by

CoV dan Persaingan Dagang

Hal lain yang sangat menarik di balik isu CoV yang sedang nge-trend, adalah perilaku spesies keren si virus itu sendiri. Mengapa spesies amat sederhana itu hidup? Secara alami, CoV memang perlu hidup. Tapi hidupnya unik. Ia hanya hidup dan berkembang biak jika “menempel” pada “lahan hidup”-nya.

Lahan hidupnya, bisa hewan, bisa manusia. Jika tidak, ia seperti spesies mati. Ia seperti substrat yang hidupnya bersifat potensial. CoV seperti benda mati, berada dalam organ kelelawar dan binatang liar lain. Potensi hidup CoV itu muncul jika ia terungkit sesuatu. Lalu, ia menjadikan hewan atau manusia sebagai lahan hidupnya, atau inangnya. Yang menarik, sebagian hewan yang jadi inang CoV, sehat-sehat saja. Tapi manusia yang jadi inangnya, menderita sakit pernafasan. Dampaknya, bisa menimbulkan kematian.

CoV hidup karena terungkit sesuatu? Ya. Dan sesuatu itu muncul akibat ulah manusia yang tidak biasa. Seperti makan daging kelelawar. Padahal kelelawar adalah tempat persembunyian paling nyaman untuk CoV. Lalu, merusak hutan tempat tinggal binatang liar. Dan lain-lain aksi manusia yang tak ramah dengan alam dan lingkungannya.
Kecenderungan menghabisi spesies lain demi untuk kelangsungan hidup sang corona inilah yang diterapkan hingga saat ini untuk menjinakkan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), MERS (Midle East Respiratory Sundrome), dan lain-lain. Spesies homo sapiens yang terjangkit CoV, misalnya, diisolasi. Ini agar virus tersebut saling melemahkan atau membunuh sesamamya untuk bertahan hidup. Dan akhirnya virus tersebut akan mati karena saling memakan atau menghancurkan. Filosofi inilah yang dipakai untuk memendam epidemi SARS, MERS, dan sejenisnya. Juga CoV.

Kita runut perjalanan hidup virus dari waktu ke waktu. Tahun 2012, virus MERS menerjang Saudi Arabia. Lalu, tahun 2009, ada virus H1N1 yang menyebabkan flu babi. Sebelumnya, tahun 2003, heboh virus SARS yang muncul di Afrika. Jauh ke belakang, tahun 1918, mencuat virus penyebar flu Spanyol. Ratusan orang tewas akibat cengkeraman virus-virus tersebut.

Bawang Tunggal Madu (https://www.tokopedia.com/madubaduy)
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA