus bangsa.
“Pacaran itu tidak perlu dan tidak berguna pada masa-masa remaja. Cara menjaga diri dari segala ancaman pelecehan, pemerkosaan bahkan pembunuan adalah dengan menghindari orang-orang yang bergelagat mencurigakan dan tempat-tempat yang sepi,” terangnya.
Tak hanya itu, Ketua TP PKK juga berpesan kepada dewan guru jangan bebani anak-anak dengan pelajaran yang sangat berat di sekolah. Haruslah menyiapkan anak-anak dengan informasi dari mata pelajaran seperti agama, biologis dan lain sebagainya.
Ia juga mengatakan remaja harus paham usia minimal pernikahan laki-laki dan perempuan. Orang yang siap berumah tangga harus tahu resiko dan cara mengatasi resiko apabila terjadi sesuatu dalam rumah tangga.
Selain Ketua TP PKK juga hadir Wakil Ketua I Hj Sri Haryati Sulaiman, Wakil Ketua II, Hj Rika Rahman dan Kepala SMKN 1 Lubuklinggau, Puyuh Purnomo. (Vhio)
Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org
Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini
Comment