by

Filantrofi Kakak Teladanku

Rupanya tekad Denny JA agar mampu bersekolah ke negeri antah berantah itu, terekam kuat dalam benakku. Aku, entah mengapa, ikut bertekad studi ke luar negeri bila kelak bisa menjadi dosen. Impian kak Denny JA rupanya menular dan tersimpan rapi dalam benak bawah sadarku.

Dulu, saat almarhum papa kerap mengajak anggota keluarga kami ikut berbagai kegiatan di Goethe Institut (lokasi jalan Matraman Raya yang kini menjadi bagian dari hotel Sofyan) ungkapan bahasa asing (Jerman) sudah familiar di telingaku. Menyapa dan mengucapkan salam “Guten Abend atau Guten Morgen” menjadi hal lazim buat kami sekeluarga. Papa dan mama, bila berseloroh, sering menggunakan bahasa Belanda. Rumpun Bahasa Indo Eropa sub kelompok Bahasa Jermanik ini, mengkonstruksi kemampuan Bahasa asingku.

Bahasa Inggris baru aku pelajari saat menulis skripsi S1 di IKIP. Saat itu, aku menjadi manajer buku survey di Jakarta dan aku harus belajar bahasa Inggris di The British Institute (TBI) Cabang Rasuna Said Jakarta. Agar gajiku naik. Sambil menunggu hasil tes calon pegawai negeri sipil (dosen pada Universitas Udayana, Bali, di tahun 1989), aku menguatkan tekad untuk studi ke luar negeri (LN). Suatu saat nanti, aku harus studi ke LN. Inilah salah satu peran penting “mentoring” Kak Denny. Dia menginspirasi aku untuk menuntut ilmu sejauh mungkin. Dialah yang mempengaruhi aku dalam mengambil keputusan untuk meraih karirku, kini dan masa lalu.

C. Masa Produktif di Akhir tahun 80an

Secara sosiologis, organisasi mahasiswa tidak bisa secara permanen membentuk kepribadian seseorang yang baru remaja menuju dewasa muda. Organisasi mahasiswa memang membantu tegaknya sendi keterampilan lunak dalam memimpin, mengelola administrasi per surat-suratan, kemampuan berkompetisi, berkomunikasi dan mengelola waktu. Melalui pilihan organisasi mahasiswa yang tepat, secara signifikan akan meningkat pula kreativitas dan inovasi seseorang. Kak Denny JA bersama kak Budhy Munawar Rahman mampu membawa biduk KSP menjadi satu Yayasan untuk penerbitan buku-buku berseri Esensia. Urut-urutan buku yang diterbitkan oleh KSP adalah:

  1. Mahasiswa dalam Sorotan
  2. Agama dan Kekerasan Jilid I
  3. Agama dan Kekerasan Jilid II
  4. Indonesia dan Masalah-masalah Pembangunan

Saat buku-buku tersebut terbit atas bantuan dana dari Yayasan Asia Foundation (Kak Eka Budhy Munawar Rahman aktivis Yayasan ini), aku sempat dipilih menjadi sekretaris Yayasan KSP untuk Kemanusiaan. Saat itu, KSP pindah kantor ke Jati Waringin, jakarta Timur, setelah habis masa kontrak kantornya di Rawasari, Jakarta Pusat.

Bersamaan dengan itu, bibit-bibit menolak ‘status quo’ kepemimpinan di KSP, mulai lahir. Masing-masing anggota KSP menolak bekerjasama lebih lanjut. Akibatnya, Yayasan KSP dibekukan sementara. Lalu, pengurus dan anggotanya mulai mencari jalur hidup masing-masing. Di saat itu pula, Kak Denny bersiap untuk berangkat ke AS. Melanjutkan studi di sana.

Madu Baduy (https://www.tokopedia.com/madubaduy)
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA