Suatu ketika ia bertanya kepada saya, “Fahd, sudah dengar kabar terakhir dari si X?”
Saya mengangguk perlahan. “Sudah,” jawab saya.
“Fahd, tolong bantu saya untuk cari cara bagaimana agar saya bisa membantunya.”
Saya terdiam beberapa saat. “Bukankah orang itu beberapa waktu lalu baru saja menghina Anda secara terbuka di depan publik? Mengatakan Anda begini dan begitu. Menyebut Anda dengan sebutan-sebutan yang buruk?”
Waktu itu, karena situasi politik yang terbelah. Kita semua tak terhindar dari perpecahan di antara teman karena perbedaan pilihan dan pendapat. Kadang, orang-orang tertentu bertindak berlebihan, menebar serapah dan caci-maki di media sosial seolah hidup ini hanya tentang soal pilihan politik saja. Melupakan nilai-nilai berharga lainnya.
Mendengar pertanyaan saya, ia hanya tersenyum. “Pertemanan itu di atas politik. Politik itu sementara, persahabatan kita mungkin selamanya,” ujarnya.
Saya mengangguk. Tak bisa tak setuju dengan pernyataannya. Jika orang bertanya-tanya bagaimana caranya mendapatkan bantuan, ternyata di dunia ini ada orang yang berfikir keras mencari cara bagaimana agar bisa membantu orang lain? Konsep diri positif semacam ini harus juga ada dalam diri saya. Tak boleh ditawar lagi.
Singkat cerita, si X yang tadi saya ceritakan mendapatkan bantuan dari orang ini. Bantuan itu ternyata tidak sederhana, seluruh biaya pengobatan, rumah sakit, bahkan biaya hidup keluarga serta uang kuliah anak-anaknya yang tak terbayar karena si X sakit di-cover oleh orang ini. Orang yang secara membabi-buta dihina di hapadan publik oleh si X tadi.
Tentu cerita ini bukan satu-satunya. Suatu ketika saya pernah menjadi perantara ketika ia membantu seorang teman membeli rumah pertamanya agar rumah itu bisa dicicil setiap bulan tanpa uang muka dan tanpa bunga. Padahal si teman ini mungkin baru beberapa waktu ia kenal, tidak ada hubungan saudara dengannya, dan tidak memberikan jaminan apa-apa. Apa yang sebenarnya ada di pikiran orang ini sehingga bisa membantu sebesar itu, dengan cara seringan itu?
Jika ada teman yang sakit, ia datang dan menawarkan bantuan. Jika ada teman yang kesulitan, ia kumpulkan teman-teman lain untuk sama-sama berdiskusi dan mencari solusi bagaimana agar teman tadi bisa dibantu. Jika ada orang yang merintis usaha, ia dukung dengan membeli barang-barang yang didagangkan atau jasa yang ditawarkan.
Comment