by

Dikerjakan Asal Jadi, Dinas Pendidikan Kerinci Tolak Bantuan Mushola CSR BRI

KOPI, Kerinci, Jambi – BRI Cabang sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, merupakan kemitraan Dikjar Kabupaten Kerinci yang telah menjalin kerja sama cukup lama. Salah satu bentuk kerjasama itu adalah semua pegawai dan dana yang terkait urusan kepegawaian Dinas Pendidikan Kerinci, seperti guru SMP, SD serta sertifikasi, transaksi dan pembayarannya dilakukan melalui Bank BRI Cabang Sungai Penuh.

Dengan adanya kerja sama ini maka Bank BRI Cabang Sungai Penuh berkomitmen memberikan Bantuan CSR berupa pembangunan rumah ibadah yakni Mushola untuk Dikjar Kabupaten Kerinci. Mushola itu juga disertai perlengkapan Mushola berupa sajadah imam, karpet mushola, mukena, alqur’an dan digital timer yang seluruhnya bernilai ratusan juta rupiah.

Tujuan pemberian bantuan Rumah ibadah adalah merupakan bukti dari kerja sama yang saling menguntungkan antara BRI dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci, kemitraan yang baik selama ini. Pada Januari 2019 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci mendapatkan informasi dari pihak BRI bahwa Bantuan CSR yang diajukan sudah disetujui dan harus selesai diserahterimakan di bulan April 2019.

Bantuan tersebut diketahui juga oleh Bupati Kerinci. Bahkan, lokasi pembangunannya pun ditetapkan langsung oleh Bupati Kerinci Adirozal. Menurut rencana, saat serah terima bantuan tersebut akan diresmikan oleh Bupati Kerinci Adirozal.

Dengan berjalannya waktu, hingga berdirinya mushola tersebut, berbagai masalah muncul selama pengerjaannya. Akibatnya, pengerjaan mushola memakan waktu hingga akhir tahun 2019. Pihak kontraktor CV. Tiga Putri menyatakan pekerjaan sudah selesai 100%.

Ketika rencana serah-terima bantuan disampaikan ke Dikjar Kabupaten Kerinci, pihak Dikjar menyatakan tidak mau menerima hasil pekerjaan itu. Alasannya, pengerjaan mushola ini dilakukan dengan pola asal jadi alias melenceng jauh dari gambar bangunan yang disepakati saat pengajuan awal. Juga, faktanya saat hujan turun terdapat rembesan air dari atas mushola karena air tergenang, tidak ada pembuangan air.

Selain itu, bentuk bangunan yang tidak memuaskan, tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang tertuang dalam RAB. Peralatan dan sarana ibadah yang diberikan seperti sajadah, karpet, mukena dan Alquran, tidak sesuai dengan kualitas yang dijanjikan dari semula.

Seperti yang dijelaskan oleh Kepala Dikjar Pak Marison kepada media ini bahwa pihaknya tidak mau menerima bantuan tersebut. “Kami tidak mau terima karena asal jadi saja, tidak sesuai dengan gambar perencanaan yang ada, kami minta diperbaiki sesuai dengan gambar perencanaan yang ada,” terang Marison.

Senada dengan Kasubag Keuangan Dikjar Kabupaten Kerinci, Deni, mengatakan bahwa Dikjar tidak ingin menerima bantuan itu karena sebelum serah-terima dilakukan saja, sudah banyak kerusakan. “Kami tetap tidak mau terima dengan hasil yang sangat tidak pantas, belum diserah- terimakan saja sudah banyak yang rusak, seperti loteng, keramik dipasang tidak lurus, tempat wudhu asal-asalan. Dan kami sudah terangkan hal ini kepada Kepala BRI Sungai Penuh saat datang ke kantor, tolong diperbaiki sesuai dengan gambar perencanaan dan bentuk sesuai gambar, ini rumah ibadah jangan asal jadi saja,” jelas Deni. (Khumaini)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA