by

Di Balik Perebutan Dirut TVRI

-Opini-3,589 views

Oleh: John F. Sayuti, wartawan senior

KOPI, Jakarta – Apa sebenarnya latar belakang pergantian Dirut TVRI yang viral 3 minggu ini. Ini pertanyaan yang menggelitik, apa motif di balik semua ini?

Dewan Pengawas yang beranggotakan 5 orang telah menjatuhkan keputusan memberhentikan Helmy Yahya dari posisinya sebagai Direktur. Alasannya Helmy Yahya telah menyalah-gunakan anggaran, yaitu membeli program Liga Inggris yang tidak disetujui Dewas, akibatnya honor karyawan tidak terbayarkan dan baru bisa dibayarkan dalam waktu berbulan-bulan. Keresahan yang muncul karena protes karyawan ke Dewas ini membuat Dewas mengambil sikap keras. Konon ini merupakan peristiwa yang kedua. Sebelumnya hal yang sama sudah terjadi tahun lalu. Surat peringatan sudah dilayangkan, tapi tidak diindahkan. AKhirnya Dewas pun memberhentikan Helmy Yahya pada Januari 2020.

Pada 3 Februari Dewas membuka lowongan mencari Direktur Utama TVRI yang baru. Hanya diberikan waktu 9 hari untuk mendaftar. Selama 9 hari itu terjaringlah 30 calon Dirut TVRI. Dari 30 orang tersebut ada beberapa nama yang sudah cukup populer, antara lain Ir. Suryopratomo, mantan wartawan Kompas, mantan Direktur Pemberitaan Metro TV, sekarang masih di grup Metro TV; ada pula Iman Brotoseno sutradara; CharleS Bonar Sirait presenter, Gusti Randa artis Sinetron, Buyung Wijaya Kusuma mantan pejabat di Kompas TV, dan Dr. Audrey G. Tangkudung praktisi media televisi, pendiri TV Daerah, TV Kabel Daerah, dan kini adalah Ketua Umum Iluni Pascasarjana UI.

Apa sebenarnya tujuan para calon Dirut tersebut, hampir semua punya jawaban yang hampir sama, yakni membesarkan TVRI, atau ingin memajukan TVRI sehingga bisa bersaing dalam era digital.

Tentu sangat menarik menganalisis mengapa terjadi pergantian Dirut TVRI saat ini. Ada beberapa kicauan di media sosial yang menuduh bahwa Helmy Yahya dicopot karena Metro ingin masuk ke TVRI, ada pula yang mengatakan MNC Grup ingin masuk ke TVRI, dan lain-lain. Namun sejauh ini kicauan itu hanyalah kicauan yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Apakah betul itu? Belum jelas. Orang-orang menghubungkan antara Dewas dan Calon-calon Dirut yang melamar.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA