by

Menteri Agama Hadiri Perayaan Imlek 2571 Kongzili

-Rohani-2,324 views

KOPI, Jakarta – Hari Raya Tahun Baru lmlek, merupakan satu hari suci keagamaan bagi umat  Khonghucu, disamping hari suci lainnya seperti Duan Yang (Puncak Musim Panas), Zhong Qiu (Pertengahan Musim Rontok), Dong Zhi (Puncak Musim Dingin), Qing Ming (Sadranan) dan Zhisheng Dan (Hari Lahir Nabi Kongzi, Confucius).

Sejarah agama Khonghucu (Ru Jiao) serta sejarah orang Tionghoa dan agama Khonghucu telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di Kawasan Asia Timur sejak beberapa abad lamanya, Tahun Baru lmlek juga dirayakan dan menjadi tradisi bagi masyarakat Tionghoa, dan luas dirayakan di Tiongkok,  Korea, Vietnam, Mongolia, Taiwan dan Jepang dengan nama berbeda-beda.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) kembali mengadakan Perayaan “Hari Raya Tahun Baru lmlek 2571 Kongzili” secara nasional, sejak Perayaan Imlek pada 17 Februari 2000, yang dihadiri Presiden Republik Indonesia KH. Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Prof. Dr. Amin Rais, Ketua DPR Ir. Akbar Tanjung, serta beberapa tokoh bangsa, termasuk Menteri Pertambangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Setelah Presiden Gus Dur menghadiri Perayaan Capgomeh yang diadakan MATAKIN Komda Jawa Timur. Selain menyapa umat Khonghucu di Jakarta dan Surabaya, Gus Dur juga memberikan hadiah Imlek sebagai Hari Libur Fakultatif, dan sebelumnya beliau mencabut lnpres 14/1967 dengan Keppres 6/2000. KTP Khonghucu yang sebelumnya dilarang dipulihkan 31 Maret 2000. Presiden Gus Dur hadir dalam Perayaan Imleknas I dan II MATAKIN.

Pada Perayaan Imleknas III, dalam amanatnya di hadapan ribuan Umat Khonghucu yang hadir, Presiden Megawati hadir pada Perayaan Imleknas III, IV dan V SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono hadir berturut-turut 15 kali dalam Perayaan Imleknas MATAKIN, terhitung sejak KONGZILI/2000 sampai tahun 2565/2014 : 5 kali sebagai menteri dan 10 kali dalam kapasitas sebagai Presiden RI.

Pada kehadirannya di Imleknas 2557/2006, SBY memulihkan seluruh hak-hak sipil umat Khonghucu secara tuntas pencatatan sipil bagi pasangan Khonghucu di sekolah, pendirian rumah ibadah, serta pelayanan di Kementerian Agama. Bahkan diakhir pemerintahannya beliau menyetujui dan membuka peluang pendirian Bimas Khonghucu di Kementerian Agama. Namun sampai sekarang belum terealisasi.

Sejak 2015, Perayaan Imleknas XVI sampai XX dihadiri Menteri Agama RI. Perayaan Imleknas MATAKIN XXI, diadakan di Jakarta Convention Center pada Minggu (02/02/2020). Perayaan ini dihadiri sekitar lima ribuan undangan dari seluruh Indonesia. Perayaan Imlex tahun ini bertema “Wibawa Kebajikan Menumbuhkan Takut-Hormat Gemilang Kebajikan Menumbuhkan Kecerahan”.

Tema tersebut di ambil dari Kitab Suci Shu Jing V, Bab XXVII : 7 ini menegaskan bahwa di samping kita semua wajib menanamkan, merawat dan menyebarkan Kebajikan, tetapi proses, cara atau metodologinya juga harus dilaksanakan dengan baik dan dijalankan dengan keteladanan. Bila dilakukan dengan kekuasaan atau semata karena mengandalkan kewibawaan tetap masih bisa menumbuhkan rasa takut atau keterpaksaan. Namun bila dilaksanakan dengan contoh teladan dari Sang Pemimpin atau melalui pendidikan karakter, niscaya tercerahkan semuanya. (Eve)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA