KOPI, Sungai Penuh – Miko Hadri, wartawan Jambi One, nyaris saja dipukul oleh salah seorang Kabid Bina Marga PUPR Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, saat menjalankan tugasnya sebagai wartawan, Saat itu, Miko menemui oknum Kadis tersebut untuk konfirmasi masalah pekerjaan proyek PUPR Kota Sungai Penuh Bidang Bina Marga, pada hari Jum’at, 20/12/2019 di Kantin PUPR Kota Sungai Penuh.
Kronologis kejadiannya bermula saat Miko ke kantor PUPR Kota Sungai Penuh, tujuan mempertanyakan soal proyek drainase di depan rumahnya yang sudah digali, tapi tidak diselesaikan. Sementara jembatan depan rumah Miko yang digunakan sehari0hari sebagai jalan masuk ke rumahnya sudah dirubuhkan.
Saat dikonfirmasikan ke Kontraktor terkait masalah tersebut, Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan itu beralasan volume pekerjaan sudah cukup. Kontraktor selanjutnya meminta Miko untuk menanyakan langsung ke PU.
Berdasarkan jawaban tersebut, Miko pergi ke PUPR Kota Sungai Penuh. Sesampai di Kantor PUPR Kota Sungai Penuh, Miko duduk di kantin dan bertemu Birul, Kasi di Bina Marga yang bertanggung jawab atas PPTK. Di sana juga ada Alex, oknum Kabid Bina Marga.
Miko mempertanyakan ke Birul kenapa proyek tersebut tidak diselesaikan? Birul beralasan bahwa baru tahu setelah opname dan tunggu koordinasi untuk tambah volume pekerjaan. Miko juga menanyakan hal yang sama kepada Alex yang berada di lokasi pada saat itu. Namun jawabannya, silahkan tanya Martin, Kepala Dinas PUPR Kota Sungai Penuh.
Alex selanjutnya mempertanyakan ke Miko terkait penghitungan volume pekerjaan. “Untuk penghitungan volume, bukan urusan kamu. Apakah kamu tahu cara menghitung volume?” kata Alex kepada Miko dengan nada tanya dan raut muka sinis.
Karena tidak mendapatkan jawaban pasti, Miko mengatakan biar dibangun dengan dana pribadi saya saja untuk jembatan masuk ke rumah. Seketika Alex naik emosi, ia menghempas gelas juice hingga tumpah. Pegawai Bina Marga yang melihat Alex emosi, juga langsung ikut emosi. Mereka mengejar Miko hingga ke halaman Kantor PUPR dengan jumlah berkisar 15 orang.
Dengan kejadian ini Miko Hadri merasa tidak terima dengan perbutan tidak menyenangkan yang menimpa dirinya. Miko berkoordinasi dengan teman-teman wartawan dan LSM. Sontak kawan-kawan wartawan dan LSM marah dan merasa dilecehkan. Solidaritas sebagai sesama satu profesi menyulut semangat perlawanan.
Miko dan kawan-kawan sepakat bahwa masalah ini tidak boleh berhenti sampai di sini, harus ditindaklanjuti ke ranah hukum. “Ini merupakan yang kedua kalinya terjadi perbuatan yang sama. Sebelumnya, Kabid tersebut juga melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap rekan LSM,” demikian kesimpulan dari Solidaritas untuk Miko.
Mendengar kabar dugaan pengerokoyakan terhadap Miko ini, Ketum LSM Geransi, Arya Candra, ikut berekasi. Menurutnya kasus ini segera dilaporkan ke pihak berwajib sebagai efek jera atas perbuatan yang tidak terpuji terhadap rekan wartawan. Oknum kabid tersebut telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan menghambat atau menghalang-halangi kerja wartawan dan pencari informasi.
“Kita mendesak agar masalah ini segera dilaporkan jangan ditunda unda lagi,” terang Arya Candra. (Khumaini)
Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org
Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini
Comment