by

Film Anak Garuda: Kisah Anak Milennial yang Sukses

Film ANAK GARUDA terinspirasi kisah nyata tujuh alumni Sekolah SPI di tahun-tahun awal berdiri. Ceritanya berangkat saat Julianto Eka Putra sang inisiator (biasa dipanggil Koh Jul) mengajak 7 anak dengan latar belakang (suku, agama dan ras) berbeda – Sheren, Olfa, Wayan, Dila, Sayidah, Yohana, dan Robet menjadi satu tim yang membantunya mengelola operasional sekolah dan unit-unit bisnis. Namun menyatukan mereka bukan persoalan sederhana.

Pertengkaran dan keributan silih berganti, mulai dari salah paham hingga rasa iri dan cemburu. Tambah lagi, bibit-bibit cinta terpendam di antara mereka, menambah munculnya potensi perpecahan. Satu-satunya yang bisa merekatkan adalah figur Koh Jul. Namun hingga kapan ketergantungan ini terjadi? Akhirnya Koh Jul melepas ketujuh anak tersebut berangkat ke Eropa tanpa didampingi.

Di Eropa, semua yang ditakutkan, menjadi kenyataan. Pertengkaran dan keributan meledak, perpecahan di depan mata. Di Eropa, ketujuh anak muda ini, harus bersama-sama membangun kembali fondasi kebersamaan yang sebelumnya dibangun Koh Jul, sambil menjalankan tugas belajar mereka di Eropa.

Seperti apa cara mereka mengelola konflik dan mencipta harmoni kembali? Semua bisa dipelajari dengan menyenangkan di film ANAK GARUDA, mulai 16 Januari 2020 di berbagai bioskop di seluruh Indonesia.

Turut berbicara saat Press Screening dan Gala Premiere film ANAK GARUDA, Yohana Jusuf, Producer dan alumni SPI serta salah satu karakter yang diperankan di film mengaku bahwa meskipun mengangkat kisah nyatanya sendiri, tetapi membuat film ANAK GARUDA ini memberi tantangan tersendiri baginya.

“Begitu banyak nilai dan sari kehidupan yang kami dapatkan di SPI yang rasanya semua bernilai untuk diceritakan kembali ke masyarakat, tetapi kami tidak boleh lupa bahwa medium film juga bertujuan memberi hiburan yang inspiratif untuk masyarakat, apalagi dengan target penonton para milenial yang tentunya tidak ingin diceramahi lewat film. Maka tantangan film ini adalah bagaimana menyajikan pengalaman hidup kami ini lewat perspektif yang fresh, mudah diikuti, sambil tetap menyenangkan dan menghibur bagi penonton,” ungkap Yohana.

Madu Baduy
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA