Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, sejarah perjuangan bangsa Indonesia pun telah memberi pesan berharga, bahwa cita-cita kemerdekaan tidak akan pernah tercapai bila kita masih begitu mudah terpecah belah. Sikap egois, individualis serta eksklusif, tidak akan pernah menjadi solusi efektif dalam menjawab setiap persoalan bangsa dan tantangan zaman.
“Selaras dengan tema dan sub tema Perayaan Natal pada hari ini, yakni ‘Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang’, serta ‘Bekerja bersama dalam kerukunan dan persaudaraan untuk mencapai Indonesia Maju’, kita sadari bersama bahwa betapa pahit manis kehidupan yang telah menempa kita sebagai sebuah bangsa, telah memberikan kita sebuah cermin untuk berkontemplasi. Persahabatan, kerukunan dan persaudaraan adalah kata kunci yang tidak bisa ditawar-tawar untuk hidup bersama dalam keberagaman,” tandas Bamsoet.
Untuk mewujudkan kebersamaan, lanjut Wakil Ketua Umum SOKSI ini, diperlukan membangun paradigma yang sama bahwa pluralitas sebagai bangsa adalah realita yang mesti disikapi secara cerdas dan bijaksana. Heterogenitas bangsa adalah kekayaan yang menyatukan, bukan perbedaan yang memisahkan.
“Dalam konteks ke-Indonesiaan, kita pun menyadari sepenuhnya bahwa Indonesia bukan negara agama. Bukan pula negara sekuler. Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa telah memberikan kita tempat untuk berpijak, juga memberikan ruang kemitraan dan kesetaraan bagi kita untuk sama-sama menghadirkan kedamaian di bumi Indonesia. Pancasila memberikan inspirasi dan landasan moral bagi kita untuk membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang ber-ketuhanan, ber-perikemanusiaan, memegang teguh persatuan, mengutamakan musyawarah, dan adil dalam mewujudkan kesejahteraan,” jelas Bamsoet.
Comment