Dr. Geni Rina Sunaryo, Kepala Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (2014-2019), Peneliti Senior Batan
KOPI, Jakarta – Berita kebun radiasi yang menggegerkan sebentar lagi sirna. Paparan radiasinya sudah jauh berkurang setelah clean up pada hari keempat. Sebanyak 172 drum berkapasitas 100 liter sudah terpakai untuk memindahkan tanah dengan mengeruk. Ini prosedur standar keselamatan nuklir dari International Atomic Energy Agency. Memang standarnya sangat tinggi. Makanya Nuklir itu aman! Tidak perlu takut. Kurang dari 20 hari, lokus akan bersih!
Acungan jempol untuk rekan Batan dari Pusat Teknologi Limbah Radioaktif yang telah bekerja keras. Juga untuk ketenangan dan kecerdasan bersikap dari penghuni kompleks Batan Indah. Sangat kooperatif. Ketenangan bersikap ini sangat membantu kelancaran proses clean up.
Satu hal lain yang menjadi sangat penting dalam menuntaskan tantangan ini. Polisi harus bisa menyelesaikan dan menangkap oknumnya dengan cepat. Tuntaskan apa modusnya? Yang jelas, keteledoran Batan juga ada. Apa itu? Sistim keamanan dalam mendeteksi kontaminasi di setiap pintu keluar masuk pagar kuning belum memadai. Makanya perlu ditingkatkan. Mahal? Memang mahal, tetapi keselamatan manusia dan lingkungan sangat penting.
Untuk itu, pemerintah perlu diyakinkan dalam mendukung pendanaannya. Adakah pengaruhnya kebun radiasi ini pada program PLTN Indonesia? Tentunya iya. Tapi seberapa besar? Sangat bergantung pada bagaimana kita memandangnya.
Belajarlah dari Jepang
Jepang ialah negara satu-satunya di dunia yang kenyang akan kejadian nuklir! Satu-satunya negara yang dibom atom, tepatnya di Kota Hiroshima dan Nagasaki. Paparan radiasinya jauh berjuta-juta kali lipat dari kebun radiasi Batan Indah. Juga kejadian Fukushima. Kontaminasi yang menghambur ke lingkungan. Besarannya pun jauh sangat tinggi ketimbang kebun radiasi.
Comment