by

Vaksinasi Berfungsi Mengurangi Resiko Hepatitis A

KOPI, Jakarta – Saat ini, pengetahuan masyarakat tentang Hepatitis A, upaya pencegahaan, dan dampak yang diakibatkannya masih perlu ditingkatkan. Apalagi dengan meningkatnya kasus penyakit ini di Indonesia. Pemerintah Kota Depok memberikan status penyebaran kasus virus Hepatitis A menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dari hasil identifikasi 262 kasus di Depok, juga di Pacitan, Jawa Timur, telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 25 Juni 2019, dengan total kasus lebih dari 950 orang. Surat Edaran Dirjen P2P kepada Kadinkes Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang ditanda-tangani pada 9 Desember 2019, menyatakan telah terjadi peningkatan kasus Hepatitis A sejak April 2019 hingga saat ini.

Kejadian peningkatan kasus ini dilaporkan di 8 propinsi yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota, dengan jumlah kasus sebanyak 2.447. Kasus ini ditemukan di Sulawesi Utara 50 kasus, Jawa Timur 1.641 kasus, Sumatera Utara 25 kasus, Banten 63 kasus, Jawa Barat 468 kasus, Kalimantan Selatan 62 kasus, DKI Jakarta 30 kasus, dan Sumatera Selatan 108 kasus. Sejak 3 tahun terakhir, dilaporkan kejadian Hepatitis A di Indonesia terus meningkat. Pada 2016 tercatat 126 kasus dan 2017 218 kasus, dan 568 pada 2018.

Sebagai upaya advokasi publik, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bekerjasama Dinas Kesehatan Kota Depok, PP IDAI, PB PAPDI Pusat dan ILUNI UI menyelenggarakan kegiatan National Media Briefing on Hepatitis A sebagai upaya advokasi publik untuk menurunkan prevalensi infeksi Hepatitis A di Indonesia, beberapa waktu lalu.

“Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Pengobatan yang baik artinya melaksanakan pencegahan yang baik juga sedini mungkin – sama hal nya untuk Hepatitis A, dimana kegiatan pencegahan lebih efisien dan tanpa risiko yang membahayakan. Selain mencegah masuknya virus Hepatitis A ke tubuh dengan memutus jalur penularan “fekal oral” dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit infeksi yang bisa kapan saja menyerang tubuh, vaksinasi penting dilakukan untuk memberikan perlindungan diri dan mencegah penyebaran. Vaksinasi Hepatitis A akan memberikan kekebalan spesifik terhadap virus Hepatitis A. Vaksin Hepatitis A, 2 dosis dengan jarak 6-12 bulan dapat memberikan perlindungan jangka panjang,” jelas Dr. dr. Sukamto, Sp.PD, K-AI, Direktur Pelayanan Sekunder dan Unggulan, Rumah Sakit Universitas Indonesia, yang dalam hal ini juga mewakili PB PAPDI dan Humas dan Kelembagaan ILUNI UI.

Sementara, Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A-K, MSc, Spesialis Dokter Anak, Rumah Sakit Universitas Indonesia mengatakan bahwa anak-anak sangat rentan terhadap penyakit infeksi seperti Hepatitis A. “Dengan vaksinasi, akan memicu kekebalan spesifik di dalam tubuh, sehingga mampu melawan penyakit-penyakit yang berbahaya, mencegah sakit berat, kecacatan dan kematian serta mencegah penularan ke sekitarnya,” ujar Nina.

Di tempat yang sama, Dr. dr. Astrid Sulistomo, MPH, Sp.Ok, Direktur Pelayanan Primer, Rumah Sakit Universitas Indonesia menjelaskan bahwa vaksinasi selain bermanfaat untuk anak-anak, juga untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang di sekitarnya. “Vaksin Hepatitis A sudah dapat diberikan pada anak usia 2 tahun,” kata dr. Astrid. (Eve)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA